06. Game For The End of The Day

165 39 0
                                    

"Terus dokter Seungwoo ko bisa temenan juga sama pak Seungyoun? Kalo ga salah saya pernah lihat beliau berdua keluar bareng, ga sama dokter Hana."

Dokter senior itu membenarkan letak kacamatanya. Pertanyaan dokter residen laki-laki itu terdengar menarik karena adanya chemistry bromance di antara dua pria tampan itu.

"Ya mereka kenal dari Hana. Hana sama pak Seungyoun temen SMA, Hana sama Seungwoo temen kuliah kerja. Karena mereka bertiga dasarnya orang yang mudah akrab, jadi Seungwoo sama pak Seungyoun juga akrab."

Para peserta obrolan mengangguk mendengar jawaban dokter Gong. Mereka makin takjub dengan pertemanan tiga orang beda latar belakang itu.

"Tapi di antara mereka bertiga, ada yang pernah saling suka gitu ga ya, dok? Kan cowok cewek, pasti sedikit ada saling ketertarikan kan?"

Pertanyaan kali ini membuat dokter Gong berpikir keras untuk menemukan jawabannya. Tangannya mengelus dagu.

"Kalo itu, saya cuma denger rumor aja. Soalnya kemana-mana selalu bareng mereka. Ya pernah sekali dua kali lihat Hana keluar berdua sama Seungwoo, Hana keluar berdua sama pak Seungyoun, atau pak Seungyoun keluar berdua sama Seungwoo-"

Dokter senior memberi jeda.

"Kaya mereka ada rasa percaya satu sama lain gitu. Jadi ga khawatir atau ribet ngurusi hal semacam, kalo nanti suka, gimana."

***

"Youngjin-ssi. Gimana kondisi hari ini? Puasa, aman kan?" Sapa Hana pada salah satu wanita muda.

"Aman kok dok. Saya udah biasa puasa, jadi ini bukan masalah. Tapi dok, nanti habis operasi saya bisa pake cat kuku lagi kan?"

Hana dan suster Jia saling tukar pandang. Maklum saja, pasien yang satu ini aktif jadi vlogger kecantikan.

Keberadaan tumor otak di kepala membuatnya harus ikut prosedur operasi sebelum tumornya meluas.

"Boleh dong. Anak muda sekarang harus percaya diri biar sehat terus. Kalo cat kuku bisa bikin Youngjin pede, silakan saja. Tapi inget, kalo udah sembuh ya."

Youngjin tampak senang menyambut jawaban Hana. Ia sempat cemas kalo cat kuku akan mempengaruhi kondisinya pasca operasi. Padahal dia paling suka mainan nail art.

Hana ikut tersenyum melihat pasiennya itu.

"Setengah jam lagi dikasih 5-Aminolevulinic acid ya." Pesan Hana ke perawat sebelum akhirnya pamit dari ruang inap pasien.

***

Seungwoo dengan lihai memeriksa detak jantung dan denyut nadi pasien bocah laki-laki di depannya itu dengan stetoskop.

Butuh satu sampai dua menit untuk membuat diagnosa penyakit yang diderita pasien bernama Lee Subin itu.

Seungwoo agak terkesan dengan porsi badan Subin yang sangat gempal. Padahal usianya masih sebelas tahun.

"Anak saya sakit apa ya dok?" Tanya ibu Subin dengan tenang.

"Karena Subin punya keluhan nyeri di dada dan tangan sering berkeringat, kita lihat bagaimana hasil tes darah dan Elektrokardiogram (EKG). Kalo diagnosa saya benar, Subin mengalami aterosklerosis dimana pembuluh darah arteri menyempit akibat penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah."

Penjelasan Seungwoo yang panjang lebar dibalas ekspresi gelap dari Subin.

"Jadi dokter ngeledekin saya gendut? Emang Subin segendut itu ya mah sampe pak dokter bilang gitu?"

"Ih, kamu tuh ga liat ini perut udah kek mayonais, meleleh gitu. Kamu tuh ga gendut dek-" Jawab mamah Subin.

"Iya kan, aku tuh ga gendut dok."

"Tapi gendut banget."

Seungwoo dan suster menahan tawanya, sementara sang ibu tergelak dalam tawa. Subin langsung ngambek.

"Mah!!"

"Hahaha, bercanda sayang. Pokoknya kamu harus nurut sama yang dibilang dokter. Biar ga sakit terus itu dadanya, ya?"

Subin yang memang dasarnya anak baik dan penurut, langsung mengiyakan permintaan ibunya.

"Dia ga perlu operasi kan dok?" Tanya ibu Subin.

"Karena aterosklerosis belum parah, jadi saya resepkan beberapa obat buat dek Subin. Dan yang paling penting dek Subin harus merubah pola hidup. Rutin olahraga dan mengurangi makanan yang punya kolesterol tinggi. Nanti suster yang akan menjelaskan makanan apa yang bisa dimakan."

Ibu Subin mengangguk. Beruntung dirinya ga terlambat untuk memeriksakan anaknya ke dokter setelah khawatir melihat anaknya sering kesakitan. Ada sedikit perasaan lega saat mendengar penjelasan Seungwoo yang rapi dan jelas.

"Kita ketemu dua minggu lagi ya." Ujar Seungwoo.

***

"Loh, ada bang Seungwoo ternyata."

Seungyoun agak kaget melihat Seungwoo yang udah ada di ruangan Hana sambil mainan hape. Pria satu anak itu masih mengenakan seragam operasi.

"Hana udah berangkat sejam yang lalu. Selesai operasi tumor dia langsung cabut. Jadi kayanya ga sempet ngabarin lo."

Seungyoun mengangguk seiring mendudukkan dirinya di salah satu kursi di ruangan Hana.

"Gue udah ga enak perasaan sejak om Yoon minta buat ambil alih yayasan. Semoga beliau gapapa deh."

Seungwoo mengiyakan kata-kata Seungyoun. Mereka semua tau kalo usia papah Hana udah ga muda.

Kemampuan beliau untuk beraktivitas juga semakin menurun. Itulah kenapa beliau mempercayakan Seungyoun, anak teman dekatnya, untuk menjadi Dirut rumah sakit.

"Eh bang. Bowling yuk. Lama nih ga kesana. Mumpung masih jam segini juga. Mau ga?" Tawar Seungyoun penuh harap.

"Gue harus periksa pasien di rawat inap." Ujar Seungwoo sambil memeriksa jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Jam tujuh gimana? Biar ga malem banget selesainya. Gue perlu jagain Eunsang juga." Lanjutnya.

"DEAL!"







... to be continue

Siapa mau ikut bowling?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siapa mau ikut bowling?

Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang