0,36

21 3 0
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

AUTHOR POV.

Berhari-hari kemudian.
Untung sekolahnya libur selama seminggu entah karena apa mungkin karena urusan Jungkook itu, Rena memang belum ada niat ke sekolah.

Jangankan sekolah, keluar kamar saja dia sangat enggan.

Sekalinya keluar ia malah beli bahan macam-macam, seperti obat penenang, obat tidur berdosis tinggi, sampai cutter yang masih ia simpan dilacinya.

Dia sakit, bukan difisik. Tapi hati, mental, juga mungkin batinnya.

Apalagi selain Jungkook yang katanya mau dihukum mati, mamanya Renjun juga meninggal, pekerjaan ayahnya juga turun pesat.

Itu membuat Rena semakin stres, semakin ingin rasanya ia bunuh diri. Padahal ia juga sudah jarang makan, sekali makan dikit. Minum obat lebih dari 2 dan setiap hari, tapi ia tak meninggal-meninggal.

Ia tak mau pergi ke rumah sakit untuk membereskan mentalnya itu, Rena tahu itu mengeluarkan uang yang banyak.

Cutternya hanyalah buat jaga-jaga, siapa tau dia benar-benar tak kuat lagi dan tak mau merepotkan orangtuanya itu.

Kalau saja Rena berani membunuh dirinya dengan cutter, ia sudah membunuhnya dari awal. Tapi sayang ia takut kesakitan. Ia benci merasakan kesakitan begitu.

Yang Rena lakukan sekarang dikamarnya hanya duduk dilantai sambil bersender dikasurnya, memeluk kedua kakinya dan menatap keluar jendela yang sudah sore dengan pikiran yang kosong.

Dia sudah depresi, dia sudah tidak bisa menangis walau sangat ingin menangis sampai matanya bengkak.

Pikiran Rena benar-benar kosong, ia hanya mendengarkan suara nafasnya yang berat itu. Mungkin karena faktor obat. Nafasnya yang tak pernah terdengar menjadi terdengar dengan kasar.

"Ayo dong, cepet mati" katanya sendiri sembari memukul jantungnya berkali-kali.

Kemudian menghela nafas, "Tuhan, maaf ya aku berdosa banget. Tapi gimana ya, selama  perjalanan hidupku dari kecil sampai sekarang, aku udah, gabisa, aku ga kuat, jadi Tuhan bisa simpen hadiah yang mungkin Tuhan mau siapkan, kalau aku baca di kitab sih, semua akan indah pada waktunya, aku percaya, tapi maaf, aku ga kuat. Gatau sih kuat apa enggak, tapi kalo sampe aku ngakhirin hidup dengan tanganku sendiri" Rena menunduk.

"Maaf Tuhan, maaf banget. Ga ngikutin kehendak kamu, cuma aku udah ga kuat banget. Kalo besok aku belom mati juga, aku beneran ngecutter aja besok" ucapnya lagi kemudian mengangkat kepalanya.

Kemudian mengangguk-angguk, "Ya, besok. Biar papa ga ribet juga, pasti sampe saat ini juga dia mikirin aku kan? Ngurusin kantor, mama, dan aku yang udah gajelas didalem kamar ini. Aku gak mau bikin dia stres. Jadi biarkan aku menghabiskan nyawaku sendiri"

From Respect ; Jeon Jungkook √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang