Salahku

654 56 0
                                    

14 Januari 2020

Shani POV

Aku mengerjapkan mata beberapa kali mencoba mengumpulkan kesadaran,, mencoba meyakini diriku apakah ini hanya mimpi atau nyata, di mana aku? Yang aku lihat hanya cat berwarna putih, saat sedang menerka keberadaanku suara seseorang menyadarkan ku

"Sayang kamu sudah siuman" aku menoleh ke sumber suara, ternyata mama

"Kita khawatir sama keadaan kamu yang langsung ngedrop seperti ini" ucap papa di samping mama

"Aku dimana pah, mah?" Tanyaku

"Kamu di IGD, tadi kamu pingsan jadi kita bawa kamu kesini takut kamu kenapa-napa" ucap mama

Tak lama akupun tersadar tadi cio terluka dan dokter bilang kalo dia kritis,, aku harus menemaninya iya harus, ini semua salahku jika cio tidak menolongku dia pasti tidak akan seperti ini, aku memang bodoh benar-benar bodoh,, kamu bodoh Shani kamu membuat orang yang kamu cintai terluka

*Maaf ci , Cici tetep sempurna ko✌️✌️✌️

"Sayang kamu mau kemana? Kamu masih lemas" ucap mama memelukku menahanku agar tidak pergi

"Aku harus ke cio mah, lepasin aku, aku mohon" mohon ku

"Jangan sekarang keadaan kamu sedang tidak stabil, kamu perlu istirahat dulu"

"Ga bisa mah ku harus cio sekarang mah, aku mohon" mohonku yang tak sadar sudah meneteskan kembali air mata

"Sayang jangan Kaya gini, emosional kamu harus stabil dulu" sekarang giliran papa yang menahanku,, aku terus mencoba memberontak

"LEPASIN AKU, AKU MAU KE CIO, LEPASIN AKU" jeritku yang sudah emosional

"Suster suster"

"LEPASIN AKU PAH, AKU HARUS KE CIO, DIA NUNGGUIN AKU" aku masih terus memberontak

Beberapa suster menahan kaki dan tanganku, sesuatu di suntikan padaku membuat semua yang kulihat perlahan menjadi gelap

Dilain tempat

Gracia POV

Dadaku sesak lihat keadaan mama seperti ini, aku tidak kuat melihatnya, air mataku menetes lagi tanpaku perintah entah sudah berapa kali di hari ini aku menangis

"Kamu harus tegar gre, ini waktunya kita melaksanakan tugas, kamu coba tenangkan Shani, dan aku akan minta bantuan tim medis untuk meringankan sakitnya cio, agar dia cepat melewati masa kritisnya" ucap ka Boby entah sudah berapa kali di menguatkan ku yang payah ini, terima kasih ka

"Aku akan coba ka" ucapku menghapus air mata dengan kasar, cukup menangisinya, jangan ada air mata lagi setelah ini

"Kamu bisa datangi Shani jika si sudah sadar kembali, pastikan di tidak histeris lagi"

"Iya ka , aku faham"

"Baguslah, kalo gitu Kaka duluan" pamit ka Boby

"Iya ka"

Ka Boby pun pergi menuju ruang ICU untuk menjalankan tugasnya meninggalkan aku yang masih betah duduk melihat mama yang sudah di beri obat penenang

Saking sibuknya melihat keadaan mama sampai aku tak sadar seseorang duduk di sampingku

"Kalo Tante boleh tanya, kamu ini siapa?, Kenapa kamu bisa tau keberadaan cio dan Shani dalam bahaya, tapi kenapa kamu ga coba buat nolong mereka?" Tanya nenek yang membuatku keluar, aku harus jawab apa??

'ka Boby tolong aku'

"Hemmm.. itu.. emm.. aku dan kamu Boby temen mereka, kita ga sengaja liat kertas yang berisi alamatnya, dan kami tidak tau jika sebenernya ka Shani dalam bahaya, saat kami sampai di tempatnya ternyata keadaan mereka sudah terluka jadi kami tidak sempat mencari bantuan" ucapku panjang lebar, ku harap nenek percaya, kan tidak mungkin aku bilang ada di sana tapi ga ngelakuin apa-apa

Kembali Untuk Memperbaiki (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang