Chapter VII

1.6K 273 21
                                    

"Lami, Jeno." Wendy berjongkok dihadapan kedua anak tersebut. "Aku dan Jaehyun harus sekolah. Kami berdua harus melakukan banyak hal hari ini dan baru bisa kembali nanti malam." Ucap Wendy. Mereka berdua merengut.

"Apa kami akan berdua saja seharian ini?" Tanya Lami dengan sedih. Wendy menatap Lami khawatir lalu menoleh ke arah Jaehyun yang menatap kedua anak itu bingung. "Akan kami usahakan untuk kembali di sela-sela waktu, tapi kami tidak bisa berjanji. Makanan sudah disiapkan dan akan hangat dengan sendirinya di waktu makan." Jelas Jaehyun.

"Jangan lewati pintu itu karena diluar sana berbahaya. Kalian dengar sendiri dari Mr. Yunho waktu itu kan? Kalian tidak boleh diketahui oleh siapapun. Dan kalian tau betul alasannya kenapa. Janji akan menjadi anak yang baik?" Tanya Wendy dengan lembut. Jeno dan Lami mengangguk lemah seperti tidak rela.

Wendy berdiri dan bersiap untuk memulai harinya begitupun Jaehyun. Mereka sudah berjalan menuju pintu keluar, namun terhenti oleh suara Lami.

"B-Biasanya papa mencium kedua pipiku dan juga kening Jeno sebelum berangkat kerja..." Ucap Lami sedih. Tubuh Jaehyun menegang mendengar kalimat tersebut. Ia memutarkan tubuhnya dan menatap Jeno juga Lami dengan canggung. Wendy melirik Jaehyun dengan tidak nyaman dan hanya terdiam tidak mencoba membantu Jaehyun untuk keluar dari situasi canggung tersebut.

Mereka hanya saling bertatap dari 2 sisi yang berbeda dengan hening. "Lami, itu kan di masa depan. Di masa ini papa belum punya kebiasaan itu." Ucap Jeno memberikan pengertian kepada adiknya dengan bijak. Wendy masih terdiam menunggu Jaehyun melakukan sesuatu karena Lami sudah bersiap untuk menangis.

"A-Anu-"

Wendy berjalan cepat ke arah Lami dan Jeno lalu berjongkok kembali agar pandangan mereka sejajar. "Kalau aku yang cium? Apa kalian keberatan?" Tanya Wendy sambil tersenyum. Lami dan Jeno menggelengkan kepala mereka.

Wendy mendekat ke wajah Lami lalu mengecup kedua pipi Lami, berpindah ke Jeno lalu menarik kepalanya supaya ia bisa mencium keningnya. "Kami berangkat." Ucap Wendy sebelum kembali berjalan ke arah pintu kamar. "Dasar manusia tak berguna." Umpat Wendy sambil melewati Jaehyun yang hanya bisa membuka kedua tangannya dengan wajah tak habis pikir.

"What? Apa salahku disini? Katakan padaku! Hey!" Jaehyun menyusul Wendy lalu menutup pintu paviliun tidak lupa menguncinya dengan mantra. Lami dan Jeno hanya bisa terkekeh melihat interaksi kedua orang tuanya di masa muda mereka.

"Benar kata nenek dan kakek, mama dan papa memang bermusuhan ketika mereka muda." Ucap Jeno tersenyum penuh kasih sayang.

...

"Apa salahku tadi!?" Tanya Jaehyun tak terima karena disebut 'manusia tak berguna' oleh Wendy dengan penuh penekanan ditiap katanya. "Pakai otakmu dan pikirkan ulang Jaehyun. Aku tidak mau berdebat denganmu saat ini." Jawab Wendy masih terus berjalan cepat dengan kesal.

"Aku hanya bingung apa yang harus aku lakukan! Jelas-jelas aku tidak pernah melakukan rutinitas itu dan kau tidak bisa marah karena itu!" Jaehyun masih tidak terima. "Terserahmu." Jawab Wendy tidak peduli dan masih berjalan cepat.

"Hei hei! Berhenti dulu dan jelaskan kenapa kau mengatakan aku manusia tidak berguna!? Aku benar-benar tidak terima." Jaehyun menghadang Wendy dan menghentikan langkah cepat wanita yang kini enggan melihat wajahnya itu. "Jaehyun, anak-anak itu bukanlah robot atau makhluk ciptaan sihir. Apa kau sadar bahwa dari kemarin kau berinteraksi dengan anak manusia dan bukan boneka?" Tanya Wendy berusaha menahan emosi nya.

"Tentu saja! Lalu apa hubungannya dengan kau yang mengatakan bahwa aku tidak berguna!?" Jaehyun bertanya. "YA KARENA MEREKA ANAK MANUSIA, SEMUA YANG MEREKA RASAKAN ITU NYATA JUNG JAEHYUN! KAU MEMPERLAKUKAN MEREKA SEOLAH-OLAH MEREKA ADALAH BAYANGAN HALUSINASI BELAKA!" Wendy meledak dan berteriak di wajah Jaehyun.

THE EARLY MARRIAGE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang