0,34

19 3 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semua mata dikantin tertuju pada perempuan yang berteriak itu.
Dan pastinya semua heboh kemudian cepat-cepat datang ke loker Jungkook termasuk aku.

Sampai-sampai disana sudah sangat ramai dan aku harus menyelip diantara mereka.

Dan yang dikatakan perempuan itu benar, ada pakaian dalam wanita disana.

Tapi bukannya hatiku sakit, aku malah kebingungan dan percaya Jungkook pasti tidak melakukan ini.
Aku kenal Jungkook, tidak tidak Jungkook ini dijebak.

"Jungkook bodoh, dia dijebak" ucapku refleks dan ternyata sekitarku mendengarnya.

"Dijebak kata lu? Siapa yang mau jebak dia kayak gini hah? Gw tau lu bucin sama dia tapi gimanapun namanya cowok ya cowok. Dia tetep cowok biasa pada umumnya" kata Yenji yang ada disebelahku.

Aku malah menggeleng dan berkata, "Kalian ga ngerti" dan aku keluar mencari Jungkook.

Ini gila, ini pasti bukan Jungkook. Aku yakin, tidak semua lelaki sama, tidak semua lelaki se brengsek itu.

Aku saja yang sudah sekasur sama dia tapi dia menghormatiku.

Aku berlari-lari sekitar sekolah sampai bernafas manual, tapi tempat terakhir.

Gudang ini, gudang yang membuatku jatuh cinta pada Jungkook.

Harusnya Jungkook disini.

Aku membukanya perlahan, dan Jungkook benar ada disana duduk memeluk kedua kakinya.

"Kamu ngapain kesini?" tanyanya yang menghapus air matanya dipergelangan tangannya.

"Nemuin kamu lah, aku sampe ngos-ngosan nyari kamu" lalu aku menutup pintu dan mendekat ke sampingnya.

"Udah mau masuk juga, mending kamu masuk" katanya yang masih memeluk kedua kakinya.

"Aku maunya sama kamu" lalu aku duduk disampingnya dan membuang nafas panjang.

"Aku udah tau semua yang diloker kamu, aku juga udah liat. Tapi apa? Hati aku malah ga percaya dan nyariin kamu" mulaiku dengan topik ini.

"Aku tanya kamu jawab jujur ya, aku juga ga akan marah. Kamu ngelakuin itu?" tanyaku dan menatapnya.

Lalu akhirnya dia mengangkat wajahnya, dia menangis. Wajahnya memerah.
Ya pasti menangisnya tidak seperti wanita yang deras, cukup beberapa tetes.

Entah dia menahannya atau memang begitu tangisannya.

"Jujur kan? Aku ga ngelakuin itu. Aku gatau siapa yang bisa geledah lokerku dan naro barang-barang itu" jawabnya.

Aku mengangguk paham, "Terus kenapa kamu ga ngelakuin perlawanan?"

Dia tersenyum tipis, "Buat apa? Mau bagaimanapun aku, aku tetep orang yang sama diawal masuk. Aku lemah, aku pasti kalah juga dari mulut mereka"

From Respect ; Jeon Jungkook √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang