14. Bertemu

1.4K 125 2
                                    

•••

Gerbang sekolah telah terbuka lebar-lebar ketika bel berbunyi nyaring ke seantero sekolah yang menandakan berakhirnya proses belajar mengajar. Seluruh siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah-masing.

Sama halnya dengan ketiga cewek yang berjalan beriringan di koridor yang mulai sepi. Canda dan tawa menghiasi langkah-demi langkah ketiga cewek cantik tersebut menuju parkiran.

"Dar, lo ngak bawa mobil kan?" pertanyaan Noren membuat empunya menggangguk. Dara sengaja tidak membawa mobilnya karena malas mengemudi. Aneh emang, begitulah Dara memilih memesan Gojek daripada mengemudikan mobilnya.

"Ngak, gue mau pesen ojol aja. Seru," balas Dara membayangkan dirinya pagi tadi ketika membawa motor milik si tukang ojol yang ia pesan. Dara memaksa agar ia membawa motor, dan aksinya membuat tukang ojol itu histeris merasakan sensasi aksi Dara di jalanan.

"Serunya di elo. Tukang ojolnya kagak," desis Noren memutar bola matanya malas.

"Pulang bareng kita yuk Dar," ajak Acha.

"Gak. Gue mau naik ojol," kata Dara keukeh.

"Yaudah kita duluan, dasar cewek aneh," kata Noren segera masuk kedalam mobilnya di ikuti Acha.

"Lo katain gue cewek aneh," pekik Dara tak terima.

"Emang kok. Dimana-mana cewek takut kebut-kebutan di jalan, lah lo malah keasyikan," balas Noren menghela nafas panjang seraya menggelengkan kepalanya.

"Bye Dara ku," pamit Acha sebelum Noren melajukan mobilnya keluar dari parkiran sekolah.

Dara kini sendiri, kaki jenjangnya melangkah gontai menuju gerbang. Ternyata menunggu ojek online membuatnya bosan. Daripada berjemur seperti ikan asin, Dara memilih duduk di pos satpam yang sudah kosong.

Dara melirik arlojinya yang menunjukan pukul empat. Sekolah telah kosong karena siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ekskul telah bubar.

"Ojolnya lama amat. Kesesat apa gimana sih?" monolog Dara bergerak gelisah di tempatnya.

Dara menyipitkan matanya kala melihat sebuah motor sport berwarna merah berhenti di depan gerbang sekolahnya. Dari seragam sekolahnya yang urakan sudah menyatakan bahwa pemilik motor tersebut adalah cowok. Dara menajamkan penglihatannya kala cowok tersebut melepas helm fullfacenya.

"Hai."

Deg.

Dara mematung di tempatnya ketika cowok itu turun dan berjalan ke arahnya. Terlebih lagi menyapanya.

"Lo sendiri?" tanya cowok itu.

"Berdua sama setan," sarkas Dara sembari bersedekap dada.

Tawa renyah keluar begitu saja dari bibir cowok tersebut. "Lo ternyata masih lucu. Gue nyesel udah ninggalin lo," kata cowok itu lirih membuat Dara menatapnya jijik.

"Ngak usah munafik. Pergi lo!" titah Dara penuh penekanan di setiap katanya.

"Gue anterin Dar," cowok tersebut tak mengindahkan perintah Dara.

"Gue ngak butuh tawaran lo, sekarang lo pergi!" pekik Dara, kedua tangannya mengepal kuat di samping rok abu-abunya.

"Enggak, gue kesini karena gue tahu lo belum pulang."

"Sok peduli lo, mending lo pergi sekarang juga!"

Melihat cowok di depannya hanya bergeming, Dara berdiri dari duduknya dan berjalan cepat keluar dari gerbang.

"Dar, gue anterin," cowok tersebut berhasil meraih tangan Dara hingga empunya berhenti.

"Lepasin gue brengsek. Gue ngak butuh tawaran lo, lebih baik lo pergi!" sentak Dara menghempskan tangan kekar yang mencekal tangannya hingga terlepas.

GUNTUR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang