Happiness At The End Of The Story ~|25|

8.3K 591 10
                                    


~~~~~~🌻🌻~~~~~~

    Mew sampai di mansion miliknya, ia rindu kepada Gulfnya selama beberapa hari ini ia sengaja mengabaikan Gulf, biar Gulf tidak mengetahui apa yang tengah dia perbuat. Mew masuk ke mansion miliknya dan mendapati Gulf sedang duduk menonton tv sambil memakan cemilan, Mew tidak melihat putrinya mungkin sedang tidur. Mew segera menghampiri Gulf dan memeluknya dari belakang, membuat Gulf terpekik kaget.

     "Hai...sudah bangun...dan kamu sudah mandi rupanya." Mew menyapa ramah sambil merebahkan badannya di samping Gulf.
 
     "Sepi sekali." Gulf bertanya sambil menyurukkan tubuhnya ke tubuh
Mew. Merasai aroma tubuh khas dari Mew yang begitu kuat.
 
     Mew terpaku. Gulf terlihat lain.
 
     "Kenapa? Apa aku tidak boleh memelukmu?" Gulf bertanya sambil memundurkan badannya. Mew langsung menarik pinggang Gulf mendekat. Mengangkat tubuh Gulf kepangkuannya dan mencumbuinya dengan ciuman di sekujur wajahnya.
 
     Gulf menjerit geli.
 
     Mew membungkam mulut Gulf dengan ciumannya.
 
     "Tentu saja boleh sayang..."
 
     "Aku lapar Phi." Gulf berbisik sambil menunduk malu.

     "Astaga, apa sejak pagi kamu belum makan?"

     Gulf menggelengkan kepalanya.

     "Aku menunggumu phi, biar kita bisa makan bersama" ujar Gulf pelan, takut membuat suaminya marah.

     Mendengar itu membuat raut wajah tak suka dan merasa bersalah.

     "Maafkan phi sayang, maaf membuat kamu menunggu lama" ujar mew, dan di balas gelengan kepala dari Gulf.

     Mew segera mengambil nampan berisi sarapan di meja makan yang sudah di siapkan bi nirla. Mew teringat bahwa Gulf  bahkan belum makan dari semalam.
 
     Gulf kembali melanjutkan tontonan nya sambil menunggu makanan yang di ambil oleh Mew. Mew menghampiri Gulf dan mulai mengulurkan irisan daging krispi ke mulut Gulf. Gulf tersipu malu.
 
     "Aku bisa sendiri, Phi."
 
     "Buka mulutmu Sayang."
 
     Gulf menggeleng. Malu rasanya harus disuapi seperti ini, walaupun Gulf sudah menjadi milik Mew tetapi ia tetap masih merasa malu melakukan hal seperti ini. Mew mencium sudut bibir Gulf gemas membuat Gulf  berjenggit.
 
     "Buka, sayang",
 
     Gulf membuka mulutnya. Mew mencium Gulf tiba-tiba. Menyesap rasanya dalam membuat Gulf memberontak kaget.
 
     "Phi Mew!" Gulf berteriak kesal, sambil mensentakan kakinya di lantai.
 
     "Iya sayang...hmm..." Mew tertawa pelan sambil menaikkan satu alisnya menggoda. Rasanya senang sekali melihat Gulf merona seperti ini, pipinya seperti bapao kemerahan.

     "Aku makan sendiri." Gulf meraih piring dari tangan yang terkekeh menggoda. Gulf menyuapkan potongan daging ke mulutnya, bergantian dengan minum air putih.
 
     Mew menyurukkan wajahnya ke bahu Gulf. Menghirup bau yang keluar dari tubuh Gulf bercampur Strowbery yang memabukkan. Tak dihiraukannya Gulf yang berjenggit geli. Mew mulai menyusur leher milik Gulf.
 
     "Phi...please." Gulf berkata pelan. Bagaimana dia tidak terpengaruh saat Mew melakukan seperti ini?
 
     "Please what, sayang?" Mew bertanya dengan bibirnya masih menyusuri leher Gulf lembut, sesekali memberi tanda kepemilikan.
 
     "Aku sedang makan Phi".
 
     "Makanlah."
 
     "Aku tidak bisa makan kalau Phi tak berhenti mengendusku seperti ini." Gulf menggeram kesal.
 
     Mew menegakkan tubuhnya. Dia mengakhiri kegiatannya, tapi tangannya tak berhenti. Tangannya masuk kedalam baju Gulf. Mengusap lembut perut yang sudah rata itu.

     Gulf menghela napas putus asa. Suaminya ini benar-benar manja. Gulf merona. Mew tidak pernah seperti ini sebelumnya.
 
     "Aku sudah selesai..." Gulf berdeham sambil berdiri lalu melangkah meninggalkan Mew yang menghela napasnya putus asa. Mew menatap punggung Gulfnya. Gulf mungil sekali berada di dekatnya, tetapi ketika dia di samping orang lain dia terlihat lebih besar. Mew bergidik ngeri memikirkan sesuatu yang berkelebat begitu saja di otaknya. Mew berfikir, jika tubuh Gulf akan hancur bila dia sedikit saja mengasarinya, seperti awal pertama Mew menyekap Gulf di mansion miliknya ini.
 
     Mew mengacak rambutnya frustrasi. Dia begitu mendambakan pria itu. Gulf nya. Pria manis yang membuatnya membentengi diri dari wanita/pria lain. Walaupun Mew sebelumnya pernah melakukan seks dengan beberapa orang, tetapi ia tidak pernah menginginkan ikatan apapun, hanya sebatas One Night Stand. Dan hanya Gulf lah yang akan menerima dirinya yang utuh. Kalian percaya? Mew bahkan tidak mempercayai dirinya sendiri.
 
     Mew melangkah pergi. Masuk ke kamar mereka untuk mandi, Setelah membersihkan badannya, Mew memilih memakai setelan pakaian santai berwarna putih. Mew turun ke ruang keluarga dan mendapati Gulf sedang duduk bersama bi nirla.
 
     "Sayang..." mew menghampiri Gulf.

Happiness At The End Of The Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang