21. I Can't Receive The Gift

139 35 0
                                    

"Bu dokter, ini ada sedikit bingkisan dari kami. Mohon diterima meskipun ga seberapa sama kerja keras bu dokter yang udah bantu Somin."

Ibu Somin menyerahkan sebuah botol panjang yang dibungkus kain agak tembus pandang. Dari jarak satu meter pun Hana tau, apa yang dibawa ibu Somin itu.

Anggur Op*s One. Damn it. Fix keluarga Somin levelnya beda. Hana menjerit dalam hati.

"Maaf, bu. Tapi saya ga bisa-"

"Udah gapapa, dok. Mohon di terima ya. Adik kakak saya juga dokter. Saya tau bagaimana kode etik mengatur bu dokter untuk tidak menerima hadiah. Tapi ini bener-bener saya berikan sebagai tanda terima kasih."

Hana garuk-garuk kepalanya. Kalo dia ga punya malu mah, dengan tangan yang sangat terbuka dia menerima hadiah itu. Tapi ini, di belakangnya ada Jeno. Hana harus bisa kasih contoh yang baik selaku senior.

"Bu, saya menghargai usaha ibu bawa ini kesini, tapi saya-"

"Terima kasih ya, bu dokter. Sekali lagi terima kasih banyak. Udah, bawa aja dok. Somin sembuh juga karena dibantu bu dokter."

Hana cuma bisa mematung saat kedua orang tua Somin pamit. Dengan sekuat tenaga Hana menahan botol panjang nan mahal itu biar ga jatuh dari tangannya yang sekarang agak bergetar. Ini anggur mahal tolong.

"Dok, emang boleh ya terima hadiah dari pasien?" Tanya Jeno dengan sejuta kepolosannya.

Hana beralih menatap Jeno selagi tangannya kuat mencengkeram botol anggur itu.

"Dokter ga boleh menerima hadiah yang sifatnya akan menciptakan hubungan khusus antara dokter dan pasien. Pasien Somin kemarin, apa dia bakal balik ke sini setelah operasinya selesai?"

Jeno menggeleng.

Selama ini dia mendampingi Hana memantau perkembangan Somin hingga wanita itu akhirnya bisa dipulangkan.

Seluruh tumornya terangkat dan beruntung ga ada cidera, jadi ga ada prosedur terapi yang harus diikuti. Hanya pemeriksaan reguler di rumah sakit dekat rumah Somin.

"Ga ada dok."

"Kira-kira saya bakal ada hubungan lagi ga sama Jeon Somin-nim?"

Jeno tampak berpikir sejenak.

"Kalo nanti tumornya kambuh lagi-"

"HUSH!! Siapa yang ngajarin suudzon kaya gitu?" Potong Hana cepat.

***

"Eunsang.... tante datang...."

Hana langsung menghampiri Eunsang yang tengah asik nonton tv sendirian.

"Tante, kangen!"

Keduanya kini saling berpelukan hangat. Padahal baru sepekan yang lalu Eunsang nginep di rumah Hana. Sekarang giliran cewek itu yang berkunjung ke rumahnya.

"Loh, kok udah disini? Seungyoun mana?"

Pertanyaan Seungwoo muncul karena janjinya si pak Direktur itu akan datang ke rumahnya bareng Hana.

"Ada di luar. Ribet bawa oleh-oleh."

Yang jadi bahan obrolan tiba-tiba masuk dengan membawa sebuah kardus besar entah apa isinya.

"Bang! Bantuin bawa masuk napa?!"

***

"Sepatu?"

Hana mengangguk. Begitu juga Seungyoun.

"Tapi cukup sekali ini aja lo pake acara suap. Lain kali gue ga kasih lo maaf kalo gini lagi." Keluh Hana ke Seungyoun.

Unbelievable | HSW, CSY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang