0,19

23 5 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hujan semakin menderas, aku mempercepat langkahku sambil menangis dengan rasa penuh sakit.

Tapi ku tahan tangisnya, malu diriku dilihat orang-orang mirip seperti orang gila.

Wah, aku tidak percaya aku mendapatkan hal ini dengan Jungkook.

Aku terduduk di halte dengan cukup kedinginan sambil menunggu bus datang.

Dan saat itu juga hujan benar-benar deras.

Kuharap Jungkook sudah pergi dari tempat.

Eh apa-apaan Rena? Aku memukul kepalaku sendiri.
Lupakan Rena, lupakan. Dia tidak akan menjadi pacarmu. Move on darinya mungkin Tuhan akan memberikan yang terbaik ketika ku dewasa.
Mungkin bukan saat-saat di SMA aku mendapatkan pacar, seperti teman-temanku termasuk Ryujin.

Kemauan Ryujin akan musnah untuk double datenya.

Akhirnya busku datang, akupun segera naik dan duduk dipaling pojok supaya tak dingin.
Tapi justru sepertinya aku salah memilih tempat duduk, karena tiba-tiba terputar memoriku ketika bercanda tawa ria bersama Jungkook.

Ya itu tiba-tiba terputar saja diotakku.

Dan karena itu, itu membuatku semakin ingin menangis.

Kenapa hidupku harus serumit ini? Bahkan sudah menolong teman saja tetap merasakan sakit.

Dan rute bus melewati tempat makanku bersama Jungkook tadi dan apa yang kulihat?

Jungkook masih ada disana, dengan cara duduk yang sama.

Untuk memastikannya aku menengok kepalaku dan melihatnya sebisanya, siapa tahu salah.
Tapi aku sudah tidak salah, itu punggung milik Jungkook.

Buat apa dia masih disitu? Sedang merenung? Menyesal?

Haha Rena, tidak mungkin.
Dia sudah berbicara sejahat itu padaku jadi tak mungkin dia merenung dan merasah bersalah.

Hujan deras dan semakin deras, aku akhirnya menelfon Renjun untuk menjemputku di halte karena aku tak bisa jalan kaki dengan hujan yang sangat deras ini.

Beruntung Renjun tak mengelak atau mengomel.

Padahal hari ini aku tak les niatnya mau menghabiskan waktu bersama Jungkook, nyatanya menjadi kenyataan pahit seperti ini.

Dan aku rela kena imbas omelan dari mamaku, kurang baik apa aku sebagai teman? Aku mengajaknya refreshing memang untuk pdkt sekaligus enjoy life sebelum balik ke dunia nyata yang pahit.

Makanya aku membawanya ke tempat simpel tapi nyaman karena suasana dan angin yang berhembus lembut itu kurasa sudah cukup untuk menghilangkan stres kehidupannya yang berat.

From Respect ; Jeon Jungkook √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang