Happiness At The End Of The Story ~|16|

8.5K 667 14
                                    

     "Apa kabar Mr. Jayden?" ucap pria itu dengan suara bass nya.

     "KAU!!!" Mr.Jayden nampak terkejut melihat siapa yang menyapanya.

     Mr.Jayden kini berada di ruang penahanan bawah tanah entah milik siapa. Namun setelah mengetahuinya ternyata ini milik Mew, saingan bisnis terberatnya. Sebenarnya ia bingung bagaimana ia bisa berada disini padahal tadi dia berada di sebuah acara milik rekan bisnisnya dan saat berpamitan hendak pulang kegelapan sudah menyergapnya.

     "Aku heran ternyata kelicikanmu tidak berubah! Menagih hutang temannya yang mana tidak sesuai dengan perjanjian, lalu mendesaknya dan sebagai gantinya meminta putranya. Sungguh licik, ck...ck..." ucap Mew sambil berdecak.

     "Brengsek KAU Mew!"

     "Sssst....tenanglah Tuan Jayden, jangan seperti ini,okey?"

     "Apa mau mu!"

     "Wow...! Kau bertanya apa mau ku? Aku?"

     "Jawab saja bocah sialan ka-"

     "Ssssttt...Di hadapan bocah tidak boleh mengumpat, tidak baik. Tapi...sayangnya bocah ini berhasil membuat siapapun tunduk dengan sekali ucapan" ucap Mew angkuh.

     "Oke langsung saja kalau begitu. Kau mau pergi dengan rasa hormat mu? Atau pergi dengan tak terhormat? tentukan dengan baik!" Ucap Mew dengan maksud tertentu, setelah itu ia pergi meninggalkannya dengan yang masih mengumpat dan memberontak meski sayang semua akan sia-sia, karena disana ada beberapa pengawal Mew yang khusus untuk menjaganya dan siap menyiksanya jika ia nekat.

----------------------------

     "Bagaimana? Apakah pesta dan segala sesuatunya sudah siap?" tanya Mew saat ia sampai di sebuah gedung besar nan megah untuk persiapan pernikahannya.

     "Sudah Tuan, sebaiknya anda beristirahat sejenak untuk persiapan besok Tuan" jawab sang asisten, Mawin.

     "Baiklah Mew, aku serahkan mereka padamu" ucap Mew lalu lagi ia pergi begitu saja.

     Kini tujuannya adalah Gulf karena ia butuh sesuatu yang membuatnya segar dan tenang. Pelepasan yang panas.

Gulf Pov~

     Aku tidak mengerti kenapa semua ini bisa terjadi terhadapku, hidupku yang penuh kebahagiaan kini beralih menjadi seperti dineraka yang penuh siksaan. Jujur saja sebenarnya pernikahan ini membuatku terkejut dan syok, karena yang ku tahu aku hanyalah budak untuknya, pemuas nafsu birahi setannya. Tapi kenapa ia tiba-tiba menikahiku dan membantuku juga membantu orang tua ku? Aku sempat bertanya tanya apakah ia mulai bisa mencintaiku? Ataukah ini hanya buaian sesaat yang mana neraka sesungguhnya akan dimulai disana? Aku yakin pernikahan ini hanya status bukan dasar dari rasa cinta baginya.

     Perlahan namun pasti rasa benci itu sedikit berkurang dalam diriku dan perlahan juga rasa cinta itu tumbuh dalam hatiku. Namun aku juga tak banyak berharap padanya takut jika harapanku hanyalah mimpi yg nanti akan menyakitiku sendiri. Andai boleh aku memilih aku lebih baik menikah dengan orang yg mencintaiku dari pada aku yang mencintai.

     Sekarang aku hanya berpasrah diri jika memang dia jodohku maka aku akan ikhlas menerimanya namun jika bukan aku yakin nanti pasti aku akan terlepas dari semua ini.

     "Astaga!!!" aku berjengit kaget saat aku merasakan seseorang memelukku dari belakang. Segera aku melihat dan ternyata itu Mew. Dia menenggelamkan wajahnya di ceruk leherku dengan sesekali menciumnya dan menyesapnya. Aku yakin dia butuh itu sekarang. Selalu seperti ini aku hanyalah boneka pemuas untuknya.

     "Phi...Me...Mew...?"

     "Ssst...diamlah! Aku membutuhkan mu sekarang, mengerti!" ucapnya dengan gigi bergemeletuk.

     Sial! Jika sudah seperti ini bersiap saja aku akan tersiksa. Sebenarnya sudah akhir-akhir ini aku sering merasakan sakit di bagian kepalaku entah pusing mendadak dan kadang mual, hamil? Tidak mungkin karena aku selalu meminum pil dengan teratur lagi pula aku juga sudah mengeceknya dengan test pack yang aku titip ke maidnya tentunya dengan rahasia dan hasilnya negatif semua. Ke Dokter tidak mungkin karena aku selalu dikurung oleh Mew, dan tidak mungkin aku mengatakannya kepada Mew aku gak mau cari mati.

     "Aw!" jeritku saat aku merasakan cubitan kecil di pipiku.

     "Jangan mengabaikanku, Gulf!" ujar Mew sedikit penekanan.

     Aku memang pulang ke rumah orang tuaku dan tinggal disana selama tiga hari dan setelahnya Mew tak membiarkan aku lagi, ia membawa ku ke apartemen miliknya yang mana letaknya tak terlalu jauh dari rumahku. Tiga hari tak menyentuhku membuatku bernafas sejenak namun ia benar-benar melampiaskan semuanya hari dimana aku tinggal bersamanya, setiap hari dan setiap waktu.

---------------------------

     "Sebentar lagi permainan akan dimulai Mew Suppasit Jongcheveevat!!!"

     "Dan kita lihat reaksi mu saat menyaksikannya langsung!"





------------------------

Yang belum vote jangan lupa vote yaa..

Biar author tambah semangat buat update ceritanya...

See u the next chapter 👋🏻

TBC~

Happiness At The End Of The Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang