Happiness At The End Of The Story ~|26|

7.9K 540 43
                                    


6 tahun kemudian

     Di area pemakaman pagi itu yang selalu tenang seperti biasanya, berdiri dua orang pria dan seorang putri kecil yang begitu cantik, usianya sekitar 6 tahun. Mereka bertiga tengah menaburkan potongan bunga-bunga di atas kuburan kecil di hadapannya dan kemudian menyiramkan air di atasnya.
 
     Ketiganya memenjamkan mata dan berdoa untuk jiwa yang telah pergi meninggalkan tubuh kecil yang terkubur di bawah gundukan tanah itu.
 
     Axel Jongcheveevat
 
     Itulah namanya. Janin berusia 8 bulan yang harus meninggalkan dunia ini terlebih dahulu karena Tuhan memiliki rencananya sendiri bagi Axel. Sudah 6 tahun yang lalu bayi laki-laki mereka meninggal dunia dan setiap tanggal wafatnya, kedua orang tuanya beserta putri kecilnya tidak pernah lupa untuk datang dan berdoa bagi bayi mereka. Agar bayi mereka dapat tenang dan bahagia di alam sana.

     "Semoga kamu bahagia di sana, Sayang" ujar Gulf sambil tersenyum dan mengelus batu nisan anaknya. Gulf tidak hanya datang saat peringatan kematian anaknya itu, dia selalu datang setiap bulan di tanggal yang sama untuk mendoakan anaknya. Tidak ada satu hari pun dia pernah melupakan anaknya yang tidak sempat dia lihat itu. Cintanya pada Axel sama besarnya dengan cintanya pada Putri semata wayangnya itu, Angel.
 
     "Daddy, Papa dan Angel pulang dulu ya. Nanti kami datang lagi" kata Mew sambil tersenyum dan mengulurkan tangannya pada Gulf. Gulf menyambut uluran tangan itu dan berdiri dari samping kuburan anaknya.
 
     "Bye, Axel sayang" kata Gulf melihat kuburan anaknya sebelum pergi bergandengan tangan dengan Mew dan putrinya di peluk Mew meninggalkan kuburan anaknya.

     "Bye...bye kakak, Angel sayang kakak setiap hari Angel selalu berdoa kepada Tuhan untuk kakak. Angel senang punya kakak Axel, maaf karena menyelamatkan Angel kakak harus pergi meninggalkan Daddy dan papa. I love kak Axel." ujar Angel yang tengah menangis.

     Mendengar perkataan putrinya membuat Gulf menoleh kearahnya," sayang kamu tidak salah ok? Hanya saja kakakmu ingin kamu hidup di antara daddy dan papa. Ingat kata papa kalo Angel nangis lagi Axel akan marah, dan tidak mau bertemu dengan Angel lagi." ujar Gulf sambil menyeka air mata Angel.

     Tanpa menyadari seorang anak kecil yang tidak terlihat, berdiri di sebelah kuburan tersebut dan menatap kedua orang tuanya dan adik kecilnya yang masih bersama setelah sekian lama dengan perasaan bahagia.

----------------------------

     "Phi meeting jam 3 sore ini, lalu besok pagi ada pertemuan dengan rekanan di Jepang," kata Gulf sambil membacakan jadwalnya seperti biasa.
 
     Ya, Gulf menjadi asisten Mew di kantor. Setelah Angel beranjak masuk Sekolah Dasar, Gulf memutuskan untuk bekerja di kantor suaminya, karena kalau hanya berdiam diri di rumah, itu membuat Gulf bosan setengah mati, terlebih juga Karena Mawin sudah lama tidak bekerja di sini katanya ia ingin menghabiskan hidup bersama dengan istrinya, Mew juga membantu mawin dengan memberi pemasukan dana di perusahaan yang tidak terlalu besar itu, Mew melakukan semuanya karena selama ini mawinlah yang selalu menghendel di perusahaan Mew sebelum ia berhenti dan memutuskan untuk membangun perusahaan miliknya. Jadi akhirnya Gulflah yang mendampinginya di kantor.
 
     Karena Gulf pikir selain mawin, hanya dirinyalah saja yang bisa menghadapi dengan segala sifat suaminya itu.
 
     "Phi mendengarkan aku atau tidak?" tanya Gulf sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada saat menyadari ia hanya diam saja menatapku.

     "Kenapa senyum-senyum saja?"
 
     "Hari ini ulang tahun pernikahan kita yang ke-6. Kenapa kita masih harus bekerja? Phi ingin merayakannya berdua denganmu," kata Mew memasang wajah tidak senang.

     Gulf tertawa kecil dan berjalan mendekati suaminya yang menggemaskan ini. Mew memutar kursinya ke samping agar bisa berhadapan dengan Gulf yang berdiri di depannya. Tangannya kemudian terulur dan meraih tangan kiri Gulf. Menggenggam lembut dengan tangan besarnya yang hangat.
 
     "Aku juga ingin merayakannya phi, tapi masih ada yang harus Phi lakukan," kata Gulf sambil mengusap pipi Mew dengan tangannya yang bebas.

Happiness At The End Of The Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang