Cerita kehidupan sosok Guntur Dewantara. Sang ketua geng motor yang terkenal di seluruh jalanan. Thanos Geng akan bertindak ketika mereka di usik atau bahkan di tantang. Jangan berani dengan Thanos Geng jika masih menyayangi nyawa, karena Thanos Gen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Adara Nathania
oOo
Di sebuah bangunan sederhana yang terlihat seperti bangunan tak layak untuk di tinggali, rumput liar yang memanjang di bagian pekarangan serta tembok yang di tumbuhi banyak tumbuhan lumut mampu menipu pasang mata siapa saja yang melihat bangunan tersebut, padahal bangunan itu sangat kokoh dan masih terawat. Mungkin itu adalah cara agar markas Thanos Geng tidak di ketahui oleh masyarakat.
Hampir seluruh ruangan dalam gedung itu terisi oleh anggota Thanos Geng yang memilih menghabiskan waktu semalaman, berhubung hari minggu, mereka memilih berkumpul bersama sembari bermain game yang asyik untuk di mainkan.
"Gue cabut," semua anggota Thanos Geng yang asyik dengan kegiatan masing-masing sontak menoleh ketika Guntur membuka suara.
"Mau kemana Tur?" tanya Jevon mewakili pertanyaan anggota lainnya.
"Pulang," singkat, padat dan jelas. Semua anggota Thanos Geng sontak mengganggukan kepala masing-masing.
Setelah menggambil jaketnya yang terletak di sofa, Guntur melangkahkan kakinya keluar menuju motornya terparkir.
Bunyi knalpot langsung menguar ketika sang pemilik menyalakannya, dengan cepat motor yang di kendarai Guntur melaju membelah jalan ibu kota yang cukup lengang. Jika bukan suatu hal, mana mungkin ia kembali ke rumah itu. Apalagi bertemu dengan sosok yang selalu membuatnya muak.
Konsentrasi Guntur teralihkan oleh sebuah motor berwarna merah yang mencoba menyalip motornya.
Citttt.
Motor berwarna merah itu berhasil menyalip motor milik Guntur hingga membuat empunya sontak menghentikan laju motornya.
"Minggir," titah Guntur ketika sosok di depannya membuka helm fullfacenya.
Senyum miring tercetak jelas di bibir sang pemilik motor merah itu. "Gue kembali peringatin lo, jauhin dia."
Guntur tersenyum tipis di balik helmnya ketika mendengar ancaman yang menurutnya tidak berpengaruh itu. "Bukan urusan lo," tekan Guntur.
"Adara Nathania, gimana tanggapan dia kalau tahu sebenarnya hanya di jadiin boneka penghibur doang. Wow," Alaska menyerigai melihat Guntur yang terdiam sesaat.
Guntur mengepalkan tangannya, mata tajamnya terus tertuju pada objek di depannya. "Jaga ucapan lo," perkataan Guntur mampu membuat sosok Alaska semakin gencar untuk menemui Dara. Gadis yang sekarang menjadi incarannya.
"Ingat sebentar lagi dia kembali, setelah itu gue dengan mudah rebut dia dari lo," setelah mengatakan kalimat itu, Alaska kembali melajukan motornya meninggalkan Guntur yang masih terdiam.
"Shit," umpat Guntur kembali melajukan motornya dengan laju di atas rata-rata. Ia tidak akan memberikan peluang luas untuk rivalnya.
Di lain tempat seorang gadis berjalan gontai menyusuri jalanan yang sepi, langit telah berganti berwarna jingga yang sebentar lagi matahari akan terbenam di ufuk barat. Kerikil-kerikil menjadi saksi rasa bosannya selama menunggu ojol yang ia pesan.