Happiness At The End Of The Story ~|5|

9.9K 945 50
                                    

Sebelum baca jangan lupa Vote+Comment

Happy Reading❤

---------------------------


     Gulf kini tengah duduk sendiri di halte bus menunggu seseorang yang akan menjemputnya, ia tadi sudah janjian dengan seseorang setelah latihan Sepak Bola, ia akan menceritakan semua tentang dirinya kepada sesorang. Yah...sesuai ucapannya tempo hari. Gulf tadi latihan Sepak Bola dengan timnya, selain dikenal sebagai Tukang usil dan jahil Gulf disekolah juga dikenal sebagai murid yang berprestasi baik non akademik dan akademik. Kepintarannya itu bahkan membuat ia di beri beasiswa prestasi disekolahnya.
 
     Meski Gulf anak yang nakal dan biang onar tapi ia tetap mengutamakan sekolahnya, karena baginya sekolah adalah tempat untuk meraih cita-citanya kelak. Meski ia kini tak lagi tinggal dengan ke dua orang tuanya tapi ia masih bisa mencukupi kehidupannya dengan tabungan yang ia simpan sejak dulu. Gulf bisa dibilang pria yang pandai mengatur keuangan, jadi ia bisa mencukupi kebutuhannya hingga kelak ia lulus dari sekolah, lalu ia akan bekerja sambil kuliah. Selama perjodohan itu masih di tetapkan ia tak akan kembali pulang sampai perjodohan itu di batalkan, itu sudah menjadi ketetapan yang dibuat olehnya.

     Gulf menghela nafas bosan karena orang yang menjemputnya tak kunjung datang, ia menatap sekitaran hingga matanya bertemu dengan sekumpulan orang yang sepertinya tak asing baginya, orang-orang bersetelan formal itu seperti berjalan menghampirinya. Matanya membulat sempurna dan saat itu pula ia sadar jika orang itu adalah orang yang kemarin di club malam, ia segera beranjak dari duduknya dan bersiap berlari untuk menghindari orang-orang tersebut.
 
     Bersamaan dengan langkahnya yang tergesa ternyata para bodyguard itu semakin mempercepat langkahnya untuk mengejar Gulf. Gulf yang merasa dirinya dalam bahaya semakin mempercepat larinya untuk menghindari para bodyguard itu, sedangkan para bodyguard itu mereka menyadari jika aksinya diketahui oleh pria incarannya karena kini pria itu tengah berlari, mereka memutuskan untuk berlari juga mengejar pria itu.
 
     Gulf dengan nafas tersenggalnya berhenti sesaat untuk mengatur deru nafasnya yang gak karuan, ia melihat di depannya ada sebuah mobil yang berhenti karena menunggu lampu merah. Ia segera berlari mendekati mobil itu lalu membuka pintunya dan masuk kedalam mobil itu lalu merunduk menyembunyikan dirinya di balik pintu mobil itu.

     Gulf mengintip di balik jendela mobil itu dan menghela nafas lega saat para bodyguard yang tak dikenalnya itu sudah hilang tak lagi mengejarnya, ia bersandar di pintu mobil itu dengan memejamkan matanya dan mengatur deru nafasnya yang terengah-engah. Sesaat ia tersadar ketika mobil itu berderu dan berjalan, ia mulai menyadari kebodohan dari aksinya yang asal masuk ke dalam mobil orang tanpa permisi, ia membuka matanya lalu seketika pandangannya bertemu dengan mata hitam pekat milik pria yang menatapnya tajam.
 
     Gulf membeku di tempatnya tanpa bisa berkutik, ia gugup tak tau harus apa saat ini. Ia berulang kali mengutuk dirinya sendiri yang selalu bertindak tanpa di fikir terlebih dahulu, memang kebiasaan ini lah yang selalu membawanya ke dalam bahaya. Gulf berdehem pelan untuk menghilangkan kegugupannya.
 
     "Maaf... tadi saya asal masuk" ucap gulf berusaha santai meski tersirat kegugupan dan ketakutan di nada suaranya dan sayangnya ucapannya tak di respon oleh pria yang masih menatapnya lekat itu.
 
     "Maaf...bisakah anda menyuruh supir anda berhenti?" tanya Gulf pelan.
 
     "Maaf Tuan, tadi saya lagi dikejar oleh orang yang tak dikenal dan karena mobil anda yang kebetulan berhenti di lampu merah di pinggir jalan jadi saya masuk untuk menyelamatkan diri saya dari kejaran orang gila itu. Berhubung saya ada janji dngan seseorang jadi bisakah saya turun disini saja?" jelas Gulf dan mengakhiri dengan pertanyaan.
 
     Pria itu menatap Gulf dengan tatapan tajamnya yang seolah siap membunuh siapapun yang ia tatap. Gulf mulai merasa tak nyaman dan sedikit risih dengan tatapan pria itu terlebih gaya pria itu terlihat sangat dominan bahkan aura yang Gulf yakini membuat semua orang takut terlihat dari pria ini. Gulf kini mulai merasa muak dengan pria yang masih menatapnya itu, mana ucapannya tak di respon sama sekali lagi. Habis sudah kesabarannya dan seperti biasa ia mulai gatal ingin menjahili pria dihadapannya kini.
 
     Gulf tersenyum lalu pindah duduk di kursi mobil di samping pria itu, dengan berani Gulf mengelus paha pria itu dengan lembut pria itu sempat tersentak namun berikutnya ia menyeringai. Sedangkan Gulf mulai merasa ingin muntah akan tindakan konyolnya ini, ia mulai mengutuk sesorang yang berjanji akan menjemputnya namun tak kunjung datang hingga ia harus jatuh ke tempat yang salah.

     Awas nanti kau kak Earth...! ucapnya dalam hati.
 
     Seseorang yang ingin di temuinya adalah kak Earth, tadi sebelum ia berangkat untuk latihan tiba-tiba kak Earth sudah berdiri di depan rumahnya dengan gaya cool seperti biasa. Ternyata Kak Earth menunggunya hanya ingin menanyakan sesuatu tentang dirinya, merasa belum siap Gulg lebih memilih diam dan tak menanggapinya namun di luar dugaan tiba-tiba kak Earth mengurung tubuhnya dan mengunci pergerakannya.
 
     Merasa tak nyaman. Gulf berusaha melepaskan diri dari kukuhan kak Earth dengan mendorong dadanya, namun bukannya terlepas ia malah semakin tersudut karena wajah kak Earth semakin mendekati wajahnya. Akhirnya ia hanya bisa pasrah dan mau tak mau ia memilih menceritakan semuanya kepada kak Earth. Itulah sebabnya mengapa ia memutuskan untuk mau menceritakan tentang dirinya kepada kak Earth, bahkan teman-temannya saja tak tahu akan siapa dirinya yang sebenarnya.
 
     Dan tau kah bahwa aksi kak Earth itu membuatnya menjadi bahan gurauan oleh teman-temannya yang ternyata tengah mengintip di balik jendela kaca mobil milik kak Earth termasuk Mild adiknya. Gulf memang menyukai kak Earth tapi hanya sekedar suka bukan cinta.

     Kembali ke topik. Berhenti........... memikirkan hal tadi siang sekarang adalah bagaimana caranya ia harus bisa turun dari mobil pria asing yang tak dikenalinya ini.
 
     Oke sekali lagi aku coba...ucapnya dalam hati.
 
     "Tuan aku mohon, turunkan aku disini ya..." ucap Gulf bernada manja.
 
     Ia mengernyit jijik akan aksinya kali ini, biasanya ini adalah aksi Kao dan ia pasti akan tertawa terpingkal-pingkal jika Kao sudah beraksi seperti ini, tapi lihatlah kini dirinya lah yang harus beraksi seperti ini agar sang pemilik mobil mau menghentikan mobilnya dan menurunkannya.
 
     "Ayolah Tuan, kumohon,,,,naaa" ucap Gulf lagi bernada manja bahkan ia sedikit mendesah.
 
     Pria itu menghentikan elusan tangan Gulf yang di pahanya, Gulf sedikit tersentak dengan sentuhan tangan pria itu. Pria itu menatap Gulf lekat lalu menyeringai, merasa tak nyaman Gulf menarik tangannya dari genggaman pria itu namun sayang genggaman pria itu lebih kuat sehingga Gulf tak bisa melepaskan tangannya.

     Gulf masih berusaha melepaskan tangannya namun sayang semakin ia berusaha menarik tangannya maka semakin kuat pula genggaman pria itu terhadap tangannya. Hilang sudah kesabaran Gulf ia semakin muak akan pria di sampingnya ini, kini sudah tak ada ampun lagi ia sudah malas merayu-rayu dan memohon. Ia akan melakukan aksi terakhirnya.
 
     Salah satu tangan Gulf beralih ke pintu mobil mencari tombol untuk membuka kaca jendela mobil ini, setelah ia berhasil ia mulai menekannya lalu sesaat kemudian.
 
"Tolong....tolong...! Saya di culik...! Tolong...tolong...!" teriak ajang ketika kaca jendela terbuka.
 
     Aksi heroik yang dilakukan Gulf kali ini membuat pria itu sedikit kalang kabut dan menggeram marah, apalagi jeritan Gulf yang mengundang para lalu lalang menatap ke arah mobilnya, namun itu tak berlangsung lama karena detik berikutnya sang sopir langsung menutup kaca jendela mobil dengan tombol lain di sana dan setelah itu ia kembali menekan tombol lainnya yang ternyata tombol peredam suara dan mengunci secara otomatis kaca jendela mobil itu.
 
     "Tolong...tolong....tolong.... Tolo--mmmppphhhh...."

     Gulf masih tak menyadari akan hal itu, ia masih menjerit hingga akhirnya jeritan itu berhenti karena pria itu membungkam bibirnya dengan bibir pria itu. Mata Gulf membulat besar seiring dengan ciuman itu berubah menjadi lumatan kasar. Gulf semakin memberontak namun lagi-lagi ia gagal. Cukup lama lumatan itu terjadi hingga akhirnya pria itu melepaskan lumatannya karena tak ada reaksi apapun yang di berikan Gulf, terlebih sepertinya mereka membutuhkan nafas.
 
     Plaaak....
 
     "Bangsat...!!!"umpat Gulf kasar bersamaan dengan satu tamparan mendarat sempurna di pipi pria itu.
 
     Gulf menatap pria itu marah lalu mengelap bibirnya seolah menghapus jejak bibir pria brengsek itu. Pria itu tersenyum mengejek sambil memegang pipi kananya yang terkena tamparan. pria itu menatap Gulf lekat begitu pun dengan Gulf yang mentapnya dengan tatapan tajam dan sinis. Sesuatu mengusik dalam diri Gulf, ia merasa tak asing dengan wajah pria brengsek dihadapannya ini namun entah siapa itu.
 
     "Kita bertemu lagi, Bocah nakal?"ujar pria itu sambil tersenyum miring.

--------------------

Gimana chapter kali ini? Greget nggak? Apa penasaran sama kelanjutannya?

Yang baru mampir semoga suka yaa sama cerita ini😊

Maaf kalo masih banyak typo

Maklum namanya juga manusia...

See u the next chapter

TBC~

Happiness At The End Of The Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang