Arnesh duduk di antara kedua orang tuanya. Di hadapan mereka ada pemilik perusahaan Brawijaya Group dengan seorang gadis cantik di antara pasangan suami istri itu.
Nama gadis itu Nirina Wijaya. Dia adalah pewaris tunggal Brawijaya Group. Lulusan sekolah bisnis luar negeri dengan predikat cumlaude. Sangat dimanja oleh kedua orang tuanya, karena memang dia anak semata wayang.
Setelah beramah-tamah dan perkenalan antara Arnesh dan Nirina, acara dilanjutkan makan malam bersama. Sesekali pak Perwira terlihat mengobrol dengan dan bercanda dengan pak Wijaya. Begitu pula Anita yang sesekali mengajukan pertanyaan kepada Nirina dan Tea, istri pak Wijaya.
Arnesh? Dia diam menikmati makanannya. Hanya sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya. Itupun dengan jawaban singkat dan seperlunya saja.
Nirina sering kali mencuri pandang ke arah Arnesh, tapi pria itu tak juga menghiraukannya. Arnesh sama sekali tidak tertarik memulai obrolan apapun dengan Nirina. Termasuk membahas bisnis yang akan dijalin keluarga mereka.
'Cool banget sih nih cowok! Bikin gue tertantang buat nakhlukin hatinya!' monolog Nirina.
Makan malam berakhir setelah kedua keluarga itu telah mencapai kesepakatan bisnis hingga keputusan untuk merencanakan pertunangan Nirina dan Arnesh yang tidak bisa keduanya tolak.
***
Arnesh fokus menyetir dalam diam. Tidak berbicara sepatah katapun semenjak keluar dari restoran tadi. Lidahnya kelu, hatinya porak poranda. Hidupnya serasa mati. Selalu, Arnesh tidak diberi kesempatan untuk menjalani pilihan hidupnya sendiri. Bahkan untuk menentukan pasangan hidup yang benar-benar Arnesh cinta pun tidak bisa.
"Nirina cantik ya, Nesh?" Suara Anita memecah keheningan.
"Iya, mi!" sahut Arnesh singkat.
"Kamu pasti bakal bahagia banget bisa bersanding sama dia besok!" ujar Perwira.
"Papi sama mami yakin banget Arnesh bakal bahagia sama Nirina?"
"Jelas dong!" yakin Anita "Nirina itu cantik, pinter, pewaris tunggal Brawijaya Group. Kurang apa coba?"
"Jadi mami pikir bahagia itu cuma soal materi?"
"Nesh, kita hidup tuh butuh makan. Makanan kita dapet dari kita beli dengan uang. Harus realistis dong! Nggak mungkin kan istri kamu bakal kenyang kalo cuma kamu kasih cinta?!" ujar Anita.
"Jujur, Arnesh nggak suka dijodoh-jodohin begini! Arnesh tuh ngerasa kaya robot tau nggak mi, pi?!" Arnesh menghela nafas gusar.
"Setiap langkah Arnesh, selalu papi sama mami yang nentuin. Semua dibuat mudah, diatur sedemikian rupa biar Arnesh selalu dapet apa yang papi mami mau. Bahkan kehidupan rumah tangga yang seharusnya menjadi hak Arnesh buat memilih, itu juga mami sama papi atur!"
"Arnesh tuh sebenernya anak mami sama papi, atau cuma boneka kalian aja sih?"
"Arnesh! Sejak kapan kamu jadi pembangkang seperti ini?!" hardik Perwira.
"Arnesh cuma tanya sama mami papi. Arnesh nggak membangkang. Toh, nggak ada pilihan lain selain nurutin kemauan mami sama papi kan?"
Anita mengulurkan tangannya ke depan. Menyentuh punggung sang putra. Diusapnya lembut bahu itu.
"Nesh, mami sama papi cuma mau yang terbaik buat kamu. Kita nggak ada niat buruk, kita mau masa depan kamu cerah!" jelas Anita.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boss [ COMPLETED ]
RomanceBagaimana jika seorang pimpinan perusahaan travel ternama jatuh hati kepada seorang sekretaris magang yang usianya jauh di bawahnya? Kendala restu keluarga, status sosial, hingga perbedaan usia akankah membuat mereka menyerah untuk memperjuangkan k...