BRUK!
"Lo punya mata ngak sih." sentak seorang cewek bersurai panjang serta tatapan tajamnya yang menatap nyalang cowok di hadapannya yang tidak berekspresi sama sekali.
"Cantik-cantik kok galak," sahut sosok cowok yang berdiri di samping kanan pelaku yang telah menabraknya.
"Cantik-cantik nenek lo cungkring," sentak Dara dengan nada jutek.
"Etdah nenek gue kebawa segala, btw kenalin nama gue Candra," balas cowok itu yang di ketahui bernama Candra.
"Gue ngak tanya nama lo siapa," pungkas Dara memutar bola matanya malas.
"Rasain tuh, mending kenalan sama gue yang jelas-jelas tampan ini. Kenalin nama gue Jevon," celetuk Jevon sembari menaik turunkan alisnya menggoda Dara.
"Muka kayak kuali gosong lo banggain njir," umpat Candra.
"Sesama makhluk burik jangan saling menghina. Kenalin nama gue Rava," ucap Rava menampilkan senyum manisnya.
"Gue ngak butuh nama lo pada, yang gue butuh sekarang kata maaf dari dia," sentak Dara seraya menunjuk wajah cowok di depannya yang sedari tadi menampilkan wajah dingin dan tatapan tajamnya.
"Sakitnya tuh di sini di dalam hatiku," sela Candra mendramatis.
"Kita aja yang minta maaf ya dedek emesh, karena bos lagi ngak mood," ujar Jevon mencoba membujuk.
"Gak. Yang tabrak gue dia bukan kalian," pungkas Dara sembari bersedekap dada.
"Seberapa penting kata maaf buat lo," cowok yang sedari tadi terdiam dengan aura dingin yang terus memenuhi wajah tampannya akhirnya membuka suara.
"Lebih baik lo minta maaf sebelum gue berubah pikiran, ingat ya kata maaf yang di lontarkan buat gue adalah pengganti semua yang udah lo lakuin ke gue," ucap Dara penuh penekanan dan tetap keukeh terhadap pendiriannya.
"Jangan lebay. Lo cuma jatuh dasar lemah," ucap cowok tersebut kemudian melenggang pergi di ikuti teman-temannya meninggalkan Dara yang menggeram kesal.
"Gue ngak lemah dan gue ngak akan tinggal diam setelah lo permaluin gue bangsat," teriak Dara menggema di jalan yang sepi namun tak di indahkan oleh sosok cowok berwajah datar tersebut.
"Guntur Dewantara kelas Ipa1," beo Dara tersenyum smirk.
"Bos. Cewek tadi cakep ya?" ujar Candra di sela-sela perjalanan mereka menuju motor masing-masing.
"Kayaknya tuh cewek satu sekolah sama kita?" timpal Rava menekuk keningnya.
"Eh ogeb lo buta apa gimana, jelas-jelas tuh cewek pake seragam kayak kita, berarti dia sekolah di sekolah kita," sungut Jevon seraya menyentil kening Rava.
"Ngak usah sentuh kening gue, tangan lo bau kentut," sarkas Rava.
"Adara Nathania kelas Ips1," sahut Guntur menghentikan perdebatan antara Jevon dan Rava.
"Cewek yang di cap biang onar itu?" tanya Candra memastikan, membuat Guntur menggangguk.
"Ternyata bidadari itu ada," celetuk Candra dengan mata yang berbinar.
"Bidadari dari hongkong. Mana ada bidadari, yang ada tuh cuma mantan-mantan kadaluarsa lo," sentak Jevon menjitak kepala Candra, alhasil empunya menggaduh kesakitan.
"Gue cabut," ucap Guntur tanpa menunggu balasan dari teman-temannya.
"Satu kata buat Dara," ujar Rava.
"Apa?" tanya Candra dan Jevon kompak.
"Perfect," balas Rava kemudian melajukan motornya meninggalkan Candra dan Jevon yang masih terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR
Teen FictionCerita kehidupan sosok Guntur Dewantara. Sang ketua geng motor yang terkenal di seluruh jalanan. Thanos Geng akan bertindak ketika mereka di usik atau bahkan di tantang. Jangan berani dengan Thanos Geng jika masih menyayangi nyawa, karena Thanos Gen...