25. He Asked Me If I Like His Friend

136 30 2
                                    

Ekspektasi Hana waktu Seungyoun ngajak kencan tuh, ke taman mungkin, atau jalan kemana ke tempat yang bagus, atau minimal makan lah.

Tapi semuanya cuma sebatas angan-angannya. Dia malah dibawa ke sebuah tempat agak jauh dari Seoul, ke sebuah tanah lapang, di sebuah kontainer.

Dia duduk setengah rebahan di pojokan ruangan. Nyaman sih. Udaranya ga banyak polusi kaya di Seoul. Sejuk. Bawannya pengen tidur, gegara tadi Seungyoun jemput dia pagi banget jadi jam tidurnya terpotong.

Dari posisi nyamannya ini, Hana melihat dari kejauhan si tersangka kencan yang sibuk take foto sama temen-temennya.

Iya, Hana dibawa ke studio foto tempat nongkrong Seungyoun kalo weekend.

Overall, Hana suka tempatnya. Ya kaya tadi itu, adem, sejuk, udara bersih, ga ada suara kendaraan. Tapi yang bikin dia kesel, dia dicuekin sama Seungyoun.

"Harusnya gue ga percaya dia mendadak romantis ke gue kalo ujungnya gini. Dia mah kapan bisa romantis ke gue. Adanya jahil doang." Gerutu Hana sambil memperbaiki posisinya.

Jujur, Hana makin tambah ngantuk dan pengen tidur aja rasanya. Susu mangga yang dikasih Seungyoun lima menit yang lalu udah habis, hapenya juga sepi karena dokter asistennya pasti juga pada liburan.

Ditambah kemarin malam dia ada operasi besar dan baru selesai dini hari tadi. Jadi, ga ada alasan buat Hana ga tidur saat ini juga.

***

"Bro, temen lo gapapa tidur di sana?"

Seungyoun menoleh ke arah yang dimaksud rekannya. Seketika tawanya meledak sejenak melihat pemandangan aneh yang ditangkap netranya.

Hana tiduran di atas sofa tunggal sambil meluk boneka properti yang entah dapet darimana. Jangan lupa wajahnya yang sengaja dia tutupi pake buku. Tapi Seungyoun bisa lihat mulut Hana yang setengah kebuka. Wkwk.

"Biarin aja. Dia baru tidur tadi pagi. Lanjut yok! Tinggal yang di sana kan?"

***

"Ngimpi apa tadi Han? Sampe susah banget dibangunin."

Hana menatap tajam ke arah Seungyoun yang ketawa di balik kemudinya. Kalo bukan temen sendiri, udah habis Hana tonjokin muka Seungyoun.

"Sampe ngiler-ngiler gitu. Sadar ga lo?"

"Terus aja kaya gitu. Terusin. Puas kan lo ngerjain gue."

Coba aja kalo Seungyoun lagi ga nyetir, beneran dia pukul sekarang juga. Saat itu juga Hana menyadari, selamanya dan seterusnya Seungyoun fix jadi partner berantemnya.

"Wkwk. Jangan kelamaan ngambek, Han. Penuaan dini."

"Bukan penuaan dini, emang gue udah tua."

Seungyoun beneran ga tahan mau nguyel-nguyel kepala Hana. Kelewat gemes kalo Hana udah ngambek gini.

"Lo sekali lagi berantakin rambut gue, lo ga boleh makan di tempat gue lagi."

Seungyoun tau itu cuma gertakan Hana doang. Hana ga pernah serius kalo ngancem dia ataupun Seungwoo. Ujungnya juga Hana yang balik ke mereka berdua lagi.

"Biar ga ngambek, mau makan apa, dimana? Resto China? Itali? Jepang?"

"Terserah."

Seungyoun terkekeh. Tambah imut ih si Hana.

"Oh, gue tau yang cocok sama lo-"

Hana menoleh sebentar ke arah Seungyoun. Menanti apa yang akan diucapkan pria itu. Mungkinkah dia bisa berharap Seungyoun tau pikirannya pengen makan apa sekarang.

Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang