0,33

20 2 0
                                    

Fotonya dibawah ya slur, hehe.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

RENA POV

Hari yang sangat kutunggu beberapa waktu lalu, menjadi hari yang sangat tidak ingin kutunggu.

Ya seperti yang kalian tebak, aku pulang ke Korea.

Dan banyak sekali Jungkook menulis pesan padaku sampai menelfon, tapi tak ada yang kubalas atau kulihat.

Sebenarnya penasaran, bukan karena aku gengsi untuk membaca pesannya, bukan. Tapi aku takut untuk kembali menaruh belas kasihan padanya dan malah semakin susah melepaskannya.

Aku mengeratkan pegangan ku pada ponsel yang membuka aplikasi chatting itu, otakku berdebat apa aku harus membacanya atau tidak.

Setidaknya dengan ku membaca atau membalas dia tahu kalau aku masih menghargainya, tidak marah sepenuhnya. Karena jujur setelah hari untuk memutuskan hubungan itu aku sedikit tidak percaya kalau Jungkook melakukan itu.

JUNGKOOK POV

"Maaf Jungkook, beasiswamu sampai disini saja" itu ucap wakil kepala sekolah yang membuatku sangat down.

Aku tak tahu kemana perginya semua buku catatan rangkuman milikku itu, padahal itu sudah bagaikan berlian untukku. Mereka hilang? Begitu juga dengan beasiswaku.

"Pak, tolong banget pak bapak gabisa bantu saya? Saya akan lakukan apa yang bapak mau secara pribadi atau bagaimanapun yang penting beasiswa saya tak tercabut sepenuhnya pak" kataku dengan lemas padanya.

Dan tetap sama, mau ku coba berapa kalipun jawaban dan tatapannya sama. "Maaf nak, kami tidak bisa"

Kini aku berani mendongakkan kepalaku dan menatap matanya tajam, "Bapak tau kan saya orang kekurangan? Dimana hati hapak? Tak bisakah bapak bantu saya sepeserpun? Saya bisa apa aja kok terserah apa yang bapak suruh—"

"Kamu ngaca dong. Itu catatan yang kamu bilang kayak berlian aja hilang karena kecerobohanmu kan? Bukan karena apa-apa? Makanya jangan pacaran terus jadi anak" potongnya.

Aku membelalakan mata tak percaya, "Hah? Pantes ya seorang guru kayak gini?"

"Kenyataan kan? Hal kayak gitu aja ilang dan kamu bilang gabisa ditemuin gimana mau kerja juga? Siapa yang mau percaya sama kamu kayak gini?" lalu kini aku yang terdiam.

Dia benar.

Padahal aku sudah menghabiskan beberapa hari untuk mencari buku-buku itu sepenuhnya. Ibu juga bilang aku bukan anak yang teledor apalagi masalah buku.
Aku bingung dengan hal misterius ini.

Orang itu menghela nafas, "Lebih baik kamu keluar sekarang"

Aku berdiri lalu menunduk, "Terimakasih pak" dan keluar dari ruang guru.

Tapi disana aku melihat IU yang ada dibalik loker, gerak geriknya seperti mengintipku.
Kenapa aku jadi berpikir kalau kasus ini ada hubungannya dengan dia?

Ya, aku juga sudah tidak se 'srek' dengan IU seperti sebelum kejadian di loteng itu terjadi. Aku merasa IU berubah, ya IU benar-benar berubah.

Walau begitu aku tidak peduli, aku tetap pada jalanku. Aku hanya mencintai Rena dan tidak pada IU mau semenawan apapun dia.

From Respect ; Jeon Jungkook √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang