Bagian 44

4.2K 290 3
                                    

Perwira memasuki gedung kantor Samudera travel. Tujuan utamanya meja resepsionis. Seorang wanita muda tersenyum ramah kepada Perwira.

"Selamat siang, pak. Selamat datang di Samudera travel. Ada yang bisa kami bantu?" sapa resepsionis itu ramah.

"Pak Arnesh ada?"

"Pak Arnesh sedang dalan perjalanan pulang dari meeting dengan klien. Bapak bisa menunggu di tempat duduk sebelah sana." resepsionis itu menunjukkan sofa tak jauh dari meja resepsionis dengan sopan.

"Okey! Terimakasih!"

Perwira beranjak menuju tempat duduk yang ditunjukkan sang resepsionis. Dia duduk di sofa yang memang disediakan bagi tamu yang menunggu giliran untuk bertemu dengan pimpinan. Tak jauh dari Perwira, seorang pria yang usianya lebih muda darinya juga duduk sembari fokus dengan ponselnya.

Menyadari ada orang baru yang duduk di lokasi yang sama, orang itu menyudahi kegiatan berponselnya kemudian menyimpan benda pipih itu ke dalam saku jasnya. Orang itu tersenyum ke arah Perwira ramah. Perwira pun membalas dengan senyum tak kalah ramah juga.

"Nungguin pak Arnesh juga ya?" tanya orang itu.

Perwira mengangguk "Iya. Anda?"

"Saya ada kerjasama bisnis dengan pak Arnesh!"

"Ooh!" Perwira ber-oh ria sembari menganggukkan kepalanya beberapa kali "Anda ini..."

"Pi!"

Perwira menoleh cepat. Melihat Arnesh berjalan menghampirinya, Perwira berdiri untuk menyambut sang putra. Arnesh menyalami Perwira kemudian mengalihkan atensinya pada pria di samping Perwira yang sudah ikut berdiri juga.

"Pak Sanjaya juga sudah di sini?" tanya Arnesh basa-basi sembari menyalami pria paruh baya itu.

Perwira menoleh cepat ke arah orang yang dipanggil Sanjaya oleh Arnesh. Keningnya berkerut dalam.

"Pak Sanjaya?"

Arnesh mengangguk "Iya pi, ini pak Sanjaya yang kerjasama sama travel Arnesh, pi!"

Arnesh menatap heran Perwira yang malah bingung sendiri. Bukankah kemaren Perwira bilang dia begitu mengenal pak Sanjaya? Tapi kenapa sekarang malah terlihat seperti orang yang baru saling bertemu untuk pertama kali?

"Emm... Pak Sanjaya, Pi, kita ngobrolnya sambil duduk aja biar enak!" Arnesh mempersilahkan.

Ketiganya pun berangsur duduk di sofa ruang tunggu itu. Sejenak Arnesh mengerlingkan pandangannya.

"Lani!" panggil Arnesh pada resepsionisnya.

Sang resepsionis pun beranjak menghampiri sang atasan "Ada yang bisa saya bantu, pak?"

"Tolong telepon OB di pantry, minta dibuatkan tiga cangkir teh manis untuk saya dan dua tamu saya ya!" pinta Arnesh.

"Baik, pak!"

Resepsionis bernama Lani itu pun berlalu dan segera melaksanakan apa yang diperintahkan Arnesh. Arnesh pun kembali fokus pada dua tamunya yang masih terlibat dalam suasana bingung.

"Anda benar-benar pak Sanjaya pemilik Sanjaya group?" Tanya Perwira memastikan.

Awan mengangguk membenarkan "Benar, pak!"

Perwira kembali dibuat bingung. Dia menatap Arnesh dan Awan bergantian. Dia bingung bagaimana harus menjelaskan isi pikirannya.

"Kata papi, papi kenal sama pak Sanjaya kan?" tanya Arnesh sedikit ragu karena melihat wajah Perwira yang bingung.

"Tapi bukan pak Sanjaya yang ini yang papi kenal, Nesh!"

Kening Arnesh berkerut "Tapi, pak Sanjaya pemilik Sanjaya Group cuma pak Sanjaya yang ini, pi!"

My Perfect Boss [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang