24. He Is Too Hot

143 33 0
                                    

"Pah, Eunsang pengen bawa bekal masakannya tante Hana."

Seungwoo yang dari tadi sibuk masak nasi goreng, mendadak pening. Badannya berbalik menatap si bocah yang udah siap berangkat sekolah, pake tas plus topi kesukaannya.

"Papah udah bikin nasi goreng, sama apel buat bekalnya Eunsang."

"Tapi Eunsang pengennya masakan tante Hana."

Duh, nak. Ga ada sejarah tantemu jam segini udah bangun kalo di rumah. Kebangun pagi aja jarang. Batin Seungwoo.

"Besok. Besok papah bawain bekalnya tante Hana ya. Hari ini Eunsang sekolah bawa bekal ini dulu. Oke?"

Eunsang cemberut tapi ya udah, mau gimana lagi. Kalo dia ga nurut sama papahnya bisa-bisa malah ga dikasih apa yang dia minta.

"Janji lho pah?"

"Oke oke. Janji. Dah yuk berangkat."

***

Seungwoo menurunkan stetoskopnya lalu memeriksa monitor yang menampilkan bermacam-macam hasil tes.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan Rontgen dan Elektrokardiogram, pasien mengalami perikarditis, atau peradangan pada lapisan pembungkus jantung."

"Beruntung Anda langsung ke rumah sakit untuk periksa kondisi jantung Anda, jadi radang yang ditemukan tidak terlalu parah. Tidak perlu rawat inap, cukup perawatan di rumah. Biasanya radang akan berkurang dan sembuh dengan sendirinya. Jadi saya akan resepkan beberapa obat untuk mengurangi nyeri."

Seungwoo tampak menulis beberapa resep untuk menebus obat di apotek rumah sakit. Namun tangannya berhenti bergerak saat merasa ada sesuatu yang aneh menyentuh lengannya.

"Dok, udah punya pacar? Gimana kalo kencan sama saya dok? Saya juga masih jomblo, dok."

Dokter asisten dan perawat di belakang Seungwoo langsung menutup mulut mereka, terkejut.

Pasalnya si pasien yang tergolong muda dan cantik ini, menggoda Seungwoo dengan memijit sebelah lengan Seungwoo.

"YA AMPUN! MAAF BU! Dokter Seungwoo sedang sibuk! Silahkan resepnya ditebus lewat sini bu!"

"Dokter, boleh minta nomer hapenya ga? Rumahnya dimana? Dok? DOK!"

Seungwoo cuma pasang muka datar sampe pasien itu keluar ruangannya sambil setengah diseret sama perawat.

Pria itu mengerjapkan matanya berkali-kali setelah melalui episode yang tak jarang dia alami. Lantas Seungwoo nengok ke belakang dimana dokter asistennya juga ikut ngeliatin dia.

"Besok kalo dia konsultasi lagi, kasih ke dokter Dino." Perintah Seungwoo dan di balas anggukan oleh asistennya.

"Oh ya Dok, saya mau tanya bentar boleh?" Tanya dokter asistennya.

Dokter residen tahun ketiga itu mendekat ke Seungwoo lalu membisikkan sesuatu.

"Caranya jadi ganteng gimana dok? Saya juga mau jadi ganteng kaya dokter Seungwoo."

***

"Apa lo operasi plastik jadi jelek aja ya, bang? Daripada digodain mulu sama pasien lo. Ini ga sekali dua kali doang lho."

Seungyoun tampak cerewet mengomentari Seungwoo yang barusan cerita hari ini dia digoda dua pasiennya.

Seungwoo tertawa denger ide konyol Seungyoun.

"Kalo gue oplas, wajah gue berubah, Eunsang gimana? Apa ga kaget tuh bocah."

Seungyoun terbahak-bahak saat itu juga. Iya bener ya, kalo wajahnya berubah, ntar anaknya bingung kenapa bapaknya beda wajah.

Keduanya lalu lanjut menyantap makan siang mereka. Kali ini Seungyoun yang berkunjung ke ruangan Seungwoo soalnya kalo makan di kantin, takut pesonanya mencemari.

"Hana apa belum kelar ya operasinya?" Gumam Seungyoun lalu memeriksa hapenya.

Tadi Hana laporan di grup kalo operasinya dari pagi sampe menjelang siang. Jadi dia skip makan siang bareng mereka berdua.

Seungwoo langsung inget sesuatu begitu denger Hana ada operasi.

"Lo, jangan sampe Hana kecapekan habis jalan sama lo. Inget ya. "

Seungyoun langsung ngasih tanda oke pake jarinya. Mereka berdua tahu kebiasaan Hana kalo kecapekan jalan-jalan keluar.

Cewek itu bakal jadi manja minta dibeliin ini itu, kalo ga nurut, ancamannya gawat. Mereka berdua dipecat dari rumah sakit. Sadis emang tapi kenyataannya emang gitu. Orang dia yang punya rumah sakit.

"Paling gue ajak makan doang, bang. Emang elu. Dibawa sampe ke Busan. Gue percaya ya elu sama Hana ga ngapa-ngapain waktu itu. Ah, coba gue ga ke London, udah gue recokin kalian berdua."

Seungwoo menepuk pelan bahu Seungyoun. Konyol, konyol banget yang dibilang Seungyoun. Mana ada dia macem-macem ke Hana.

Dia lebih ingin membuat Hana merasa aman di sekitarnya. Seungwoo selalu merasa bahwa dia punya tanggungjawab besar atas Hana seolah cewek itu adalah benda rapuh yang bisa pecah kapanpun.

Engga, Seungwoo ga berani ngapa-ngapain Hana.

"Dah. Gue dah selesai. Balik duluan ya, bang. Mau meeting habis ini."

"Oke. Biar gue beresin. Oya, good luck buat kencannya."

"Siap. Oh ya bang, gue mau tanya satu hal."













.

... to be continue

 to be continue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang