Setuju nggak sih ini cerita dibikin sekuelnya?
Betewe ini bener-bener extra part terakhir...
Jangan skip yaa....
Soalnya abis ini nggak ada part tambahan lagi..
Semoga author diberi kesehatan dan panjang umur biar bisa bikin sekuel yang sama absurdnya...Selamat membaca...
Boleh vote dan komen yang buanyak..
-----------------------------------------------------------------
Gendhis Aluna duduk berhadapan dengan sang sepupu, Adrian Sanjaya, di sofa ruang kerja Gendhis, di kantor Ganesha property. Dari tatapan datar gadis itu, Adrian tahu sepupunya menunggu penjelasan atas apa yang telah dilakukannya terhadap Arnesh Perwira, pemilik Samudera travel sekaligus pewaris utama Perwira Company.
"Ndhis, gue...." Adrian menjeda kalimatnya "Gue..."
"Gue nggak mau lo bohongin gue kaya lo bohongin pak Arnesh, Yan!" tukas Gendhis "Bilang sejujurnya sama gue kalo lo masih anggep gue sodara lo!"
"Gue lakuin itu semua buat lo, Ndhis!" ujar Adrian "Gue cuma nggak mau lo disakitin lagi!"
"Nggak ada yang mau nyakitin gue, Yan!" sanggah Gendhis "Lo kan tau sendiri gimana cintanya pak Arnesh sama gue, dia nggak mungkin nyakitin gue!"
"Tapi dia nggak ngelindungin lo waktu lo mau dijodohin sama Arthur!"
"Itu karena gue sendiri yang nyetujuin perjodohan itu, Adrian! Kalo waktu itu gue bilang nggak mau dijodohin sama Arthur, gue yakin dia bakal bantuin gue buat lepas dari perjodohan itu!" yakin Gendhis.
"Tapi Ndhis...."
"Cukup, Adrian! Gue mohon jangan lo pojokin pak Arnesh lagi!" pinta Gendhis "Dia udah tersiksa selama ini gara-gara lo!"
"Lo nggak liat gimana wajah dia yang makin kurus dan nggak secerah biasanya? Nggak liat tatapan matanya nggak setegas biasanya?" retoris Gendhis "Lo masih tega mau ngebohongin dia lagi, hah?!"
Adrian terdiam, lidahnya sangat kelu. Gendhis benar, dirinya sudah terlalu menyiksa Arnesh selama ini. Tapi bukan itu tujuan utama Adrian melakukan semua kebohongan itu. Benar-benar bukan untuk menyakiti Arnesh.
Gendhis mengambil nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan, mencoba mengatur hatinya yang tak menentu rasanya. Bukannya tenang, kini malah mata Gendhis tiba-tiba memanas, emosinya benar-benar tak bisa dia sembunyikan. Air mata Gendhis akhirnya perlahan turun membentuk aliran di pipi gadis itu. Mengingat betapa buruknya keadaan Arnesh saat ini, membuat hatinya hancur. Terlebih Adrian, sepupu kesayangannya, ialah dalang dari semuanya.
"Lo keterlaluan, Yan! Lo bener-bener bikin pak Arnesh berantakan!" lirih Gendhis.
"Ndhis, maafin gue!" mohon Adrian "Gue..."
Gendhis menatap Adrian dengan mata sendu. Air terus mengalir seakan tak mau berhenti barang sejenak. Dirinya masih tak menyangka, Adrian bisa berbuat setega itu pada Arnesh dan Gendhis.
"Bikin makam palsu atas nama gue, ngomong ke kak Marcel kalo gue mau nikah, lo bahkan nutup semua informasi tentang gue biar pak Arnesh nggak bisa nemuin gue. Lo tega banget sih, Yan?!"
"Ndhis..."
"Gue yakin, lo minta gue fokus ke Ganesha property selama ini, itu juga bagian dari rencana lo ngejauhin gue dari pak Arnesh kan?"
"Maaf, Ndhis! Maafin gue..."
Gendhis tersenyum smirk "Tadinya gue kira pak Arnesh yang udah nggak mau nemuin gue sama sekali. Gue kira dia nggak bakal nungguin gue dan milih nerusin perjodohannya sama Nirina atau malah nikah sama cewek lain. Lo tau? Hati gue selama ini sakit kalo ngebayangin itu semua sampe terjadi!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Boss [ COMPLETED ]
RomanceBagaimana jika seorang pimpinan perusahaan travel ternama jatuh hati kepada seorang sekretaris magang yang usianya jauh di bawahnya? Kendala restu keluarga, status sosial, hingga perbedaan usia akankah membuat mereka menyerah untuk memperjuangkan k...