Chapter 14
Akhir tahun 2024
Lembang"Bukan gitu cara bakar jagungnya" Ina merebut jagung yang ada ditangan gue cepat. Karena bosan, gue melakukan gerakan abstrak terhadap jagung yang hendak gue bakar barusan dan hampir membuat tungku pembakaran terjatuh dari penyangganya. Melihat kejadian ini, Ina sontak dengan cepat merebut jagung dari tangan gue. "Gak usah diputer-puter juga kapan masaknya kalau gitu"
"Ya udah sih bakarin sekalian, ya" Sambil tersenyum, gue minta Ina untuk sekalian sekalian membakarkan jagung milik gue. "Terakhir gak apa-apa deh, punya kak Bibi dulu aja."
"Bisanya apa sih." Ina bergumam kecil. "Punya kak Bibi sih udah jelas dibakarin, punya kakak mah gak SUDI"
Bibi yang duduk disebelah gue tampak tertawa. Gue, Ina, dan Bibi sedang dilembang dalam rangka merayakan tahun baru besok. Kami memutuskan untuk menyewa sebuah vila kecil untuk menghabiskan waktu menuju pergantian tahun nanti. Setelah tadi siang berkeliling dan mencoba susu segar didaerah sekitar villa, sekarang kami bertiga memutuskan untuk membakar jagung sambil menghangatkan diri menggunakan api unggun ditengah dinginnya cuaca malam. Ibu dan Ayah merayakan tahun baru dirumah, berdua.
"Kak Bi, kok bisa kenal sama kakak sih" Ina tiba-tiba berkata sambil membakar jagung dengan tangan kanannya. "Ceritain dong gimana awalnya. Kakak beruntung banget kenal cewek cakep, pinter, kayak kak Bibi"
"Ceritain gak yah" sambil melirik dan tersenyum ke arah gue Bibi berkata. "Rendy gak cerita ya? Dia kan nulis curhatan tentang kakak, panjang banget hahah nanti dikirimin deh linknya, coba kamu baca deh nanti ya"
Gue yang duduk diantara Ina dan Bibi hanya bisa menyimak obrolan mereka.
"Dia masih suka nulis?" Ina kaget mendengar jawaban Bibi. "kan ibu udah sering banget ngelarang dia kak, bikin gak fokus pikiran, liat aja ngapa-ngapain gak bisa"
Iya, Ibu sudah terlalu sering berkata ke gue untuk mengurangi aktifitas menulis karena ibu takut menulis akan membuat fikiran gue gak fokus. Gue mencoba sekeras mungkin untuk menaati nasihat ibu, tapi kadang disaat-saat sendiri gue gak bisa menahan diri untuk gk menulis karena menulis adalah satu-satunya teman gue disaat kesepian selama ini.
"Bukannya gak bisa" gue menjawab santai sambil mendekapkan kedua lutut gue untuk menahan udara dingin. "Tapi kakak ngajarin kamu supaya gak manja aja, itu alasannya."
"Emang gak pernah manja, dari dulu" Ina menjawab dengan rasa bangga. "Gak pernah sekalipun"
"Keren" bibi merespon perkataan Ina sambil tertawa. "Kamu ngajarin gak manja sementara kamu sering manja-manjaan sama aku rendy. Dikit-dikit.. Bibku aku pusing.. Bibku laper.. Gitu.. hahaha"
"Emang Kak Bi" Ina menjawab cepat, jagung yang sedang dibakarnya tampak sudah hampir matang. "Kakak emang jarang sadar diri. Yang manja siapa, malah bilang adekna sendiri manja"
"Ya gak apa-apa dong" Gue memotong pembicaraan mereka. "Daripada manja-manjaan ke cewek lain, ya mending manja ke adek sama pacar sendiri"
"Iya deh yang punya pacar" Ina menjawab sambil menyerahkan jagung yang sudah dia bakar ke Bibi. "Ini kak Bi jagungnya, cobaain deh, dijamin enaak"
Bibi menjulurkan lengan dan mengambil jagung dari tangan Ina yang tampak sudah matang sepenuhnya sambil tersenyum. Langit semakin malam dan udara semakin dingin sekarang, gue ragu tahun sekarang masih bakal ada orang yang menyalakan kembang api setelah tahun kemaren perayaan tahun baru hanya dilalui dirumah karena cuaca hujan dan pandemi virus sedang mewabah. Sekarang Bibi bisa datang kesini pun udah keajaiban karena mengurus izin untuk keluar kota sekarang lebih ribet daripada ngurus pergantian status di KTP setelah nikah.
"Makasih, Ina cantikkk" sambil menggigit jagung bakarnya Bibi berkata. "Wah enak bangeeet"
"Jadi pengen juga" Gue berkata. "Punya kakak masih lama kah?"
"Masih" Ina menjawab sambil mempersiapkan jagung kedua yang hendak dia bakar. "Tahun besok baru kelar"
"Oke fine" sambil melirik kearah Bibi yang sedang menikmati jagung bakarnya gue menjawab perkataan Ina. "Mau coba yang punya bibi aja wleee"
"Mau minta punya aku?" Bibi menjawab sambil melirik kearah Ina yang sedang sibuk membakar jagung kedua. "Kasih gak yaaa"
"Gak usah kaaaaak" Ina berteriak. "Gak usah dikasih biar dia ngerasain gimana rasanya nunggu sesuatu yang dipengenin hahaha"
Dikelilingi 2 orang cewek yang super bawel bikin gue mati kutu. Gue gak punya daya untuk melawan keisengan dari 2 orang wanita yang berharga dihidup gue ini. Gue gak mau kehilangan mereka jadi gue rela melakukan apapun untuk kebahagian mereka, termasuk rela menunggu jagungnya dibakar terakhir kayak sekarang.
Malam semakin larut, tapi suara disekitar gue semakin berisik. Gue merasakan tubuh gue sedikit berguncang sekarang. Semua serba membingungkan sampai terdengar suara familiar ditelinga gue.
"Ren, bangun..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita Untuk Selamanya 3 : Cataphiles [ON GOING]
General FictionHighest rank: #2 on chaos (June 5th, 2020) Ditahun 2025 terjadi kekacauan besar yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Pandemi virus yang semakin memburuk, serangan teror, unjuk rasa, banyak orang harus kehilangan keluarga dan mata pencarian, sa...