Bagian Dua Puluh Delapan

40.2K 2.5K 95
                                    

Spam komen Qaqa, biar Adek publish ekstra satunya🤣🤣🤣

Dua bulan kemudian ...

Halaman rumah yang lumayan luas, disulap menjadi tempat yang memukau. Tenda-tenda putih menjuntai mengelilingi sekitar, terkecuali pintu masuk untuk tamu undangan. Tidak jauh dari pelaminan, terdapat satu meja dengan beberapa kursi yang telah ditempati.

Abimanyu dan Fisika duduk berdampingan dengan kerudung akad nikah melingkupi. Sementara di depan keduanya, ada Papa Fahri dan penghulu. Dua orang saksi perwakilan masing-masing keluarga berada di sebelah kiri. Mama Diyas, Ibu dan Bapak, beserta keluarga besar keduanya berada di sebelah kanan. Sedangkan tamu undangan telah duduk rapi di bangku yang sudah disediakan.

Papa Fahri perlahan menjabat tangan Abimanyu, lalu berucap, "Bismillahirrahmanirrahim, Ananda Abimanyu Ahsan bin Joko Driyono, saya nikahkan engkau dengan putri saya, Fisika Ayuwangi binti Fahri Abbas, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan seberat 100 gram dibayar tunai!"

Langsung dijawab Abimanyu dalam satu tarikan napas, "Saya terima nikahnya, Fisika Ayuwangi binti Fahri Abbas, dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

Terdengar seruan sah diucapkan serentak, Abimanyu langsung berucap hamdalah dengan kelegaan luar biasa. Saat menoleh ke samping, Abimanyu melihat wajah ayu nan jelita Fisika dibasahi air mata. Mereka saling bertatapan penuh haru kemudian menyunggingkan senyum satu sama lain.

Tangan Abimanyu terulur ke depan, matanya teduh menatap Fisika. "Ini bakti pertamamu sebagai seorang istri, Ika."

Di sela air mata haru, Fisika tertawa. Dengan khidmat, Fisika menyambut uluran tangan Abimanyu lalu menciumnya lama. Matanya terpejam meresapi.

"Tiada yang lebih indah selain ucapan qobul dari Mas Abi," kata Fisika setelah selesai.

Abimanyu meraih sisi wajah Fisika, merengkuhnya lebih dekat lalu mendaratkan ciuman di kening. Bibir Abimanyu bergetar, bisikan lirihnya terdengar, "Alhamdulillah."

Setelah pembacaan sighat taklik, Abimanyu dan Fisika menandatangani buku nikah, kemudian melakukan proses sungkem pada orang tua.

Selama sungkem berlangsung, keharuan menyelimuti. Mama Diyas yang tersedu-sedu memeluk Fisika lalu berganti memeluk Abimanyu dengan raut luar biasa sembab. Petuah-petuah disampaikan pada Abimanyu dan juga pesan-pesan yang berisi untuk menjaga putri semata wayang mereka, menyayangi sepenuh hati, dan selalu membahagiakannya.

***

Tamu undangan mengantre untuk menyalami kedua mempelai. Abimanyu dan Fisika yang telah berdiri dari satu jam yang lalu tidak putus-putusnya tersenyum, bahkan ucapan terima kasih tidak terhitung berapa kali keluar dari mulut keduanya.

"Ka! Cieee ..." goda Cici dan Rengganis bersamaan. "Akhirnya, nggak halu lagi. Nggak bucin sendirian lagi. Dan, nggak tidur sendiri lagi. Cieeee ..."

"Hebat 'kan gue." Fisika mengibas sedikit buket bunga yang dipegangnya. "Berjuang yang membuahkan hasil. Kalian harus ikuti jejak gue."

Mendengar percakapan ketiga gadis itu, tak urung membuat Abimanyu tersenyum. Walau hanya mengenal Rengganis-karena mantan adik iparnya-tapi, Abimanyu yakin persahabatan Fisika dan dua temannya terjalin sangat baik.

"Ka, suruh suami lo ngomong sama kami, dong," desak Cici.

"Dih, centil," ujar Fisika, tapi menurut juga. "Mas Abi, ini temannya Ika di kampus. Rengganis udah tau, kan? Jadi, Ika kenalin yang di sebelahnya aja, namanya Cici."

Mengejar Cinta Pak Abimanyu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang