02. Awal Mula Kebencian

2.9K 181 7
                                    

UDAH FOLLOW AUTHOR APA BELUM NIH? MAU CEPET UPDATE NGAK? BURUAN FOLLOW AUTHOR DEH!

HAPPY READING

Di pagi yang cerah ini ditemani dengan silaunya sinar matahari tak bisa mengalahkan kecerahan hati seseorang yang sedari tadi berjalan dengan gontai melewati koridor-koridor yang mulai ramai.

"Hello epribadeh, Acha kembali lagi dengan senyum manis tentunya," pekikan seseorang dari belakang membuat Dara menutup kedua telinganya yang berdengung.

"Eh kutil beranak bisa ngak sih ngak usah teriak-teriak," sentak Dara membulatkan kedua matanya membuat Acha tersenyum lebar.

Dara mendengus kesal melihat satu temannya ini, bahkan beberapa pasang mata turut terganggu akibat teriakan cempreng milik Acha.

"Bisa-bisa gigi lo kering tuh karena kelamaan nyengir," celetuk Noren yang datang dari belakang keduanya.

"Emang gigi bisa kering?" tanya Acha sembari menekuk keningnya.

"Bisa. Bahkan tsunami," pungkas Dara berlalu begitu saja dari kedua temannya.

"Gue ngak ngerti maksud Dara? Emang apaan Ren?" kening Acha semakin berkerut. Noren hanya mengulas senyum simpul.

"Coba deh lo ngomong sambil muncrat," usul Noren.

Acha mulai mengikuti usulan Noren dengan senang hati guna memastikan ucapan Dara tadi. "Wah ternyata bibir gue tsunami," ujar Acha dengan senyum menggembang.

"Sumpah Cha. Lo selain lemot ternyata ogeb juga," ucap Noren menggelengkan kepalanya melihat Acha yang begitu polos.

"Gue salah ya Ren? Maafin gue deh," lirih Acha.

"Bodo amat gue mau ke kelas," pungkas Noren berjalan begitu saja melewati Acha yang menatapnya penuh tanya.

"Gue salah apa?" gumam Acha menggaruk rambutnya yang tidak gatal dan segera berlari mengejar Noren yang belum terlalu jauh.

Seluruh Siswi SMA Galaksi yang berlalu lalang di koridor memekik tertahan ketika ke empat cowok tampan yang menjadi idola mereka berjalan beriringan memasuki kawasan sekolah.

Tatapan memuja tidak luput dari wajah dingin sosok Guntur yang berjalan dengan tenang tanpa terusik dengan bisikan-bisikan para Siswi yang memuji ketampanannya.

Guntur menghentikan langkahnya yang baru menginjak undakan tangga pertama ketika seseorang menabraknya dari arah berlawanan. Seketika semua Siswi yang masih bercakap-cakap langsung mengatupkan bibir mereka rapat-rapat. Koridor langsung sepi, tak ada satupun yang berani membuka suara ketika melihat Guntur diam sembari memandangi cewek yang baru saja menabraknya dengan tatapan tajamnya.

"Lo ngak liat gue disini?" tanya Guntur dengan santai tetapi berbanding terbalik dengan yang mendengar ucapannya yang begitu tajam dan tak terbantahkan.

"Gue kira ngak ada orang, bukannya kemarin lo juga gitu ke gue," balas cewek tersebut dengan senyum miringnya.

Guntur mengeraskan rahangnya melihat senyum miring yang tercetak di bibir cewek yang sejak kemarin ia temui di jalan sepi.

"Kenapa diam. Kehabisan kata- kata lo," ucap cewek itu lagi sembari memutari tubuh tegap Guntur tanpa rasa takut sedikit pun.

"Adara Nathania," ucap Guntur yang terdengar seperti ancaman bagi Dara.

GUNTUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang