18. Pilihan

1.3K 111 3
                                    

Guntur Dewantara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guntur Dewantara

oOo

Suara bising knalpot bersahut-sahutan memenuhi area balapan liar yang di penuhi oleh puluhan muda-mudi yang turut menyaksikan dua kubu yang telah siap di depan garis start dengan motor masing-masing.

Senyum miring tercetak jelas di balik helm fullface yang menutupi wajahnya. Tangan mungilnya terus menarik ulur gas motornya hingga menimbulkan suara bising. Pikirannya terus tertuju pada kejadian tadi siang yang membuatnya penasaran, mungkin dengan balapan ini semua kesedihannya terkurangi.

Sorak-sorakan para penonton kian mengeras ketika kain berwarna putih terjatuh ke aspal, dan secepat itu pula kedua motor yang tadinya berada di garis start melesat cepat demi memenangkan balapan malam ini.

Kedua kubu itu tak main-main dengan laju motor mereka, di sepinya jalan, motor berwarna biru dengan gesit menyalip motor berwarna putih hingga berada paling depan. Namun itu tidak bertahan lama ketika pemilik motor berwarna putih menaikan laju motornya. Garis finish mulai terlihat oleh pandangan kedua motor yang beradu kecepatan itu. Motor berwarna biru yang tadinya berada di belakang kini kembali menyalip motor berwarna putih.

Sosok pemilik motor berwarna putih itu tersenyum miring melihat aksi motor berwarna biru. "Gak semudah itu buat kalahin gue." gumamnya. Sedetik kemudian motor yang di kendarainya dengan mudah menyalip motor berwarna biru hingga tertinggal jauh.

Sorakan dan pujian mulai terlontar ketika pemilik motor berwarna putih itu membuka helm fullface yang menutupi wajahnya. Ia berhasil menerobos garis finish lebih dulu, yang artinya ialah pemenang balapan malam ini.

"Ternyata aksi lo masih sama, ngak salah sih kalau gue kalah."

"Kalau gue tahu lo, mungkin gue ngak akan menangin balapan ini Sya."

"Emangnya lo ngak butuh duitnya?"

"Duit gue masih banyak."

"Sultan mah bebas, mana pernah Adara Nathania jadi misquin." cibirnya kepada Dara yang masih enteng duduk di atas motor kesayangannya.

"Dan mana mungkin seorang Tresya Maharaja ngak hambur-hamburin duit," balas Dara tersenyum mengejek ke arah Tresya yang tadi menjadi lawannya di jalanan.

"Terserah lo mau ngomong apa. Nih duitnya, bisalah buat jajan sebulan," kata Tresya sembari melemparkan sebuah amplop berwarna kuning kearah Dara.

Dengan cekatan tangan mungil Dara menangkap amplop yang melayang ke arahnya.

"Thanks kapan-kapan kabarin gue kalau mau tanding," ujar Dara.

GUNTUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang