0,20

24 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

15 menit kemudian.

Aku bohong kalau aku tak ketakutan, bohong kalau aku tak berhalusinasi macam-macam.

"Ya Tuhan lindungi aku" ucapku sambil menangis tak berdaya.

Mungkin ini yang dibilang phobia? Aku takut besar sampai menangis, aku merasa sesak, aku merasa tak ada udara dan pengap disini. Benar-benar parah deh pokoknya.

Mau pingsan supaya tidak berhalusinasi apa-apa, tapi tidak bisa.

Tak jarang ku merasakan makhluk halus disekitarku, padahal aku tak ada kelebihan untuk hal itu.

Aku sudah coba yang terbaik untuk mengutarakan pikiran ke hal positif, tapi itu susah dan pasti ujung-ujungnya balik lagi ke hal-hal aneh.

Tapi kemudian lampu menyala.

Ting!

Aku langsung merasa silau karena lamanya padam dengan gelap gulita.

Apa-apaan ini? Apakah suatu mujizat? Aku tak berisik kan? Aku tak bersuara kan?
Semua pikiran baik dan jahat mengelilingiku.

Lalu ku dengar suara kunci dan pintu itu, sebentar lagi akan terbuka.

Dan ya, tapi yang mengagetkanku itu adalah Renjun yang membukanya.

Ini seperti halusinasi, apa aku berhalusinasi? Aku menepuk pipiku sendiri, tidak aku sedang tidak berhalusinasi.

Mataku memblur karena air mata yang terbendung, aku tak percaya ini terjadi.

"Kakak!" seruku dalam membisik, ia pun tersenyum manis.

"Udah jadi kakak beneran kan?" tanyanya.

"Iyalah, udah lebih dari kakak juga kali. Pahlawan ini mah" ucapku dan ia tertawa kecil.

"Bisa aja, yaudah lu keluar ganti baju terus tidur. Tapi besok subuh lu gw bangunin, pake baju itu lagi terus ngurung diri lagi disini kek semula supaya mama ga curiga ngerti kan?" tanyanya dan aku mengangguk paham.

"Jangan lupa matiin lampu juga, pake lampu tidur ini aja biar lebih aman" tambahnya sambil menaruh lampu tidurnya, aku mengangguk lalu ia pergi keluar.

"Kak makasih!" bisikku tapi keras dan ia mendengarnya lalu hanya mengangguk-angguk.

Setelah semua selesai aku mengecek ponsel.
Ternyata Taehyung mengirimkan pesan untukku.

: Rena, sorry gw denger semua pembicaraan mama lu. Gw speechlees bgt smpe g bisa ngomong apa², jadi tadi gw nelfon kakak lu deh supaya lu bisa balik tidur di kamar. Semoga berhasil dan selamat ya! Jangan lupa ceritain ke gw kehidupan lu, gw rasa hidup lu ada yg g beres, gw minta lu cerita bukan karena penasaran. Tapi gw ngelakuin ini sebagai teman, lu udah tau idup gw masa gw gak tau idup lu? Biar kapan² kalo kejadian sesuatu lagi gw bisa lebih mudah bantu lunya oke? Gw rasa pertemanan kita dari awal sampe sekarang udh ngebuktiin kalo gw bisa jaga rahasia dengan baik
24.08

From Respect ; Jeon Jungkook √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang