29. Ungkapan Perasaan

1.3K 94 25
                                    

💐💐💐

"Lo kayak pelangi tahu ngak. Datang dan pergi ngak pernah bisa di tebak." — Adara Nathania.

🌈🌈🌈

📍Spam comment sebanyak-banyaknya!

~Happy reading~

Matahari telah terbenam di ufuk barat, langit sudah sepenuhnya gelap di temani dengan ribuan bintang-bintang yang bertebaran. Seruan Dara menyuruh Guntur untuk pulang sedari tadi tak kunjung membuahkan hasil, buktinya Guntur masih enteng duduk di sofa ruang tamu sambil selonjoran. Anggap rumah sendiri.

Dara berdecak,"Lo sampai kapan di rumah gue."

Guntur tak menyahut, dirinya hanya fokus dengan ponsel yang ada pada genggamannya.

Dara keki melihat ketidakpedulian Guntur akan ucapannya. Satu ide terlintas di kepalanya, seketika senyum miring tercetak di bibir tipisnya.

Dengan langkah gontai Dara berjalan menaiki tangga menuju kamarnya, dengan pelan ia menutup pintunya berharap Guntur tak menyadari kepergiannya.

Dara menghempaskan tubuhnya di kasur sembari menghirup udara banyak-banyak, matanya perlahan terpejam menikmati empuknya kasur.

Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam tetapi rasa kantuk begitu cepat menyerang Dara. Apa mungkin karena akhir-akhir ini Dara kurang tidur?

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan Guntur dengan kening berkerut, ia kira Dara hanya pergi sebentar ke kamarnya tetapi cewek itu malah tertidur pulas di kasurnya.

Senyum kecil menghiasi bibir Guntur, cowok itu berjalan mendekat ke kasur Dara. Usapan halus di rambut Dara membuat empunya mengeratkan pelukannya pada guling.

"Gue tahu lo kecapean tapi sikap lo selalu berbohong, tidur yang nyenyak.  Gue sayang sama lo...."

Guntur menatap lamat-lamat wajah Dara, cewek ini terlihat begitu mengemaskan ketika tertidur. Sekali lagi Guntur mengusap rambut Dara kemudian berjalan mundur menuju pintu kamar tidak lupa mematikan lampu kamar Dara agar empunya semakin nyenyak.

Guntur mengunci pintu rumah Dara dari luar, kunci rumah Dara sengaja ia bawa karena jika di biarkan nanti tak ada yang menguncinya, Dara tinggal seorang diri dan sekarang cewek itu sudah tertidur. Dengan langkah lebar Guntur berjalan menuju motornya.

***

"Dari mana, Tur?" tanya Jevon melihat kedatangan Guntur di markas.

"Rumah Dara," sahut Guntur.

"Widih makin lengket aja lo," ujar Candra.

"Tadi Alaska ke sini," sela Virgo membuat Guntur menoleh dengan rahang mengeras.

"Ngomong apa?" tanya Guntur to the point, kedua matanya menyala bak kobaran api.

"Dia cuman cariin lo, Tur, dia ngak mau ngomong tujuan dia kesini," ungkap Virgo. "Dia sempet sebut nama Dara tapi ngak jelas dia ngomong apa."

"Shit," umpat Guntur mengepalkan kedua tangannya.

"Ngak ada tobatnya dia, udah berkali-kali kalah masih aja cari gara-gara," cetus Rava.

"Seth Geng kan gitu," tambah Jordi.

"Ngak pernah mengaku kalah," sambung Jenus.

Guntur yang berniat duduk di sebelah Jevon terurungkan ketika ponselnya bergetar pertanda sebuah pesan masuk.

GUNTUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang