Happiness At The End Of The Story ~|11|

9.7K 776 23
                                    


Jangan lupa vote sebelum membaca
.
.
.
---------------------------

     Gulf duduk di atas ranjang dengan memeluk lututnya, ia memeluk erat selimut yang menutupi tubuhnya. Ia bahkan menenggelamkan wajahnya di dalam lekukan lututnya, bahunya bergetar tanda ia tengah menangis. Saat bangun tadi ia merasakan seluruh tubuhnya sakit semua dan pegal  terlebih di bagian pinggang belakang. Ketika ia beranjak untuk memilih duduk, ia merasakan sesuatu menekan perutnya dan merasakan nyeri.
 
     Ia menoleh ke sebelah kanan dan mendapati Mew disampingnya tengah memeluknya, akhirnya kilasan kejadian saat Mew menggagahinya terulang dalam memorinya dan ia mengingat semua yang sudah terjadi padanya. Matanya menangkap bercak merah diatas ranjang, yang berarti keperawanannya sudah hilang.
 
     Saat itu pula Gulf memilih duduk memeluk lututnya dan menangis, ia ingin pulang sekarang ia tak ingin bertemu lagi dengan Mew pria yang sudah memperkosanya secara brutal. Ia tak mau jika setelah ini ia akan menjadi budak pelampiasan nafsu bejad Mew, ia tak mau menjadi boneka sex gila Mew ia tak mau, tak mau!
 
     "Mama tolong Gulf ma..." ucapnya serak karena tangisnya.

     Mew yang merasa terganggu tidurnya karena mendengar isakan di sampingnya langsung membuka matanya dan mendapati Gulf yang tengah duduk memeluk lututnya dengan tubuh terselimuti oleh selimut. Meski sebenarnya di bagian punggungnya tak begitu tertutupi, Mew bersandar di kepala ranjang dan menatap Gulf intens.
 
     Ia tahu jika sebenarnya Gulf tengah menangis tapi ia tak perduli dengan tangisan itu. Ia hanya menginginkan Gulf dan setelah ini Gulf akan tunduk terhadapnya tanpa melawan ataupun membantah lagi. Di elusnya punggung Gulf dan itu membuat Gulf mendongak dan menatap Mew, wajah Gulf sembab dengan mata merah juga hidung yang merah.
 
     "Jangan menyentuhku lagi!" sentak Gulf kasar menepis tangan Mew yang mengelus punggungnya.
 
     Mew tersenyum sinis, ternyata Gulf masih sama keras kepala dan selalu melawan. Mungkin butuh waktu untuk melunakkan Gulf. Dan ia tak sabar untuk hal itu, apalagi sekarang ia sudah membayangkan bagaimana Gulf jika sudah menjadi penurut seperti submissive yang selalu patuh terhadap tuannya.

     "Kau sudah menjadi milikku dari semalam dan apapun yang mau ku lakukan padamu itu adalah hak ku!" ucap Mew tenang dan datar.
 
     "Sudah ku katakan aku bukan milik  mu! Kau bajingan brengsek yang cuma beraninya dengan pria sepertiku! Aku bukan pria murahan yang seperti kau pikir, seenaknya kau gunakan lalu kau campakan begitu saja. Kau itu pengecut sialan! Bahkan wajahmu sama brengseknya dengan sik-mmmmppph...!"
 
     Karena kesal mendengar makian dari Gulf, Mew dengan sigap merebahkan tubuh Gulf dan mengurungnya lalu, membungkam bibirnya dengan ciuman. gulf lagi-lagi berontak meski tubuhnya tak sekuat kemarin, karena saat ini ia benar-benar merasa kesakitan di juga sekujur tubuhnya.
 
     "Ku mohon jangan lakukan itu lagi, jangan...!" ucap Gulf sedih setelah Mew melepaskan tautan bibirnya di bibir Gulf.
 
     Gulf benar-benar takut kejadian semalam terulang lagi ia tak mau membiarkan pria diatasnya menyetubuhinya lagi, sungguh itu menyakitkan rasanya apalagi ia masih merasakan nyeri di bagian belakang.
 
     "Sudah ku katakan kau milikku dan aku bebas melakukan apapun terhadap mu" ucap Mew.

     "jangan ku mohon aku janji akan menurut tapi jangan lakukan itu lagi, itu sakiiit..." isak Gulf memohon.
 
    "Bagus kalau kau mau menurut jadi sekarang diamlah dan rasakan saja!" ucap Mew tak memperdulikan permohonan Gulf.
 
     Gulf menggeleng keras saat Mew kembali menyerangnya dengan ciuman dan tangan yang mulai menjalar untuk menyingkap selimut yang menutupi tubuh Alexa.
 
     "Jangan...! Jangan...! Jangan lakukan itu lagi...ku mohon...!" jerit Gulf meronta memohon di lepaskan.
 
     "DIAM....!!!" bentak Mew geram.
 
     Dan saat itu pula Gulf langsung bungkam dan tak melawan lagi, Gulf hanya diam pasrah atas perlakuan Mew kepada tubuhnya meski air mata terus mengalir dari pelupuk matanya.
 
     "Begini lebih baik, jadi diamlah dan menurut!"
 
     Mew mulai menjalankan jemari terampilnya ke tubuh Gulf dan begitu pun dengan bibirnya yang juga ikut mencumbui tubuh Gulf. Entah setan apa yang merasuki diri Gulf perlahan ia mulai merasakan sensasi aneh itu lagi dalam tubuhnya dan itu atas perlakuan Mew.
 
     "Ahhhh....." erangan keluar dari bibir mungil Gulf  saat Mew memainkan ujung puting gulf.
 
     Mew tersenyum senang saat mendengar erangan yang Gulf keluarkan, ia yakin jika kini Gulf mulai menikmati cumbuannya. Mew terus gencar mencumbu tubuh Gulf mulai melumat bibir Gulf, walaupun ia tahu bahwa bibir Gulf terluka akibat semalam, menelusupkan lidahnya kedalam mulut Gulf.
 
     Ciuman Mew turun ke leher Gulf dan Gulf mendongakkan kepalanya kebelakang dan membuat Mew lebih mudah mengeksplorasi leher indah Gulf. Gulf  gila, fikirannya kini mulai hilang kontrol entah bagaimana bisa ia menikmati cumbuan Mew pada tubuhnya. Terlebih lagi pria itu sudah mengambil paksa kesuciannya yang selama ini ia pertahankan, apakah ini nasibnya yang harus kehilangan kesuciannya di saat usianya baru 19 tahun.
 
     "Kau mulai menikmatinya,hmm?" ucap Mew di sela-sela cumbuannya.

     Gulf diam tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan Mew, ia hanya diam tak berani berbicara ataupun menjawab pertanyaan Mew. Fikirinnya mulai tak sinkron dengan tubuhnya yang menikmati apa yang di lakukan Mew, ini berbeda dengan semalam ini lebih nikmat dan sensasinya lebih meledak.
 
     Mew tersenyum saat melihat Gulf  memejamkan matanya dan menikmati cumbuannya, terlebih erangan yang selalu keluar dari bibir Gulf. Mew  menghisap leher Gulf dan meninggalkan jejak disana sini.
 
     "Aaahhhh....!" tanpa Gulf sadari tangannya mulai meremas rambut Mew.
 
     Entah setan apa yang merasuki dirinya ia malah membalas seluruh perlakuan Mew pada tubuhnya, mengecup, melumat, memberi tanda dan saling mengerang menikmati permainan mereka. Tuhan mungkin sudah mengutuknya saat ini dan ia tak tau lagi harus apa, karna dia sudah mulai terjerumus dan jatuh kedalam lubang kegelapan yang Mew miliki.
 
     Ia berharap semoga tidak melibatkan perasaan, itu saja. Hingga akhirnya mereka meraih pelapasan yang dahsyat dan nikmat.











-----------------------

Greget sendiri nulis part ini😅

Author gak mau basa-basi lagi
Semoga suka sama chapter kali ini..

Maaf kalo masih banyak typo.

See u the next chapter👋🏻

TBC~

Happiness At The End Of The Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang