Jelas

562 55 0
                                    

18 Januari 2020

Detik menit dan jam semakin berlalu, waktu ku di sini hanya tinggal beberapa hari lagi tapi aku masih belum bisa menyelesaikan satu masalah lagi,,sedang sibuk dengan lamunanku di balkon tiba-tiba papa teriak dari luar kamar

"Gre.. kamu sudah bangun kan, aku mau nagih cerita dari kamu"

Aku mendengus sebal,, papa ini malah mengingatkan ku pada eli lagi,, tapi kemarin aku memang mau cerita soal Eli pada papa bagaimanapun juga papa pasti khawatir sama Eli

Aku memutuskan memberitahu semuanya pada papa

"Bisa ga sih pah, ga teriak-teriak pagi-pagi gini" ucap ku malas saat membuka pintu dan papa masih berdiri di depan pintu

"Hehe papa cuma mau nagih cerita dari kamu, dari semalam papa ga bisa tidur begitu juga dengan Shani, kami masih mengkhawatirkan keadaan Eli yang tidak berkabar"

"Maaf ya pah udah bikin papa sama mama khawatir, karena aku ga ngasih tau kalian sebelumnya" ucapku merasa bersalah setelah melihat papa yang begitu mengkhawatirkan Eli

"Hem sebenarnya ada apa, Eli baik-baik saja kan?" Tanya papa dengan tangan yang mengelus pundakku

"Eli ga apa-apa ko pah"

"Yaudah sekarang kamu cerita semuanya biar jelas, biar kita ga khawatir lagi, ayo duduk di sofa biar enak" ajak papa

Akupun mengikuti papa untuk duduk

"Jadi gini pah, kemarin Eli sudah masuk waktunya pulang ke zamannya dan aku cuma mau menghabiskan waktu sama Eli aja, maaf ya pah, dan ka Boby yang jemput Eli langsung buat kembali, gitu pah" jelasku pada papa yang langsung di sambut gelengan kepala dan raut kesal

"Kemarin Eli pulang dan kamu ga ngasih tau aku maupun Shani, kita bahkan ga ngucapin kata perpisahan apapun sama eli, ko kamu tega sih gre,, aku sama Shani kan sayang sama Eli" ucap papa sedikit marah

Aku hanya bisa menunduk, takut dengan amukan papa, jujur aku belum pernah liat papa marah karena papa selalu bisa meredam amarahnya, tapi aku salah,, jika menyangkut anak-anaknya ternyata papa bisa semarah ini

"Setidaknya kamu ngasih tau kita , biar kita bisa ngucapin selamat tinggal atau apa gitu, bukannya malah ngebiarin dia pergi tanpa kata pada kami" papa benar-benar di kuasai amarah

Aku semakin takut, akupun meneteskan air mata tak kuasa menahan ketakutanku,, tiba-tiba suara bel berbunyi

Papa membukakan pintu, ternyata mama yang datang

"Ada apa, kenapa gre nangis?" Tanya mama ketika masuk

Aku maupun papa tidak menjawab

"Cio?" Tanya mama dengan nada penuh penekanan

"Ehmm.. itu" papa gugup untuk menjawab

"Kamu apain gre?" Tanya mama sudah mode marah,, akan ada perang kayanya

"Ga ngapa-ngapain" elak papa

"Bohong" skakmat pah

Mama menghampiriku lalu memelukku,, nyaman sekali dalam pelukan mama

"Udah sayang kamu ga usah nangis, biar cio aku yang urus" ucap mama dan menatap tajam ke arah papa,, ngeri

"Jelasin ke aku kenapa gre bisa nangis" tanya mama setelah melepas pelukannya dengan nada yang you know lah, ngeri

"Aku ga maksud bikin dia nangis, tadi dia cerita tentang Eli dan kamu juga khawatir sama keadaan dia kan, dan tadi gre bilang kalo Eli udah pulang ke zamannya sedangkan dia ga ngasih tau kita sama sekali padahal kita udah khawatir sama eli" jelas papa yang memang tidak salah

Kembali Untuk Memperbaiki (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang