"Duh kok makin misterius aja sih ini kakek tua ya" Gue menjawab diselah-selah perkataan Karin. Waktu terus berlalu dan gue perkirakan sekarang sudah jam 1 siang ditempat ini. Hawa sejuk dari tiupan angin terus terasa di kawasan lembah baliem. "terusin cerita lo"
Ada beberapa hal yang gue dapet dari cerita karin barusan. Pertama, Karin dulu sempat depresi, pernah positif terkena virus karena berniat bunuh diri, tapi semuanya terselamatkan karena Mr.K datang dan menawari dia pekerjaan. Kedua, ternyata Mr.K tahu akan ada serangan teror besar-besaran dan telah mempersiapkan perjalanan ke Wamena sebulan sebelum keberangkatan. Ketiga, ternyata Karin sudah mengumpulkan informasi tentang gue dan Bibi dari jauh-jauh hari.
"Jadi, setelah gue sembuh dan memutuskan untuk berkerja dengan Mr.K, hidup gue berubah drastis" Karin melanjutkan ceritanya. "Dunia gue yang sebelumnya cuma berhubungan dengan dunia IT untuk sekedar melakukan liputan-liputan kehidupan berbudaya di sebuah kolom disitus media online mulai berubah menjadi pencarian informasi dunia-dunia kelam yang berhubungan dengan banyak orang jahat. Lo inget kejadian jatohnya pesawat di Sulawesi beberapa tahun yang lalu? Mr.K menyuruh gue untuk melakukan pencarian track perjalanan pesawat melalui pantauan satelit yang gue hack berbekal peralatan yang diberikan Mr.K. Hasilnya diketahui kalau ternyata pesawat yang mengantar utusan salah satu kementerian memang sengaja dibuat terbakar diudara agar dapat menghilangkan nyawa sang utusan tadi. Setelah diselidiki, utusan kementerian ini punya bukti kuat tentang keberadaan sebuah organisasi yang hendak memanipulasi keberadaan vaksin virus."
"Kecelakaan pesawat yang disengaja buat menghilangkan barang bukti?" Bibi mengulangi pernyataan Karin seolah tidak percaya. "Se-serius itu ya dunia kejahatan?"
"Iya Bi, seserius itu" Sambil mengeluarkan satu buah permen dari tasnya Karin menjawab perkataan Bibi. "Pesawatnya gak ngangkut banyak orang sih karena lagi sosial distancing, tapi tetep aja mereka tega menghilangkan nyawa semua penumpang demi kelancaran rencana mereka. Identitas organisasi yang dimaksud sebenernya udah ada sih karena Mr.K selama beberapa tahun terakhir terus melacak keberadaan mereka, salah satu anggota kelompoknya namanya Leo, yang menyerang kalian kemaren. Selain Leo ada 4 orang lagi anggota kelompok utama mereka. Nama-nama sebutan antar kelompok mereka sengaja disamarkan untuk menutupi identitas masing-masing kelompok ini. Selain Leo, ada Virgo, Tauron, dan Ares yang kesemuanya dipimpin oleh satu orang pemimpin bernama Shadow. Mereka semua sama sekali gak meninggalkan jejak digital sedikitpun bahkan foto sekalipun. Sejauh ini cuma informasi ini yang baru gue dapat."
Mendengar nama Leo gue teringat akan teman satu-satunya yang gue miliki selama gue SMP.
"Terus darimana Mr.K tahu kalau gue dan Bibi bakal diserang?" rasa penasaran semakin memuncak di otak gue sekarang. "Kenapa harus cari info tentang gue dan Bibi? Gue dan Bibi bukan siapa-siapa dan gak ada hubungannya sama sekali sama dunia jahat manapun."
"Seperti yang gue ceritain, dalam beberapa tahun terakhir Mr.K terus melakukan pencarian informasi tentang organisasi jahat ini" Karin melanjutkan pembicaraan. Suara aliran sungai masih terus terdengar dan beberapa ikan dengan ukuran cukup besar mulai bermunculan didalam permukaan kolam. "Satu-satunya kementerian yang berpeluang paling besar disabotase oleh pihak jahat ini adalah kementerian tempat Bibi berkerja. Mr.K dan koleganya terus memantau apapun yang terjadi dikementerian ini secara diam-diam sampai pada kesimpulan kalau Bibi dan atasannya punya peran besar dalam hal mengurusi keberadaan vaksin nanti. Setelah mendapat kabar akan ada serangan teror besar-besaran, Mr.K langsung menyuruh gue untuk memastikan keberadaan Bibi agar selamat dan aman karena Bibi memegang info penting. Thanks God, Bibi lari ke tempat lo yang notabene-nya punya ayah yang merupakan sahabat Mr. K waktu muda dan setelahnya Mr.K berjaga-jaga disekitar rumah lo dalam beberapa hari sebelum akhirnya serangan itu terjadi. Katanya sambil reuni bareng orang tua lo tapi ternyata kenyataan berbeda."
Mendadak suasana kelam di Jakarta hampir 2 minggu yang lalu kembali lagi ke ingatan gue.
"Bentar deh" Bibi mencoba menganalisa cerita yang sedang Karin utarakan. "Waktu itu, sore sebelum terjadi ledakan, gue kayak dicegat sama seorang cewek dijalan dengan alasan nawarin produk-produk kecantikan gitu. Setelah gue inget-inget cewek itu mirip lo deh."
"Iya, Bi" Karin menjawab. "Itu gue, gue disuruh Mr.K untuk mengganggu perjalanan lo supaya lo telat pulang ke apartemen. Tapi maaf gue gak bisa bantu selametin adek lo."
"Lo udah kenal gue dan Bibi tapi berlagak gak kenal" Gue menatap Karin curiga sekarang. "Pinter juga lo acting ternyata. Udah itu aja ceritanya? Gue ngerasa masih ada yang kurang deh"
"Kurang apalagi?" Karin balik bertanya sambil mengeluarkan kakinya dari dalam air dan duduk bersila sekarang. Hangat sinar matahari mulai meredup, gue perkirakan hari sudah mulai sore. "Semua udah gue ceritain. Latihan memanah, latihan berburu atau apapun itu gue juga belum pernah ngerasain. Ini juga pertama kali gue kesini jadi gue rasa gue juga gak ada bedanya sama kalian sekarang"
"Orang tua lo?" Gue memberi pertanyaan tambahan ke Karin. "Lo tadi sempet bilang kalau lo inget orang tua lo waktu lo liat anak kangguru tadi. Emang orang tua lo dimana sekarang?"
"Orang tua gue?" Nada suara Karin terdengar berbeda sekarang. Sekilas mata Karin terlihat berkaca-kaca dan gue mulai menyesali pertanyaan gue yang mungkin membuat Karin mengingat kembali masa lalunya. "Gue udah gak punya siapa-siapa sejak gue umur 5 tahun. Gue hidup berpindah-pindah cuma untuk numpang tidur ditempat keluarga ayah dan ibu gue. Gue udah terbiasa sendiri"
Untuk kedua kalinya terlihat raut kesedihan di wajah Karin sekarang setelah sebelumnya kesedihan yang sama gue lihat ketika Karin melepas kepergian kangguru dan anaknya beberapa jam yang lalu. Gue yang seumur hidup belum pernah berpisah sama orang tua gak bakal ngerasain gimana rasanya hidup sebatang kara seperti Karin.
Bibi dengan reflek berdiri dan berjalan ke tempat dimana karin sedang merendam kakinya. Setelahnya, Karin terlihat menangis dipelukan Bibi dan hari ini mendadak semua menjadi begitu mellow.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Kita Untuk Selamanya 3 : Cataphiles [ON GOING]
General FictionHighest rank: #2 on chaos (June 5th, 2020) Ditahun 2025 terjadi kekacauan besar yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Pandemi virus yang semakin memburuk, serangan teror, unjuk rasa, banyak orang harus kehilangan keluarga dan mata pencarian, sa...