08. The Doctor So Busy

163 38 0
                                    

Berangkat sendiri? Bisa?

"Bisa kayanya. Paling nelen asam mefenamat udah selesai."

Jadi ga kopi nih pagi ini?

Hana yang dari tadi rebahan di kasur, berubah posisi jadi duduk. Punggungnya dia sandarkan ke headboard biar ga terasa nyeri.

"Ga dulu. Eh, nitip kirant* boleh ga? Kayanya persediaan di rumah abis. Mau mampir juga mager."

Siap, ibuk. Apalagi? Biar nanti sekalian.

"Udah itu aja. Thanks ya, Cho."

Oke. Bilang aja kalo gakuat nyetir. Ntar biar gue jemput.

"Gausah. Bisa, bisa. Ketemu di rumah sakit aja."

Hana lega punya temen kaya Seungyoun. Cowok itu ga perlu dijelasin panjang lebar kalo diminta tolong sama Hana pas dapet hari pertama.

Ga mengenal waktu dan tempat, Seungyoun hampir jadi yang pertama bantuin Hana kalo urusan 'dapet'.

Hana menilik jam di nakas sebelah kasurnya. Masih jam empat. Kebiasaannya kalo kebangun sepagi ini adalah baca.

Berkat saran Seungwoo, Hana mengubah kebiasaan bangun terlalu paginya jadi lebih produktif dibanding tidur lagi.

Yang dibaca apapun, asal nyantol. Kaya pagi ini, Hana sengaja milih baca jurnal-jurnal profesor buat bahan dia operasi nanti. Kasusnya cukup langka dan ini kali kedua Hana menemui kasus ini.

Sindrom moyamoya atau Moyamoya disease (MMD). Pembuluh darah di bawah kulit kepala yang mengarah ke otak menyempit dari waktu ke waktu, karena dinding arteri menebal. Kondisi ini dapat menyebabkan stroke.

Salah satu penanganannya adalah operasi. Prosedur operasinya bisa dibilang sejenis operasi revaskularisasi serebri lainnya, bypass arteri.

Tapi tetep aja, Hana masih suka gugup karena dia belum banyak pengalaman soal penyakit ini.

***

"Dokter Hana mau istirahat dulu? Biar saya bilang ke pasien nunggu sebentar. Lima menit mungkin." Tawar Hyunjin khawatir.

Gimana ga, Hana udah keliatan pucet banget.

Pagi jam delapan, begitu sampe rumah sakit Hana langsung operasi pasien Moyamoya disease (MMD) selama lima jam.

Mana keluarga pasien yang ribet tanya ini itu ke Hana. Bukan Hana namanya kalo ga jelasin kondisi pasien dari awal sampe akhir dengan sangat detail. Itu sudah jadi tugasnya untuk melayani wali pasien.

Dan sekarang udah harus terima pasien rawat jalan dan yang baru konsultasi. Enam jam nonstop tanpa makan dan istirahat.

Hyunjin yakin kalo dokter seniornya itu belum sarapan. Makanya jadi keliatan lemes gitu.

"Ada ini kok."

Hana menunjuk sebungkus coklat yang sempat dikasih Seungyoun tadi pagi.

"Gapapa. Pasiennya suruh masuk sekarang aja biar ga nunggu lama-lama."

***

"Ibu bisa lihat di sini ada lingkaran besar, tumor Meningioma. Tumornya membesar dan menekan bagian klinoid yang ada di dekat mata. Jadi itu kenapa kemampuan penglihatan Anda berkurang."

Hana menunjukkan citra hasil MRI ke pasien lanjut usia di depannya itu. Tumor meningioma sebesar bola tenis bersarang di dalam kepalanya.

"Jadi, ibu saya kena tumor otak, dok? Ibu Saya bisa sembuh kan?"

Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang