0,7

27 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Oh, yaudah gw pake dulu ya" aku mengambil kausnya lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Sambil memakainya aku sambil memikirkan kata-kata yang kubaca dikaus itu.

Simpel, tapi sangat berarti untukku sekarang.

Aku merasa tertarik untuk menjadi pribadi seperti itu, cukup mengasikkan walau harus bisa menahan emosi. Karena biasanya aku tidak hanya melakukan tapi juga banyak bicara. Aku anak yang cukup emosian, pemarah gitu lah. Haid tak haid sama saja kepribadianku begini.

Mungkin aku dapat keturunan Renjun kali ya, mengingat seberapa berisiknya dia selalu mengomel dan bermain fisik saat teman-temannya datang ke rumah.

Selesai ganti baju aku keluar lalu kembali ke kelas.
Dan sampai dikelas aku menjadi sorotan setiap mata dikelas, agak risih karena bukan tatapan yang biasanya tapi aku tak peduli.

Aku mengambil pensil Jungkook yang tergeletak tak terpakai di meja dan menulis dibukuku yang ada di laci meja.

Makasih Kook, makasih banyak.

Lalu aku menyentuk bahunya dan dia menoleh lalu reflek tersenyum tipis.

Sans kali.

Aku kembali mengambil pensilnya.

Pulang bareng yuk mau ga? Via bus, supir gw udah ga kerja dari pagi tadi

Dia menatapku samar, terlihat berpikir. Lalu kudengar ia menghela nafas seiring menulis lagi dibukukku.

Gw mau, tapi ga bisa

Aku mengerutkan alisku, "Kenapa?" tanyaku sangat pelan.

Ya adalah, lu ga perlu tau

Aku mendecih.

Kook dari sekarang gw mau jadi temen lu, lu cerita aja sama gw gw gabakal bocorin malah kalo bisa ngebantu

Dia terdiam.

Serius? Lu mau sama gw anak buangan? Anak miskin?

Aku semakin kesal membacanya.

Pikiran lu tuh gmn? Dari awal juga kita udah temenan y. Gw bantu lu lu bantu gw, jangan lu sebut lagi lu anak miskin apalagi buangan. Lu berhak hidup di dunia

Nanti pulang bareng ya? Gamau tau

Aku mengembalikan pensilnya dan menutup bukunya.

Kriiiiingggg!

Akhirnya, bel itu berbunyi.
Aku segera memakai jaket, lalu memasukan buku-buku pelajaran ke tasku.

Setelah kuangkat tasku, Jungkook menyentuh tanganku pelan. Reflek aku menengok.

From Respect ; Jeon Jungkook √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang