Bagian 23

5.6K 377 7
                                    

"K-kak Tora!"

"Gendhis!"

Arnesh mengerutkan keningnya sembari menatap Gendhis dan Tora bergantian. Tora adalah teman Arnesh saat berkuliah di Amerika dulu. Lantas, bagaimana dia bisa mengenal Gendhis?

"Kalian udah saling kenal?" tanya Arnesh.

"Gendhis ini...."

"Dulu kita nggak sengaja kenal aja kok, pak!" potong Gendhis cepat.

Gendhis dapat melihat tatapan Tora kepadanya seakan mengatakan ketidak setujuan pria itu dengan kalimat Gendhis.

"Nggak sengaja?" Arnesh tidak mengerti.

"Ya, pokonya gitu deh!" Gendhis serba salah jadinya.

Tora menghela nafas. Dia tidak ada pilihan lain selain menyetujui ucapan Gendhis mengenai hubungan mereka. Meski semua yang Gendhis katakan bukanlah sebuah kenyataan.

"Eh, bro! Kapan lo mau ngaku sama anak-anak sih? Capek gue sandiwara mulu, belagak jadi pimpinan travel begini!" keluh Tora mengalihkan pembicaraan "Gue nggak ngerti sama sekali tentang usaha beginian!"

Mata Gendhis membulat "Jadi, bapak...."

Arnesh melirik Gendhis "Kan udah saya bilang tadi. Ini travel punya saya!"

"Ya abisnya tadi mereka bilang..."

"Mereka taunya saya driver, sama kaya mereka. Dan mereka taunya yang punya travel ini Tora." terang Arnesh.

Gendhis mengerutkan keningnya "Kenapa mesti begitu?"

"Sengaja aja. Saya juga pengen ngerasain jadi driver. Pengen tau gimana rasanya terjun langsung ke lapangan!"

"Dih, sok-sokan! Kemana-mana aja masih di supirin pak Slamet!" cibir Gendhis "Yang ada penumpangnya malah nggak aman disupirin bapak!"

"Sirik aja sih?!" kesal Arnesh.

Gendhis hanya memutar bola matanya jengah. Atensi Arnesh beralih pada Tora yang sedari tadi mencengo melihat percek-cokan dua manusia di hadapannya.

"Lo sabar-sabarin dulu ya, bro! Kan lo tau keadaan gue lagi gimana sekarang!" ujar Arnesh.

Tora menghela nafas "Jangan kelamaan! Bisnis gue yang di sono keteteran!"

"Iya-iya!" jengah Arnesh.

Tora melirik Gendhis sekilas kemudian kembali menatap Arnesh.

"Kok lo bisa kenal Gendhis?" tanya Tora penasaran.

"Dia in..."

"Kepo!" sahut Gendhis ketus.

"Ndhis!" hardik Arnesh.

"Bener kan dia kepo?!"

"Tora cuma tanya doang!"

"Apa namanya kalo nggak kepo?!"

"Gendhis, stop!"

Gendhis hanya mendengus kesal.

Atensi Arnesh kembali pada Tora "Dia calon bini gue!"

"What?!" pekik Tora dan Gendhis bersamaan.

Gendhis mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Arnesh.

"Maksud bapak apaan?!" bisik Gendhis geram.

"Udah, kamu iyain aja!"

"Tapi, nggak bis..."

"Jangan banyak protes!"

Gendhis memberengut kesal, meskipun dalam hatinya juga mengamini. Eh!

"O-oh! Jadi, lo batalin pertunangan itu karena lo udah punya pilihan lain?" terka Tora.

My Perfect Boss [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang