Extra Part II |A Small Fight|

8.9K 527 32
                                    

Mew Pov'

     Aku menghembuskan napas panjang sambil memijat pelipisku. Menenangkan diriku agar tidak meledak akibat amarah yang susah payah kupendam.
 
     Sabar Mew. Sabar Ya. Kamu harus sabar.
 
     "Huaaaaa, Kak Angel jahaaaatt!!!" teriakan itu membuatku menghampiri anak keduaku yang menangis sambil menendang-nendangkan kaki di lantai karena mainannya yang direbut kakaknya. Untuk kesekian kalinya, Phailyn menangis karena keusilan kakaknya.

     "Daddyyyyyy!!!"
 
     "Angel Sayang, kembalikan mainan adikmu naa!" ucapku pada Angel yang menyembunyikan mainan milik Phailyn dengan santai. Tidak memperdulikan tangisan adiknya yang meminta mainannya.

     "Angel, kamu dengar ucapan Dadddy?"
 
     Angel menatap sinis dan kemudian mengembalikan mainan yang di sembunyi di belakang lemari, tanpa mau menatap adiknya yang masih sesenggukkan.

     "Kamu tadi merebut dan menyembunyikan mainan adikmu, kamu harusnya bilang apa, Sayang?" tanyaku saat Phailyn sudah berhenti menangis dan mengambil mainan di tangan kakaknya.
 
     "Maaf." Jawabnya sambil mengerucutkan bibir. Terlihat sedih entah karena aku tegur atau menyesal membuat adiknya nangis.

     "Maaf, Phai!"
 
     Phailyn tidak menjawab karena sudah sibuk dengan mainannya. Aku pun menepuk pelan punggungnya yang membuat dia berhenti bermain. Menatapku dengan mata bulatnya, mata yang sama persis dengan milik Gulf.
 
     "Kak Angel minta maaf sama kamu."
 
     "Iya, Kak."
 
     Angel kemudian bergerak memeluk Phailyn dan adiknya pun balas memeluknya. Aku tersenyum dan menghela napas panjang. Untuk hari ini, aku rasa mereka tidak akan bertengkar lagi.
 
     "Lain kali Phailyn jangan sembarangan masuk kamar kak Angel. Ok?." ujar Angel dan hanya di Anggukin adiknya.

     Aku tahu sejak Angel sudah masuk Senior High school. Angel terlalu sensitif terutama jika ada yang masuk ke kamarnya tanpa seijin darinya. Entah itu Aku, Gulf ataupun Adiknya. Angel selalu memperingati buat nggak masuk sembarangan ke kamarnya jika dia sedang tidak ada.

     Dan karena Phailyn sekarang sudah berusia 3 tahun dan ajaibnya phailyn tidak seperti anak-anak di usianya yang biasanya berbicara tidak begitu jelas. Tetapi Phailyn bahkan bisa berbicara lebih jelas. Begitu ajaib bukan?!

     Phailyn sering kena omelan dari kakaknya karena sering ke kamar Angel dan mengobrak-abrik, bahkan sampai memecahkan parfum kesayangan Angel yang dia beli ketika di paris. Angel bahkan sampai menghukum Phailyn di taman belakang , di jemur di tengah terik matahari dengan mengangkat kedua tangan ke atas. Sambil menyebutkan kesalahannya sebanyak 10 kali.

     Angel tidak memperdulikan tangisan adiknya dia malah menegur phailyn jika menangis terus hukuman akan di tambah 2 kali lipat. Aku dan Gulf bukan tidak ingin menegur Angel yang sudah keterlaluan, tapi aku tahu Angel sangat menyangi phailyn. Angel hanya ingin phailyn menjadi orang yang bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya. Dan hukuman itu hanya berlangsung 10 menit.

     Awalnya aku sempat khawatir melihat phailyn yang dihukum oleh Angel. Tetapi Gulf mengatakan padaku biarkan Angel yang mengurusnya, Angel sudah besar dan dia tahu apa yang harus dia lakukan.

     Ketika hukuman itu berakhir. Angel menggandeng tangan phailyn masuk ke dalam dan betapa terkejutnya aku melihat badan phailyn yang menjadi belang-belang layaknya zebra, aku ingin tertawa tetapi juga merasa kasihan melihat wajah phailyn yang memerah akibat sengatan terik matahari

     Sejak saat itu phailyn kapok dan tidak lagi ke kamar Angel sembarangan. Kecuali ketika Angel menyuruh phailyn mengambil sesuatu di dalam kamarnya.
.

.

.

.

.

Happiness At The End Of The Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang