Bagian 43

4.2K 283 0
                                    

"Kamu lagi di Jakarta? Wah, asik dong!"

Arnesh mengurungkan niatnya masuk ke dalam pantry ketika mendengar suara Adrian sedang bertelepon dengan seseorang. Arnesh lebih menajamkan pendengarannya. Ada yang mengganjal menurut Arnesh, dari percakapan Adrian dengan si penelepon itu.

"Aku juga kangen banget sama kamu. Gimana kalo ketemu sekarang aja? Aku pas jam makan siang nih!"

....

"Boleh! Kamu share lokasinya ya. Aku ke sana sekarang!"

Adrian mengakhiri panggilannya kemudian beranjak keluar pantry. Menyadari Adrian melangkah ke arahnya, Arnesh segera menyembunyikan diri di sisi tembok yang tak terlihat oleh orang yang keluar masuk pantry. Arnesh sedikit mengintip dari balik tembok, mengamati pergerakan Adrian yang kini berjalan menjauh dari pantry.

"Ada yang nggak beres, nih! Gue harus ikutin Adrian!" gumam Arnesh

Arnesh pun segera beranjak mengikuti kemana Adrian pergi. Adrian melangkah menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil. Tak berapa lama mesin mobil Adrian hidup dan segera melaju meninggalkan parkiran kantor Samudera travel. Buru-buru Arnesh masuk ke mobil, menyalakan mesinnya, dan ikut melaju sebelum kehilangan jejak mobil Adrian.

Arnesh benar-benar penasaran dengan siapa Adrian akan bertemu. Pasalnya, cara Adrian berbicara dengan si penelepon tadi menurut Arnesh sangat tidak wajar.

"Moga-moga dugaan gue salah. Kasian Gendhis kalo beneran Adrian ketemu sama cewek lain."

Mobil Adrian berhenti di sebuah restoran mewah. Arnesh pun segera memarkir mobilnya dengan jarak yang cukup jauh dari mobil Adrian. Arnesh turun dari mobil dan segera beranjak masuk ke dalam restoran karena Adrian sudah lebih dulu masuk.

Arnesh menghentikan langkahnya tak jauh dari pintu masuk restoran. Dia mengerlingkan pandangannya mencari soksok Adrian. Seketika mata Arnesh membulat ketika mendapati Adrian sedang memeluk mesra seorang wanita muda yang mungkin usianya tak jauh berbeda dengan Adrian. Hati Arnesh langsung bergemuruh penuh emosi. Rahangnya mengeras, kedua tangannya mengepal, matanya berkilat penuh amarah. Tanpa pikir panjang, Arnesh langsung berjalan cepat menghampiri Adrian.

Baru saja Adrian mengurai pelukannya pada wanita di hadapannya, seseorang menarik bahunya kasar dan satu bogem mentah berhasil mendarat telak di pelipis Adrian hingga pria itu tersungkur.

"Adrian!" wanita muda itu menolong Adrian untuk berdiri.

Dengan satu tangan memegangi pelipisnya yang terasa nyeri akibat pukulan Arnesh, dibantu oleh wanita yang tadi di peluk olehnya, Adrian akhirnya berhasil berdiri tegak. Dia segera mencari tahu siapa yang sudah lancang memukul wajahnya. Tapi seketika Adrian mematung ketika mendapati Arnesh berdiri tak jauh darinya dengan tatapan tajam mengarah kepadanya.

"P-pak Arnesh!"

"Kamu kenal?" tanya wanita di samping Adrian.

Adrian mengangguk "Boss aku!"

"Lo bener-bener brengsek, Yan!" maki Arnesh penub emosi "Lo pacarin Gendhis, tapi ternyata lo udah punya cewek. Maksud lo apa, hah?!"

"Pak, s-saya bisa jelasin...."

"Gue udah bilang kan ke lo, jangan pernah sakitin Gendhis! Tapi ini apa, hah?!"

"Ini nggak...."

"Nggak apa? Mau nyangkal apa lagi? Udah ketahuan kaya gini masih mau ngeles?" retoris Arnesh

"Lo nggak kasihan sama Gendhis yang udah percaya banget sama lo? Bisa-bisanya lo maenin perasaan Gendhis!" tambah Arnesh.

"Pak, dengerin saya dulu! Saya..."

My Perfect Boss [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang