Hari ini aku tengah bersiap untuk pulang kerumah asalku bersama Mew pastinya, dan itu hanya pertemuan melepas rindu tak lebih. Setelah itu aku kembali menjadi tahanannya.
"Sudah kau masukkan semua barangnya kedalam koper?" tanya Mew pada ku.
"Iya...sudah semua" jawabku.
"Tul masukkan koper itu kedalam mobil dan bergegaslah" titah Mew pada Tul.
"Baik Tuan" jawabnya langsung melaksanakan tugasnya.
"Ayo masuk!" ucapnya padaku.
Aku mengangguk dan masuk kedalam mobil bagian penumpang lalu disusul oleh Mew yang duduk disampingku. Jantungku kembali berdetak lebih cepat dan itu selalu karena Mew. Aku sudah mengerti mengapa semua ini bisa terjadi dan aku harus bisa menepis rasa itu agar aku tak merasakan rasa sakitnya disaat nanti aku dicampakkan.
"Tidurlah dulu, perjalanan masih cukup panjang untuk menuju bandara" ucapnya.Aku mengangguk dan mencoba memejamkan mataku bersandar pada pintu jendela mobil namun tak ku duga ia meraihku dan merebahkan kepala ku tepat didadanya untuk bersandar dan terlelap disana, entah ini nyata atau halusinasi karena aku juga merasakan detak jantungnya seolah berdetak cepat sama sepertiku.
"phi...-"
"Ssstttt....biarkan seperti ini dan tidurlah"
"hmm" gumamku dan memejamkan mataku, detak jantungnya seolah menjadi lagu penghantar tidurku hingga aku terlelap.
Mew pov~
Aku menghela nafas untuk menormalkan detak jantungku yang tak beraturan dan ini sudah terjadi cukup lama namun aku selalu menghapusnya, dan entah mengapa kali ini jantung ini berdetak sepuluh kali lebih cepat dari biasanya. Meski berulang kali aku menghela nafas untuk menormalkannya namun tetap saja jantung ini tak bisa berdetak normal.Apa aku terkena serangan jantung? fikirku. Tapi tidak mungkin minggu lalu aku memeriksakannya ke dokter spesialis jantung dan jantungku normal juga sehat. Dokter juga sempat mengatakan hal yang tak terduga namun itu tidak mungkin.
"Apakah ada seseorang yang mengganggu fikiranmu? "Dokter itu bertanya
"Iya...Dia pria manis yang selalu membuat darahku mendidih dan membeku disaat bersamaan." Jawabku jujur.
"Aku rasa kau jatuh cinta padanya, karena jantungmu sangat sehat dan normal"
Ucapan Dokter itu masih saja menghantuiku, tidak mungkin hal itu terjadi bahkan untuk mengingat perasaan seperti itu sudah lupa rasanya untukku. Itu tidak mungkin.
"Tuan sudah sampai bandara" ucapan Tul seketika membuyarkan lamunanku.
"Baiklah! Turunkan barang barangnya"
"Baik Tuan"
Aku menunduk untuk membangunkan Gulf namun sesaat aku tertegun ketika mataku menangkap sosok indah dan menakjubkan dihadapanku. Pria yang bahkan belum genap 20 tahun sudah menyita emosiku dan kendali diriku.Gulf sungguh sangat mengagumkan saat tertidur, wajah polos dan tenang mengundangku untuk memeluk tubuhnya erat dan membenamkan Gulf dalam dalam di dekapanku.
Astaga! Apa yang aku fikirkan!
"Gulf bangunlah kita sudah sampai bandara" ucapku membangunkan Gulf yang masih tidur nyaman didadaku. Astaga rasanya benar-benar tak nyaman saat jantung ini berdetak seperti ini.
"Gulf, bangunlah kita harus bergegas jika tak ingin tertinggal oleh pesawat" ucapku lagi sambil menepuk-nepuk pelan pipinya.
Gulf menggeliat namun bukan untuk bangun, ia malah mengeratkan pelukannya dan semakin menyerukkan wajahnya kedalam dadaku. Ini benar-benar menggangguku, shit!!!
"Gulf! Kalau kau tak bangun sekarang aku akan menyetubuhi sekarang juga!" ancamku dan berhasil, saat itu pula ia membuka matanya dan mengerucutkan bibirnya. Sungguh ini sangat menggemaskan rasanya aku ingin melumat bibirnya dengan puas.
"Berhenti bersikap konyol atau kau mau kembali ke rumah tanpa bertemu sama sekali dengan orang tua mu!" ucapku sedikit tegas."Baiklah...maaf" ucapnya lirih. Aku menghela nafas kembali mencoba menetralkan detak jantungku. Kami bersiap masuk ke bandara dan bergegas naik pesawat untuk mengunjungi orang tua Gulf. Sisanya biar aku bereskan nanti.
-------------------------
Saat ini Gulf dan Mew sudah sampai didepan rumahnya Gulf, jujur rumahnya memang bagus dan mewah namun tak semewah rumah Mew bahkan mansion Mew.
"Tuan Gulf!" panggil wanita paruh baya, dia adalah asisten rumah tangga disini.
"Hai way..." sapa Gulf. Mew hanya menatap diam dua wanita beda generasi itu.
"Ya ampun tuan , tuan tau gak Nyonya dan Tuan kualahan nyariin Tuan Gulf bahkan Tuan Nat juga ikut mencari tapi Tuan Gulf seolah hilang ditelan bumi." ucap wanita yang dipanggil bibi way itu oleh Gulf.
"Seriusan bi? Mama dan Papa cariin aku?! Sejak kapan, kok tumben!" ucap Gulf seolah tak percaya dengan ucapan bi way.
"Seriusan Tuan. Eh itu siapa?" tanya bi way dengan melirik kearah Mew.
"Ah iya aku lupa, bi dia Mew dia-"
"Kenalkan saya tunangan Gulf, calon suaminya lebih tepatnya" ucap Mew dengan nada dingin.
"Baiklah Tuan silahkan masuk Nyonya dan Tuan pasti sudah menunggu" ucapnya.
Mereka masuk bersamaan kedalam rumah Gulf, sebenarnya rumah Gulf cukup menarik tatanan dan dekorasinya benar-benar rapi dan nyaman, di tambah nuansa Thailand yang begitu kental.
"Kau pulang?!" suara lembut wanita sekitar 40an datang menghampiri Mew dan Gulf, dia adalah ibu Gulf.
"Mama....i miss u so much" ucap Gulf lalu menghambur memeluk ibunya.
"Miss u too...kau sudah bosan kabur?" tanya mamanya dengan membalas pelukannya.
"Maaf ma..." ucap Gulf lirih.
"Sudahlah lupakan yang penting kau sudah pulang, sebentar lagi papa akan pulang. Oh iya dia siapa?" tanya mamanya Gulf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness At The End Of The Story (END)
Romance"Kamu yang memulai permainan ini jadi kamu harus menerima semuanya, termasuk kosenkuesinya". Bukankah itu cukup adil~ . . . "BAWASANNYA CINTA DATANG TANPA KITA SADARI, ENTAH PADA SIAPA DIA BERLABU, MENGIKUTI ARAH LAYAR HATI UNTUK MENETAP". A...