From Respect ; Jeon Jungkook √

0,26

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Perkemahan dilanjutkan, tapi moodku hilang karena Jungkook tidak dapat berpatisipasi dalam permainan dan kegiatan-kegiatan ini.

Dia masih terbaring belum bangun sampai sore ini.

Benakku, aku selalu berdoa supaya Jungkook bangun.

Dan seseorang menepuk bahuku cepat membuatku tersentak kaget.

"Anjir ngagetin aja" ucapku pada Soobin, dan ia hanya tersenyum merasa tak berdosa.

"Jungkook bangun, dan dia mau ketemu sama lu" aku membelalakan mata, akhirnya setelah berjam-jam.

Aku langsung semangat bangun, "Ryu gw duluan ya, mau ketemu Jungkook" salamku dan ia mengangguk-angguk.

Aku bersama Soobin pergi ke UKS, dan disanalah Jungkook terbaring dengan perban dibeberapa titik wajahnya itu.

"Makasih Bin" kataku karena mau mengantar, ia mengangguk tersenyum.

Jungkook menatapku dengan lesu, tapi ia masih mau tersenyum untukku.

Aku duduk disamping kasurnya, lalu mengambil tangannya yang tak terinfus itu. "Akhirnya bangun"

Jungkook mengangguk, "Kamu bisa suapin gw makan ga? Gw masih lemes banget kalo makan sendirian"

"Oke, makanannya dimana?" tanyaku sambil lihat sekeliling.

"Itu, diatas lemari" lalu ia menunjuk dengan tatapan matanya, aku mengikuti tatapannya dan mendapatkannya.

"Eh bentar, lu bangun dulu. Bisa kan?" tanyaku lalu ia mengangguk, akupun membantunya duduk.

"Nah, kan makannya jadi enak" lalu aku mulai menyuapinya.

Beruntung bekas jahitan itu tak ada masalah serius, hanya wajahnya yang banyak luka.

=======================

Waktu demi waktu berlalu, hubungan kami berjalan baik sampai saat ini. Tapi tetap saja Jungkook masih tak tahu tentang keluargaku. Dan pastinya aku sekarang hampir tiap hari kena omel mama karena jalan-jalan dengan Jungkook.

Ya aku menghabiskan waktu dengan Jungkook tidak hanya untuk hal yang sia-sia sih, kami sering belajar bersama, sering mengerjakan pr bersama juga.