Aku pamit

489 41 6
                                    

Gracia POV

Suara alarm dari ponselku berdering membangunkanku dari tidurku yang sejenak, segera ku matikan dan aku segera bergegas membasuh wajahku dengan air agar tidak terlalu ngantuk, seslesai membasuh wajahku ku simpan foto yang ku peluk tadi ke dalam tasku, sedikit merapihkan penampilanku sebelum aku pergi, ku tarik koper secara perlahan takut-takut membangungkan yang lain, ku lihat sangat sepi ,ini waktu yang sangat tepat, aku melangkah keluar dari rumah ini dengan berat hati, maafin aku mah aku harus ngelakuin ini, ku buka pintu dengan perlahan air mataku kembali lolos, ku tutup kembali dengan perlahan dengan langkah pelan namun pasti aku keluar dari rumah menatap kembali pada rumah yang sudah memberiku banyak kenangan yang sangat indah namun juga menyakitkan, ku buka gerbang dan ku tutup kembali

ku lihat ponsel yang menujukkan pukul 22.30 malam, aku akan pergi dengan naik kereta menuju bandung, aku naik angkutan umum dekat komplek menuju stasiun kereta, ya kereta di zaman ku ini sangatlah canggih tidak seperti kereta di zaman dahulu yang ku tau dari museum kereta, cukup merepotkan

hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit aku sudah sampai di stasiun, aku segera turun dan segera memesan tiket dengan cara yang canggih juga, kereta api yang buka sampai 4 jam ini memang tidak ada lelahnya yang jadi pertanyaanku adalah kenapa masih aja banyak orang di jam malam seperti sekarang ini, mereka ini tidak ada lelahnya, benar-benar kota yang tidak pernah tidur

selesai memesan tiket kereta yang akan aku tumpangi ternyata sudah tiba, ku kira bukan itu keretanya, aku segera masuk setelah melewati pintu metal detektor garret, keamanannya memang sudah seperti di bandara, koperku juga tidak lepas dari pemeriksaan petugas, setelah selesai semua dan aku di nyatakan aman aku bisa masuk ke dalam kereta

aku mencari tempat yang cukup kosong, setelah mendapat tempat yang kosong aku segera menuju kursi tersebut, ku simpan koperku di tempat yang sudah di sediakan karena ada bagasi di setiap kursi penumpang, ini bukan pertama kalinya aku naik kereta tapi ini pertama kalinya aku naik kereta api sendirian, sepi pasti tapi tidak apa inikan keputusanku

tidak lama aku menunggu sambil mengistirahatkan tubuhku terdengar masinis memberitahukan keberangkatan kereta sebentar lagi, syukurlah, aku akan istirahat sepanjang perjalanan, tapi belum sempat aku menutup mataku tepukan seseorang membuatku terlonjak kaget dan sontak menoleh ke arahnya

"maaf kalo bikin kamu kaget, boleh aku duduk di samping kamu?"tanyanya

"ehm... boleh" ucapku akhirnya

"kenalkan namaku gito, aku dari kepolisian waktu yang bertugas menjemputmu, maaf jika aku tidak bisa menjemputmu dari rumah, karena tugasku hanya menemanimu di perjalanan menuju bandung" aku kaget mendengar penjelasannya

Ku sambut uluran tangannya

"Aku gra..."

"Gracia kan, aku tidak mungkin tidak tau siapa kamu, tim langsung mencari tau tentangmu, jendral juga tampak tertarik pada kisahmu"

"Hehehe.." aku hanya tersenyum canggung

"Perjalan kali ini akan sangat menyenangkan" lanjutnya lagi, aku hanya diam tak tau harus bereaksi seperti apa

"Kalo kamu lelah istirahat aja, aku yang akan jagain kamu"

"Hem terima kasih ka"

Dia hanya tersenyum sebagai jawaban, akupun memejamkan mataku karena aku sudah sangat lelah, tak butuh waktu lama aku sudah menjelajahi alam mimpi

...

"Gracia bangun kita sudah sampai" seseorang mengguncang tubuhku pelan,aku terusik dari tidur nyenyakku

"Engghh..."

"Hehehe" dia terkekeh, apanya yang lucu

"Hem kita sudah sampai?" Tanyaku

Kembali Untuk Memperbaiki (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang