0,32

19 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Waktu tak bisa diputar dan waktu tak bisa kita yang menentukan. Sekarang aku sudah 4 hari di Dubai, dan rasanya aku sangat sesak. Bahkan aku menangis semalam karena rindu Jungkook sangat berat.

Begini rasanya ldr:)

Aku rindu tatapannya, senyuman tipis dan senyuman kelincinya, setiap titik diwajahnya itu dan tubuhnya yang ingin kupeluk.

Tahan, 3 hari lagi Rena kamu bisa pulang.

Sebenarnya aku takut, karena kalau kasusnya begini berarti aku sudah sangat cinta sama Jungkook. Tak terbayang gimana kalau Jungkook meninggalkanku, sepertinya aku jadi gila.

Dan kemarin ketika kami jalan-jalan lagi setelah sehari dari sungai Han, Jungkook berbicara yang membingungkan bagiku.

"Rena, apapun yang terjadi kedepannya. Kamu harus percaya kalau aku cuma cinta sama kamu"

"Rasanya mungkin nanti kamu ga akan percaya, tapi itu benar adanya. Semua yang aku lakuin itu demi kamu. Karena aku sayang dan cinta sama kamu"

Bahkan waktu itu Jungkook meneteskan air matanya ketika berpisah setelah pulang dari jalan-jalan yang sangat singkat menurutku itu.

"Ada ga sih kata-kata yang lebih dari suka, sayang, cinta. Itu tuh yang mendeskripsikan hati aku ke kamu, hehe. Bucin banget ga sih aku? Tapi baguslah kamu juga sama bucinnya ke aku"

Aku hanya tersenyum bodoh sekarang mengingat jalan-jalan terakhir sebelum ke Dubai itu.

Betapa romantis dan nyamannya perasaan itu, tiduran diatas mobil bak, lalu menatap langit yang berisi bintang-bintang berkelap-kelip itu.

"Aduhh Rena pokoknya jangan sampe kurang ya rasa bucin kamu ke aku pulang dari Dubai, janji dulu"

"Disono juga pasti banyak yang menawan, kaya, pokoknya lebih dari aku"

"Kamu harus cepet pulang, nanti aku orang yang bakal nunggu kamu di bandara"

Tak terasa mataku memanas mengingat itu.
Ya, kebucinan kami sepertinya diatas rata-rata.

Drrttt
Drrrtttt
Drttt

Aku mengerutkan alisku melihat nama yang menelfonku saat ini.

"Ryujin? Tumben" lalu aku langsung mengangkatnya.

"Halo, kenapa? Kangen sama gw? Gw dah tau lu luar doang sok bisa padahal dalemnya gabisa kan hidup tanpa gw" - aku.

"Iya iya biar cepet, tapi bukan karena itu gw nelfon lu. Ini jauh lebih penting dan siapin batin lu dulu" - Ryujin.

From Respect ; Jeon Jungkook √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang