Mulai part sekarang sampai tamat nanti akan diambil dari sudut pandang Abimanyu.
Oh iya, cerita ini nanti insya Allah ada seriesnya. Yang pertama ini Fisika, yang kedua nanti rencananya Kimia. Biologi masih belum, soalnya duluan Kimia dulu.
Tapi, publishnya nanti di dreame. Gak di wattpad.
“Mas, apa sekarang aja kita beli seserahan buat lamarannya?”
Abimanyu meminum teh yang Ibu suguhkan. “Boleh, Bu.”
“Iya, mumpung Ibu nggak sibuk. Mas tau apa-apa saja yang perlu dibeli?”
“Lupa-lupa ingat. Setau Mas, seperangkat alat sholat dan al-qur’an serta perhiasan dan cincin. Empat hal itu yang paling penting.”
“Betul. Ada banyak lagi sebenarnya. Tabungan Mas cukup, kan? Perlu Ibu sama Bapak bantu?”
“Nggak usah, Bu. Untuk lamaran dan resepsi nanti, insya Allah tabungan Mas cukup.”
“Alhamdulillah. Ya sudah, Ibu mau siap-siap dulu. Mas cepat selesaikan makannya.”
Nasi yang memang tersisa sedikit dengan cepat dihabiskan Abimanyu. Tak lupa, piring dan gelas yang kotor langsung dicucinya. Abimanyu memilih masuk ke kamar, berganti pakaian dengan kemeja lengan panjang dilapisi jaket dan juga celana jins. Abimanyu keluar kamar setelah selesai dan menemukan Ibu yang sudah siap di ruang tamu.
“Sudah pamit sama Bapak, Bu?”
“Sudah. Tadi Ibu kirim pesan.”
Abimanyu mengangguk dan langsung mengambil helm yang terletak di sudut ruang tamu. Menyerahkan satu untuk Ibu dan memakai untuknya sendiri.
“Gamis Ibu jangan lupa dirapikan. Banyak kecelakaan terjadi akibat pakaian terlilit di rantai motor.”
“Iya. Ibu nggak perlu diceramahi, Mas. Bapak sering ngomong kayak gini tiap kali bonceng Ibu.”
Abimanyu terkekeh. Ibu dan anak itu berjalan beriringan keluar rumah.
***
Selepas membeli seperangkat alat sholat lengkap dengan al-qur’an dan juga satu set perhiasan serta sepasang cincin, Ibu menyeret Abimanyu memasuki toko make up.
“Mas, coba telepon Ika, tanyain skincare apa yang sering dia pake.”
“Sebentar ya, Bu.” Abimanyu mengambil ponselnya lalu menekan panggilan di nomor Fisika. Di nada sambung ketiga panggilan diangkat.
“Assalamu’alaikum, Mas Abi.”
Untuk sejenak, Abimanyu tertegun mendengar panggilan Fisika. Dadanya terasa menghangat, jantungnya berdebar tak karuan.
“Halo, Mas Abi, ada apa?”
“Ehm ... tidak apa-apa, hanya ingin bertanya beberapa hal pada Ika.”
“Apa itu, Mas?”
“Make up yang sering Ika pakai apa?”
“Hah? Buat apa Mas Abi nanyain itu?”
“Buat seserahan.”
“O-oh, saya baru tau,” ujar Fisika tergagap. “Emmm ... Mas Abi beli saja make up halal yang sering diiklankan di tv-tv. Yang bintang iklannya Dewi Sandra dan Ayana Jihye Moon itu. Tau, kan?”
“Sepertinya tidak, Ika. Tapi, nanti saya tanyakan sama Ibu.”
“Iya. Berati sekarang Mas Abi lagi sama Ibu, ya?”
“Iya. Ibu nemenin saya beli seserahan buat lamaran.”
“Perlu saya bantu juga, Mas.”
“Tidak. Ika diam di rumah saja dan baca buku yang sudah saya kasih.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Pak Abimanyu [Completed]
ChickLit[Tulisan lama dan belum revisi] Sebagai salah satu warga negara Indonesia, Fisika Ayuwangi tentu memiliki kebebasan mengemukakan pendapat sebagaimana yang tertera dalam Undang-Undang No. 9 Tahun 1998. Dalam hal ini Fisika terapkan untuk menyuarakan...