17. I Really Can't Say What I Feel

147 38 1
                                    

"Loh, kok sendiri bang? Hana mana?"

Saat itu juga Seungwoo yang baru masuk rumah pengen ngelempar sendal rumahnya ke mulut Seungyoun.

Gemes.

Gemes pertama, bukannya nanya kondisi Seungwoo, Seungyoun malah nanyain keberadaan Hana. Gemes kedua, ini rumahnya, bukan rumah Hana, kenapa juga Hana harus pulang ke sini bareng dia?

"Hana pulang ke rumahnya sendiri lah, le. Gimana si lo. Kayanya bener kata Hana. Lo agak 'sakit'."

Seungyoun membeku sejenak sebelum akhirnya lanjut rebahan sambil nonton tv. Pikirannya sibuk menebak, apa Hana bilang ke Seungwoo soal pengakuannya? Duh, kacau kalo bener gitu.

"Eunsang udah tidur?" Tanya Seungwoo yang udah ganti baju, lalu duduk di sofa lain bergabung dengan Seungyoun di ruang besar.

"Dari tadi bang. Gue ajak selfi-selfi, eh dia bilang bosen. Ngantuk. Terus tidur."

Satu hal yang melintas di pikiran Seungwoo saat itu juga adalah, ngajarin Seungyoun dikit-dikit soal pendidikan anak. Kalo Eunsang kelamaan main sama modelan Seungyoun gini, wah-

"Bang, emang Hana ngomong apa ke lo? Gue sakit?"

Seungwoo melirik bentar ke arah Seungyoun. Ya ampun, mukanya tuh polos banget. Seungwoo ga tahan mau ketawa.

"Dia bilang lo ngajak dia pacaran sama kencan. Iya kah? Eh, beneran? Lihat tu mukanya. Eoh? Beneran?"

Mampus, ngomong beneran tuh bocah. Batin Seungyoun.

Seungwoo senyum-senyum jahil gitu sambil nunjuk muka Seungyoun yang berasa kaya bocah sepuluh tahun ketahuan diem-diem suka sama temennya sendiri.

"ㅎㅎㅎㅎ.. Kirain dia cuma mau ngelawak doang gara-gara gue sakit tadi. Ternyata bener."

Seungwoo lantas menengguk minuman kalengnya, menunggu reaksi Seungyoun.

Seungwoo setuju sama Hana, kalo Seungyoun punya keberanian yang besar untuk menyampaikan hal yang menurutnya penting meskipun dia harus berat hati menerima konsekuensinya.

Penting kenapa, karena kalo Seungyoun ga bilang gitu mungkin dia bakal merasa ga jujur di depan Hana seterusnya dan abadi dalam kepura-puraannya sebagai teman.

Dengan Seungyoun confess begitu, setidaknya dia mencoba untuk tidak menyiksa dirinya sendiri dengan memendam perasaan.

Menurutnya, Seungyoun melakukan tindakan yang benar, yang sesuai dengan karakternya. Dia mendeskripsikan dengan baik, seperti apa kebebasan dan keberanian seorang pekerja seni sekaligus eksekutif.

Ga kaya Seungwoo.

Dia memilih menyukai Hana dalam diam sekalipun rasa ingin memiliki kadang mendominasi perasaannya.

"Tapi gue ditolak mentah-mentah lho, bang. Hana kayanya beneran gamau kalo kita bertiga ada bumbu asmara-asmara gitu."

Seungwoo nyesek. Iya. Secara ga langsung Hana udah berdeklarasi kalo mereka bertiga ga boleh ada hubungan lebih dari sekedar temen.

"Dia lebih suka posisi kita masing-masing sekarang."

"Nah iya, bener. Gitu katanya. Tapi bang, menurut lo, kalo gue sama Hana nih misal suatu hari beneran jadian, gimana? Bang Seungwoo bakal mendukung kita ga kira-kira?"

Pertanyaan berat. Dulu dia ga keberatan dan dengan mudah ngasih advise ke Seungyoun soal cewek-cewek yang mau diajak pacaran. Kalo yang ini, another level.

Secara kasat mata, Seungyoun menabuh genderang perang dengan Seungwoo untuk mendapatkan hati Hana.

Namun mengingat dirinya yang bahkan belum menampakkan usaha untuk menunjukkan perasaannya ke Hana, Seungwoo merasa perlu undur diri terlebih dahulu.

Dibanding dia bersaing sama Seungyoun, yang udah dia anggep adik sendiri, lebih baik dia ngalah kan? Kebahagiaan Hana sama Seungyoun akan jadi kebahagiaannya juga. Iya kan? Seungwoo bener kan?

Memang dalam pekerjaannya, setiap waktu adalah keputusan, itulah yang dilakukan seorang dokter untuk menyelamatkan pasiennya. Dituntut untuk cepat dan tepat menentukan keputusan adalah sebuah keharusan.

Tapi untuk kali ini, Seungwoo harus berpikir ulang kembali. Memutar otaknya agar mendapatkan keputusan yang bijaksana.

"Gatau ya." Balas Seungwoo nggantung.
 

***
     
Ting!

Evan Cho

Evan : Bnrn gamau coba kencan sm gue?
Evan : Sekali aja

"Sinting. Mabok kayanya si Uyon." Gerutu Hana lalu melempar hapenya ke kasur.

Dia kembali sibuk mengeringkan rambutnya yang masih setengah basah sambil bergelayut dengan pikirannya sendiri.

Ada yang aneh dengannya. Engga, bukan cuma dia. Tapi juga dua orang lainnya, Seungyoun sama Seungwoo.

Mereka bertiga seolah kompak terserang semacam wabah yang entah apa namanya, yang bikin perasaan mereka mengalami naik turun. Apa namanya? Fluktuasi?

Hana gatau bermula dari kapan hal ini terjadi, tapi dia baru menyadarinya akhir-akhir ini. Atau mungkin dari malam itu, pas  Seungyoun-

Drrtt

incoming call - Han Seungwoo

"Halo. Apa woo?"

Bisa keluar bentar ga, Han? Gue di luar.












... to be continued

 to be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang