14. Honest

154 34 2
                                    

"Gue ga setuju." Ujar Seungwoo.

Kening Hana berkerut.

"Gue juga suka sama lo. Ayo nge date." Lanjutnya.

Netra Hana membulat sempurna. Maksudnya oknum Han Seungwoo ini apa, ngomong kaya gitu? Dia suka sama Hana? Ngajak Hana nge date?

Ting!



"Lo mau bilang apa Han?"

"Hah?"

Pintu lift terbuka menandakan mereka sudah sampai di tempat tujuan, basement parkiran.

Bentar-bentar.

Tadi dia belum ngomong tho? Terus tadi apa? Lamunannya?

"Kayanya lo ngantuk deh. Ngelamun, dari tadi diem doang. Mau gue anter pulang?"

Hana yang tadinya blank, kini bergegas keluar lift diikuti Seungwoo di belakangnya. Sembari mengembalikan pikirannya supaya lurus kembali.

"Gue tadi belum ngomong apa-apa, Woo?"

Seungwoo menggeleng. Lantas dia membawa Hana menuju mobilnya lalu membukakan pintu penumpang di sebelah kemudi untuk Hana.

"Gue anterin ya. Kayanya lo lagi ga fit."

***

"Segenap dewan direksi dan dewan komisaris, kami akan melakukan voting untuk keputusan pengendalian dan pengaturan yayasan di bawah pimpinan Direktur baru, Cho Seungyoun."

Begitu Komisaris Utama selaku pimpinan rapat, menyampaikan kesimpulan, seluruh peserta rapat tampak saling berdiskusi menentukan pilihan mereka.

Sementara Seungyoun yang duduk di ujung barisan, meremas jarinya yang saling bertautan. Dingin. Grogi.

Dia ga pernah bertemu dengan orang-orang yang ada di sini kecuali sang Komisaris Utama, pak Yoon Hyuk, yang juga paman Hana, dan Sekretaris Dewan Direksi, pak Jung.

Selain mereka berdua, semuanya asing buat Seungyoun. Makanya, sejak sebulan yang lalu, dia kerja keras menyiapkan segala untuk hari ini. Berusaha agar rapat direksi ini berjalan sesuai harapannya.

"Sebelum voting saya lakukan, apakah ada interupsi?"

"Saya rasa, ada yang perlu diperbaiki dari perilaku Mr. Seungyoun yang menggantikan posisi Mr. Yoon sebelumnya."

Semua pandangan tertuju pada satu orang pria yang menyuarakan sebuah pendapat menarik. Termasuk Seungyoun.

"Mr. Seungyoun, saya rasa anda sangat perlu merenungkan hal ini."

Sedetik itu juga, sebuah foto ditampilkan di layar besar ruangan rapat. Foto yang cukup membuat seluruh peserta rapat terkejut, bahkan beberapa tersedak.

Apalagi Seungyoun yang sekarang merasa darahnya berhenti mengalir. Meskipun gusar, sebisa mungkin dia terlihat tetap tampak tenang.

Foto Seungyoun dan pacarnya berciuman panas di depan sebuah club malam di pusat Itaewon.

***

"Hyunjin kenapa sih mukanya perasaan ga enak dari pagi?" Tanya Hana yang tengah makan siang dengan kedua juniornya, Jeno dan Heejin.

Sementara yang jadi bahan perbincangan tampak dari kejauhan merengut di depan mesin minuman dingin. Dia menolak gabung makan siang bareng dengan alasan mau nengok pasien. Alibi doang.

Jeno lantas melirik ke arah Heejin sebelum akhirnya cowok yang tengah menjalani masa residen tahun ketiga itu terkekeh.

"Apasih, Jen?" Sergah Heejin curiga.

Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang