30. Appreciation

141 32 2
                                    

"Tadi papah sama om Yoyon keren banget loh tante." Celetuk Eunsang.

Hana melirik sebentar ke arah keponakannya. Kemudian ke arah Seungwoo dan Seungyoun bergantian.

"Oh iya? Emang ada apa?" Hanya  Hana antusias.

"Ada orang pingsan di tengah jalan. Terus papah bantuin orangnya bangun. Om Yoyon telfon 119, sama jagain Eunsang, sama ngasih tau orang yang lewat suruh hati-hati."

Hana mengangkat kedua alisnya. Takjub. Cerita Eunsang udah kedengeran kek cerita superhero kesukaan anak-anak kecil.

"Eunsang berasa kaya nonton film tadi, te."

Dengan polosnya Eunsang cerita ketegangan yang terjadi saat mereka berangkat pas acara jalan-jalan tadi.

Mulutnya yang masih sedikit mengunyah membuat pipi tembam itu terlihat lucu. Ya ampun, Hana ga kuat. Eunsang terlalu gemesin.

Berdua yang dipuji pun cuma tolah toleh sambil melahap makan malam mereka. Pujian bocah kelas satu SD bisa bikin mereka salah tingkah.

"Nih buat om Yoyon."

Ketiga orang dewasa itu sekali lagi tercengang saat Eunsang menaruh sepotong daging di atas nasi Seungyoun.

"Kenapa Eunsang kasih buat om? Punya Eunsang berkurang dong. Kalo Eunsang ga kenyang gimana?" Ujar Seungyoun mencoba mencari tau.

"Gapapa. Kata papah, kalo ada orang habis berbuat kebaikan itu pantes dapat penghargaan. Ini Eunsang kasih penghargaan buat om Yoyon."

Eunsang lantas mengambil potongan daging yang lain terus dia taruh di atas nasi punya Seungwoo sama punya Hana bergantian.

"Ini buat papah. Ini buat tante Hana. Tante Hana tadi habis nolong orang juga kan di rumah sakit." Lanjutnya.

Hana tersenyum. Sebenarnya dia merasa bersalah karena ga bisa ikutan para cowok itu main ke Everland. Kepentingan penelitiannya lebih mendesak dan ga bisa ditunda lagi.

Eunsang melempar senyum setelah puas dengan pemberiannya. Bocah itu merasakan senang dalam hati meskipun dia ga paham kenapa itu bisa terjadi.

Oh ya, dia inget. Papahnya selalu bilang kalo berbagi itu membahagiakan. Jadi begini rasanya berbagi. Pikir bocah itu.

Seungyoun menengok ke arah Seungwoo dengan pandangan terkesiap. Respect. Seungyoun udah sering dibuat kagum sama Seungwoo.

Tapi kali ini dia memutuskan untuk menjadikan Seungwoo sebagai role model-nya dalam hal mendidik anak.

"Bang, anak lo bisa pinter gini. Kasih tau gue rahasianya." Pinta Seungyoun masih mode terkesima.

Seungwoo sendiri ga yakin, kapan dia bertutur kata seperti yang dibilang Eunsang. Mungkin karena terlalu banyak dia mewanti-wanti Eunsang dengan hal ini, hal itu, dia jadi ga inget.

Satu-satunya yang bikin Seungwoo merasa kebanggaan pada anaknya bertambah saat ini adalah, dia bisa menangkap pelajaran dengan baik dan mengingatnya.

Hatinya berdesir sekaligus menghangat.

"Eunsang." Panggil Hana mengalihkan atensi tiga laki-laki itu.

"Sini. Tante pengen peluk kamu." Lanjutnya.

Eunsang tersenyum sebelum akhirnya menghambur ke pelukan Hana. Wanita itu memeluk dan sesekali mengelus kepala Eunsang.

Dia lega karena Eunsang bisa tumbuh jadi anak pintar kaya gini. Sejenak dia pengen maki-maki si Seola karena rela ninggalin keluarga kecilnya saat Seungwoo lagi susah-susahnya membesarkan Eunsang.

"Ponakan tante paling ganteng. Pinter banget. Sayang terus ya sama papah, sama om Yoyon, sama tante juga."

Dua pria yang lain cuma senyum melihat pemandangan di depan mereka beneran menyentuh hati.

Especially Seungwoo. Rasa egoisnya makin memuncak kala melihat Hana yang selalu dekat sama Eunsang.

Hana, ayo nikah, jadi istri aku. Batinnya.

***

"

Nih."

Hana menerima sebungkus koyo pegal di tangannya. Dari Seungyoun.

"Gue ga biasa pake ini. Panas." Keluh Hana sembari ingin mengembalikan koyo itu ke Seungyoun.

"Udah pake aja. Lo cobain dulu. Kalo ga enak, baru balikin. Mau lo tempelin ke muka gue juga gapapa."

Hana terkekeh. Bisa aja si Yoyon ini. Masa koyo tempel di muka.

"Dah, gue balik. Mau malming sama Somin." Pamit Seungyoun sebelum Hana turun dari mobilnya.

"Jangan sampe si Somin kecapekan lho. Dia masih harus jaga kondisi."

Hana memberi peringatan ke Seungyoun mengingat pria itu kalo jalan sama cewek kadang suka seenaknya sendiri.

"Iya, bu dokter. Iya. Udah sana balik."

Seungyoun setengah mengusir Hana karena dia udah ga sabar mau ketemu pacarnya.

"Salam buat Somin." Ujar Hana sebelum akhirnya benar-benar turun dari mobil Seungyoun.

Tak lama setelah itu, mobil Seungyoun menjauh dari kawasan gedung apartemennya. Menembus gemerlap kota Seoul malam hari.

Hana suka penutupan weekend-nya kali ini. Meskipun dia harus ngebut buat penelitian, dia merasa terobati begitu ketemu dua sekawannya juga keponakannya. Such a beautiful moment.

Belum genap Hana memasuki lift, sebuah telefon masuk menginterupsi perhatiannya.

"Halo?"






















... to be continued

 to be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang