Moonstone baru saja terkena serangan mendadak dari pihak lawan, Zalabus. Pria yang dulunya pernah menjadi murid di Moonstone namun berkhianat dan mendirikan pasukan sendiri yang melawan kepala sekolah Moonstone, Yunho. Banyak menara sekolah yang hancur, dan yang paling parah adalah asrama wanita, yaitu gedung Rosemary yang hampir 50% rata ke atas tanah sehingga pembangunan ulang harus dilakukan secara total dari 0.
Dengan hal tersebut, pengalokasian para siswi perempuan terpaksa dilakukan dengan cara meminta asrama pria, gedung War Horse, untuk memberi ruang dimana mereka bisa berdampingan untuk sementara waktu sampai asrama wanita bisa kembali dioperasikan. Di asrama wanita, terdapat 9 wanita yang menjadi garda depan Moonstone, dijuluki dengan The Phoenix.
Alasan mengapa nama tersebut disematkan kepada mereka, karena mereka ber-9 adalah 9 wanita dari 9 keluarga berbeda yang memiliki keturunan darah murni keluarga Wolfegg dimana lambang keturunan mereka adalah burung Phoenix. Dan dari semua keturunan yang ada, hanya beberapa dari mereka yang benar-benar bisa be-reinkarnasi menjadi burung Phoenix seutuhnya dikemudian hari. Yaitu mereka.
Dan ketika mereka marah atau sedang dalam mode tempur, mereka bisa mengeluarkan sayap phoenix mereka dan bisa terbang selayaknya burung pada umumnya. Ingat, ini bukan dunia kita, itu dunia mereka. Sehingga semua yang terjadi disini, tidak akan masuk ke dalam logika kita yang hanya manusia biasa.
...
Seluruh murid Moonstone kembali dengan sukarela untuk membangun sekolah mereka yang hancur lebur. Mereka bergotong royong memastikan kastil mereka kembali utuh dan lebih kokoh dari sebelumnya, seperti sekarang ini. Wendy, Rose, Jennie dan Seulgi sedang membangun menara astronomi. Menara paling tinggi yang atapnya benar-benar hilang dan tidak ada pelindung apapun."Kenapa kita yang naik ke atas sini? Banyak murid pria kenapa kita yang ditugaskan kesini? Ck!" Keluh Jennie sembari menata batu yang akan menjadi dinding baru bagi menara astronomi dengan asal dan tidak niat. "Bersemangatlah Jennie. Bukankah ini tempat favoritmu ketika 'bersembunyi' dengan para pria yang menggilaimu?" Ucap Rose menekan kata 'bersembunyi' dengan makna lain yang berbau intim. Jennie melempar kerikil ke arah sahabatnya tersebut sambil tersenyum salah tingkah ketika aib nya dibuka terang-terangan.
"Kurang ajar kau memang. Tutup mulutmu!" Ucap Jennie mengancam yang hanya dijawab dengan kedua tangan diudara oleh Rose pertanda minta ampun. "Berhentilah main-main~ langit sudah menggelap dan sebentar lagi hujan." Seulgi mengingatkan sambil tersenyum usai tertawa melihat interaksi mereka berdua.
"Kalau begitu kita bangun dulu saja atapnya." Ucap Wendy menatap ke atas sedikit khawatir karena sepertinya hujan yang akan turun sore itu bukanlah hujan yang 'bersahabat'. Ia khawatir air yang turun malah makin merusak isi dari menara. "Kau tidak akan nekat memanjat keatas dan membangun atapnya kan Wendy Sohn?" Tanya Rose memastikan saran gila sahabatnya untuk membangun atap tersebut dimana hari sudah mulai malam, belum lagi mendung.
Wendy tiba-tiba mengeluarkan tongkatnya dengan cengiran jahilnya. "Oh! Oh! Ms. Sohn, mohon maaf memotong idemu, tapi benda tersebut tidak seharusnya dikeluarkan disaat tidak genting. Jadi mohon kembalikan kembali ke tempatnya." Ucap Jennie wanti-wanti sambil memundurkan tubuhnya berhati-hati dengan benda yang Wendy pegang saat ini.
Wendy mendecak sebal dan menghela nafas. "Ini keadaan genting Jen! Lihat sekelilingmu. Menara ini menuju tepat ke lorong menuju dining hall (tempat makan para murid), juga lorong dimana tempat para murid lewat untuk ketika akan masuk kelas atau ke asrama. Hujan ini tidak akan sedikit, lihat langitnya." Ucap Wendy menatap langit yang benar-benar abu gelap saat ini.
Jennie hanya bisa memejamkan matanya sembari mengerang kesal. Ia tidak ada pilihan lain saat ini. "Y-Ya sudah! Tapi janji untuk tidak menggunakan tongkat itu untuk hal yang lain! Aku tidak mau kembali ke ruangan Mr. Lay!" Keluh Jennie mengenai guru tampan namun terkenal galak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EARLY MARRIAGE✔️
Fanfiction[Wendy/Jaehyun] - "Halo mama, kalo papa, kami adalah anakmu dari masa depan." Keadaan aneh dimana Wendy dan Jaehyun, selaku murid di sekolah sihir, The Moonstone, dipanggil oleh kepala sekolah karena ada 2 anak (perempuan dan laki-laki) yang menga...