12. Audrey Beraksi

1.5K 120 3
                                    

•••

Dara mematung di tempatnya kala merasakan benda kenyal menempel di bibirnya. Mata indahnya membulat sempurnya ketika kesadarannya kembali.

"Setan- bangsat- bajingan- anjing- brengsek. Itu first kiss gue," teriak Dara dengan satu tarikan nafas di sertai sumpah serapah, siapa pun yang mendengarkan seruannya pasti bergidik ngeri kecuali cowok di depannya yang selalu memasang wajah datarnya.

"Kenapa lo ambil first kiss gue," sentak Dara dengan nafas yang memburu. Kilatan amarahnya begitu jelas menyala-nyala di dalam manik matanya.

"Siapa yang ceroboh di sini?" tanya Guntur dingin.

"Gue lebih milih jatuh di tangga itu daripada first kiss gue lo ambil gitu aja."

"Lo yang cium gue dan lo yang ambil first kiss gue," tekan Guntur.

"Ternyata cowok kayak lo masih suci, kirain sama kayak cowok brengsek di luaran sana," perkataan Dara sukses membangunkan seokor singa yng sedang tertidur pulas dalam diri Guntur, bisa di lihat dari rahang Guntur yang mulai mengeras serta kepalan tangannya yang kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

"Cewek ngak tahu diri," setelah mengatakan kalimat itu Guntur berlalu meninggalkan rumah Dara dengan amarah yang sedikit lagi meledak.

"COWOK SIALAN," teriak Dara melempar sepatunya asal ke arah Guntur namun malah meleset mengenai seseorang dari balik gerbang rumahnya.

"OWALAH INI SEPATU SIAPA CIUM JIDAT SAYA," teriak seseorang mengedarkan pandangannya melihat pelaku yang sudah melemparkannya sepatu.

Dara segera berjongkok agar tidak ketahuan. Sedangkan Guntur yang baru membuka gerbang Dara mengerutkan keningnya melihat seseorang yang sepertinya sedang celingak-celinguk.

"Bapak kenapa?" tanya Guntur mengalihkan seorang paruh bawa tersebut.

"Ini Den, sepatu ini nyosor ke jidat bapak. Aden tahu siapa pelakunya?"

Senyum miring tercetak di bibir Guntur kala melihat sepatu Dara di tangan paruh baya di depannya. Mungkin ini waktunya ia membalas semua ucapan cewek gila tadi.

"Saya tahu Pak," kata Guntur mengeraskan suaranya agar mampu di dengar oleh Dara.

Dara mengabsen seluruh hewan di kebun binatang kala mendengar suara Guntur di depan gerbangnya. Cowok itu pasti akan memberitahu bapak itu kalau ia pelakunya.

Kaki jenjangnya mulai menggambil ancang-ancang untuk berlari masuk ke dalam rumahnya, tetapi teriakan bapak-bapak di depan gerbangnya lebih dulu mengurungkan niatnya.

"Hei. Tanggung jawab dengan sepatu kamu ini yang sudah mencium jidat saya," teriak seorang paruh baya dengan wajah merah padamnya.

Bukannya bertanggung jawab dengan perbuatannya, Dara malah berlari masuk ke dalam rumahnya tanpa mengindahkan teriakan paruh baya di depan gerbang rumahnya.

"GUNTUR SIALAN," teriak Dara ketika membanting pintu rumahnya dengan kasar.

Selama ia sekolah di SMA Galaksi, belum pernah ia membenci cowok seperti Guntur. Sampai kapan pun tidak akan ada kata damai yang keluar dari mulut Dara dan misinya hanya satu, membuat sekolahnya percaya bahwa ia mampu menaklukan cowok yang di cap pentolan sekolah oleh siswi-siswi buta di sekolahnya.

Tas berwarna hitam melayang di udara dan terhempas di lantai dengan mengenaskan. Dara menghempaskan tubuhnya di atas kasur sambil menatap langit-langit kamarnya.

Di sisi lain sosok Guntur tersenyum kemenangan membayangkan musuhnya di pergoki oleh paruh baya yang menjadi pelampiasan amukan cewek yang menurutnya gila itu.

GUNTUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang