Khawatir

718 59 2
                                    

Shani POV

Wajah Gracia terlihat pucat dan tiba-tiba mengalir darah dari hidungnya dia juga meremas kepalanya dengat sangat kuat aku tidak tau ada apa dengan dia ,, ku panggil pun tak ada respon darinya dia terus saja meremas kepalanya aku jadi khawatir di buatnya gracia kehilangan kesadaran nya membuatku semakin khawatir

Aku mencoba menahannya agar tidak terjatuh,, tiba-tiba orang bernama Boby itupun masuk dan mengangkat Gracia tanpa izin dan membawanya keluar,, aku masih belum tau mengenai boby

"Sayang aku liat keadaan Gracia dulu ya" izinku pada cio

"Iya, kasih tau aku kalo ada apa-apa ya" ucapnya

"Iya"

Akupun bergegas mengikuti kemana Gracia di bawa oleh Boby

Papa dan juga om Farish masuk ke ruangan untuk melihat kondisi cio sedangkan mama menahan tanganku

"Kamu mau kemana?" Tanya mama

"Aku mau lihat kondisi gre mah" ucapku

"Tapi cio baru saja siuman masa kamu mau ninggalin dia gitu aja" ucap mama

"Tapi mah ini juga penting" ucapku memelas

"Ga bisa, dari kemarin kamu nungguin dia siuman sekarang dia udah siuman masa kamu ninggalin dia buat orang lain yang ga ada hubungannya sama keluarga kita, dia bukan urusan kamu lagipula dia udah di bawa sama Boby" ucap mama keukeuh

"Sekarang kamu masuk temenin cio yang baru saja siuman" ucap mama lagi

"Tapi aku khawatir sama keadaan gre mah" ucapku tak kalah

"Udah ada Boby yang jagain gre kamu ga usah khawatir, sekarang urusan kamu adalah cio" ucap mama memberi perintah,, andai mama tau kalo gre itu cucu mama mungkin mama akan khawatir juga seperti mama khawatir sama keadaan aku

Aku pasrah dan lebih mengikuti perintah mama,, semoga kamu ga kenapa-napa gre

"Loh ko ga kejar gre sayang?" Tanya cio saat masuk kembali ke dalam

"Mama bilang aku harus nemenin kamu di sini" ucap ku sendu

"Tapi keadaan gre gimana?" Tanya cio ga kalah khawatir

"Loh yang terpenting itu sekarang kamu kenapa jadi khawatir sama gracia" ucap mama

"Iya lagipula gre sudah di tanganin sama boby, jadi jangan khawatir" kali ini papa yang berbicara,, mereka bahkan ga tau apa-apa

Perasaanku benar-benar ga enak, ini yang di rasakan seorang ibu ketika anaknya kenapa-napa

"Biar aku yang liat kondisi gre" ucap cio yang membuat semua menoleh ke arahnya

"Kamu masih lemes, kamu masih butuh istirahat" tahanku

"Aku ga bisa biarin gre kenapa-napa, aku harus tau keadaannya" ucapnya keukeuh,, cio menyingkap selimut dan bergegas turun dari bangsal

"Cio jangan nekat" tahanku

"Aku ga bisa tinggal diam Shan" ucapnya

"Cio tetap istirahat!!" Ucap om Farish dengan penuh penekanan

"Aku ga bisa pah, papa ga tau apa yang aku rasain jadi jangan halangi aku" ucap cio mulai kesal

"Aku harus pergi Shan" ucap cio tetap mencoba melangkah walaupun tertatih,, aku memapahnya

"SELANGKAH LAGI KAMU MAJU PAPA GA AKAN PERNAH IZININ KAMU KETEMU LAGI SAMA GADIS ITU" ucap om Farish membuat cio dan aku terdiam

Cio dengan cepat berbalik dan tepat berhenti di depan om Farish

Kembali Untuk Memperbaiki (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang