19. Being Mama?

153 33 0
                                    

"Hana! Sini." Panggil Seungwoo saat melihat Hana kebingungan cari kursi kosong.

Seketika seisi kantin memperhatikan Seungwoo akibat suaranya nyaringnya yang cukup membahana.

"Harusnya lo jadi penyanyi aja, penyanyi. Sia-sia suara lo bagus kaya gitu cuma buat ngeramein kantin."

Seperti biasa, Seungwoo cuma senyum sambil sedikit terkekeh. Dia membuat gesture supaya Hana duduk di kursi depannya.

"Oh ya, gue baru tau kalo Eunsang suka makan sayur." Ujar Hana di sela kegiatan makannya siang mereka.

Seungwoo melirik sebentar ke arah Hana tanpa berhenti mengunyah.

"Tadi pagi gue bikin sarapan sayur sama ayam gitu. Dia bilang suka." Lanjutnya.

Semalam, Seungwoo dapet panggilan mendadak dari orang tuanya di Busan. Eunsang ga mungkin dibawa sekalian karena harus berangkat sekolah pagi-pagi.

Jadi terpaksa dia nitipin Eunsang ke Hana yang rumahnya paling deket sama rumah Seungwoo.

Hana jelas inget betapa lahapnya Eunsang ngabisin sarapannya tadi pagi. Malah minta tambah satu porsi. Biasanya anak seumuran Eunsang paling susah kalo disuruh makan sayur.

"Eunsang ga pernah mau makan sayur kalo di rumah." Balas Seungwoo singkat.

"Masa? Orang dia habis sayur dua mangkok tadi."

"Suka masakan lo kali. Kalo gue yang masak sayur, dia gamau dimakan."

Hana tertawa singkat. Sayur kan kalo dimasak ya gitu-gitu aja kan modelnya, ga jauh beda. Dikasih bumbu, ditambah kuah, udah. Masa masakannya beda sama masakan Seungwoo.

"As expected, Eunsang mah cocok sama gue. Ck, ponakan gue paling ganteng itu kayanya ngefans sama gue, Woo. ㅋㅋㅋ."

"Kalo gitu sekalian jadi mamahnya Eunsang aja. Biar bisa masak buat Eunsang tiap hari."


Klontang!


Suara sumpit yang ga sengaja jatuh mewarnai keheningan saat itu juga. Lebih tepatnya sumpit punya Hana yang tiba-tiba jadi licin habis denger Seungwoo ngomong gitu.

"Hahaha. Mingkem, Han. Jangan bengong. Jorok tau."

Mulut Hana yang tadi jeda mengunyah, otomatis bungkam saat itu juga, tapi otaknya masih mencerna yang dibilang Seungwoo barusan. Mamahnya Eunsang? Hah!

"Ng-ngawur lo. Mamahnya Eunsang ya cuma Seola lah. Kalo masakin doang mah, gue bisa. Haha."

Hambar banget tawanya Hana sampe harus keselek pula. Buru-buru dia minum air putih di sampingnya sampai habis setengah gelas.

"Bentar. Gue ambilin sumpit baru."

Seungwoo berjalan ke arah dapur untuk minta sumpit baru buat Hana. Sementara Hana menenangkan dirinya supaya ga terlalu jauh terbawa suasana.

Barusan Seungwoo bilang, jadi mamahnya Eunsang. Maksudnya nikah sama dia? What the heck. Seungwoo jangan-jangan-

"Nih, jangan jatuhin lagi. Mager kesana."

***

"Udah dapet persetujuan walinya Somin?" Tanya Hana di tengah rapat bersama para juniornya. Siapa lagi kalo bukan Jeno, Hyunjin, Heejin.

"Belum, dok. Wali pasien sudah tiba tiga jam yang lalu tapi masih diskusi dengan pasien. Kayanya banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pasien setuju dioperasi." Jelas Jeno panjang lebar.

Dia, Jeno, terlalu sibuk hari ini sehingga tidak banyak menaruh fokus ke pasien tumor otak itu. Jadi dia ga bisa mengedukasi wali pasien lebih banyak tentang operasi yang akan dilakukan untuk Somin.

Jeno tertunduk karena kecewa ga bisa kerja bener.

"Gapapa, Jen. Habis ini kamu cek hasil CT scan non-kontras nya lalu tanyakan lagi persetujuan wali." Pinta Hana.

Sebenarnya dalam hati dia juga gemes sendiri sama pacar Seungyoun itu. Udah tau tumornya kambuh, udah parah, masih aja molor-molor waktu buat operasi.

Kalau udah begini, harus Hana sendiri yang turun tangan memberi pemahaman tentang prosedur bedah ke pasien dan wali.

Brakkk

Tiba-tiba pintu ruangan terbuka disambut seorang perawat yang tergesa-gesa.

"DOK! DARURAT!"

***

"Pasien harus segera menjalani operasi. Tumor yang tersisa semakin menekan saraf motorik pasien, jadi tadi ibu bapak lihat sendiri, pasien kejang-kejang selama beberapa menit."

Pasangan yang sudah tak muda itu cemas mendengar penjelasan Hana. Begitu juga dengan seorang pria yang berdiri di belakang mereka. Siapa lagi kalo bukan Seungyoun.

"Prosedur bedah kraniotomi terjaga. Kami akan membuka sebagian tengkorak pasien untuk membuat rongga akses ke dalam otak selagi pasien dalam keadaan sadar. Itu dilakukan untuk memastikan prosedur bedah tidak merusak area penting di otak yang mengendalikan gerakan tangan pasien. Serta mempermudah proses bedah agar lebih akurat."

Seungyoun mengusap wajahnya kasar. Ga sampai hati membayangkan Somin akan sadar selama operasi, melihat berbagai macam peralatan yang menyakitkan.

Seungyoun ga kuat. Pria itu menjauh, menghilang dari pandangan Hana. Semakin jauh, semakin ga enak pula perasaan Hana.

"Apapun bu dokter, tolong selamatkan anak kami." Pinta sang ibu.

Hana bisa melihat sebuah keputusanasaan dibalik tatapan sang ibu. Beliau menahan tangisnya. Hana menarik nafas panjang.

"Kami akan melakukan segalanya untuk menyelamatkan putri Anda. Pasien perlu ditolong dengan persetujuan Anda sekalian selaku wali, segera."















... to be continue

 to be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang