Jam istirahat berbunyi nyaring ke seluruh penjuru SMA Galaksi. Kelas XII. Ips1 sedang rusuh, mengapa demikian? Para penghuninya harus sabar mengantre di karenakan ulah para pentolan sekolah sekaligus anggota inti Thanos Geng, siapa lagi kalau bukan Jevon, Rava dan Candra yang sedari tadi menghadang pintu kelas yang bukan kelas mereka.
"Woi, antrenya yang teratur dong, kalau neng Dara keselip gimana?" teriak Candra memantau murid-murid yang bersusah payah keluar dari kelas demi menjemput kantin.
"Kalian ngapain sih ada di sini," protes Noren.
"Kita di perintah sama bos besar, katanya pantau Dara ngak boleh lolos, " jawab Rava santai.
Acha membulatkan kedua matanya. "Kalian mau culik Dara, enggak boleh," pekik Acha polos.
Jevon memijat pangkal hidungnya. "Bukan, Cha."
"Dara lagi ngak bisa di ganggu," tukas Noren melirik Dara yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja.
"Kita cuma pantau aja kok," balas Jevon lembut.
"Piu-piu, ada yang lagi pedekete nih," goda Candra sembari menyikut lengan Rava.
"Pedekate kali," koreksi Rava.
"Apaan sih, ngak lucu lo," sentak Jevon.
"Ekhem." Suara berat dan khas milik Guntur membuat teman-temannya terdiam.
"Dara mana?" tanya Guntur.
"Tuh," tunjuk Noren dengan dagunya ke arah Dara.
Guntur mengerutkan keningnya kemudian melangkah mendekati Dara tetapi lebih dulu di cekal oleh Noren.
"Kenapa?" tanya Guntur.
Noren menggeleng. "Gue titip Dara sama lo," ucapnya kemudian menarik Acha keluar dari kelas di susul oleh Jevon, Rava dan Candra di belakangnya.
Guntur melangkahkan kakinya mendekat ke arah bangku Dara.
Sementara Dara masih setia memejamkan matanya tanpa menyadari keberadaan Guntur di dekat mejanya.
"Ekhem," demam Guntur namun Dara masih belum sadar.
Dara terkesiap, kedua matanya sontak terbuka ketika merasakan usapan seseorang di rambutnya.
"Ngapain lo di sini?" ujar Dara jutek.
"Ngak boleh emang?" tanya Guntur.
"Terserah lo, tapi ngak usah gangguin gue. Gue mau sendiri lo bisa pergi sekarang," pungkas Dara hendak kembali menelungkupkan kepalanya namun tertahan ketika Guntur tiba-tiba merangkulnya.
"Ikut gue yuk," ajak Guntur dengan nada lembut.
Dara terdiam. Akhir-akhir ini, Guntur sangat berubah. Dulu Guntur sangat membenci Dara tetapi mengapa sekarang jauh berbeda?
"Hey, ayo," ajak Guntur lagi segera menggenggam tangan Dara membawa cewek itu keluar dari kelas yang sepi.
Perlakuan Guntur semakin membuat Dara bertanya-tanya. Dengan menampilkan wajah datarnya, Dara berjalan mengikuti langkah Guntur yang entah mengajaknya kemana.
"Kenapa lo ajak gue kesini?" cetus Dara mengedarkan pandangannya ke seluruh area rooftop sekolah.
"Gue tahu pikiran lo lagi kacau, dengan lo lihat pemandangan dari sini hati lo bakal tenang sama seperti pemandangan yang lo lihat," ungkap Guntur menatap gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi.
Dara langsung terduduk di tempatnya berpijak, untungnya rooftop sekolah tidak kotor sehingga rok abu-abu yang ia kenakan tidak terkena debu.
"Gue hanya kecewa dengan keadaan," lirih Dara, nyatanya ia tidak bisa menahan beban yang begitu berat di bahunya, buktinya ia kini memperlihatkan kelemahannya di depan cowok yang dulu ia anggap musuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR
Novela JuvenilCerita kehidupan sosok Guntur Dewantara. Sang ketua geng motor yang terkenal di seluruh jalanan. Thanos Geng akan bertindak ketika mereka di usik atau bahkan di tantang. Jangan berani dengan Thanos Geng jika masih menyayangi nyawa, karena Thanos Gen...