Chapter XVIII

1.4K 249 9
                                    

"Yeri-ah!" Panggil Jaehyun kepada adik bungsunya yang baru saja keluar dari dining hall bersama teman-temannya. "HAI JAEHYUN!" Sapa Yeri dengan ceria sambil berlari ke arahnya. Jaehyun menoyor kening Yeri dengan gemas, "Mana sopan santunmu? Memanggil namaku tanpa panggilan kakak!" Omel Jaehyun.

"Maaf sebesar-besarnya pak menteri..." Yeri kembali bergurau sambil merunduk dalam ke arah Jaehyun yang kini menahan diri untuk tidak mengapit kepalanya di ketiaknya. "Ini serius! Apa kau ada kelas setelah makan siang?" Tanya Jaehyun.

"Ada. Tapi bukan kelas intensif, hanya jadwal untuk menyiram tanaman yang sedang aku teliti untuk tugas bersama Koeun. Kenapa?" Tanya Yeri penasaran. "Bagus. Kalau begitu ikut denganku ke kantor kepala sekolah sekarang." Jaehyun menarik tangan Yeri.

"A-APA!? KENAPA AKU HARUS KE KANTOR KEPALA SEKOLAH!? APA SALAHKU!? APA AKU MELAKUKAN SESUATU!?" Yeri berteriak panik. "Iya. Kau banyak bicara jadi kau dihukum." Jawab Jaehyun tak acuh sambil terus menarik Yeri ke arah kantor Yunho.

"PELANGGARAN MACAM APA ITU!? AKU BANYAK BICARA KARENA AKU HIDUP OPPA! TIDAK ADA YANG SALAH DENGAN ITU!" Yeri makin berteriak tidak terima ketika tubuhnya diseret dengan tidak elit dihadapan banyak siswa yang menatap mereka aneh.

...

BRAK!

Pintu ruang kepala sekolah terbuka dengan tidak santai kemudian menunjukan Jaehyun yang sedang menjinjing kerah belakang kemeja Yeri. Wendy hanya bisa memijat keningnya jengah melihat interaksi 'normal' yang sekarang ia saksikan. Sedangkan Yunho menatap mereka berdua bingung.

"Silahkan masuk, Tuan Jaehyun, Nona Yeri." Ucap Yunho ragu. "Ish! Lepaskan aku!" Yeri melepaskan dirinya dari Jaehyun dengan sangat kesal namun wajahnya langsung terbelalak ketika melihat ada dua anak yang sangat familiar di ingatannya.

"Y-YA TUHAN, APA AKU BERMIMPI?" Tanya Yeri kepada Yunho dan Wendy. "Hohoho! Aunty Yeri!" Sapa Lami dengan ceria dan langsung menubruk tubuh Yeri yang kini masih mematung dan bingung dengan semua ini. Wendy dan Jaehyun berusaha menahan tawa menunggu reaksi apa yang akan Yeri berikan.

"K-KAU MENGENALKU!?" Tanya Yeri pada Lami terkejut. Lami melepaskan pelukannya lalu mengangguk semangat. "Tentu saja! Kan kau lahir duluan aunty." Jawab Lami dengan polosnya yang kini membuat Wendy tertawa. "Memang bodoh anak itu. Kau bodoh aunty Yeri." Ucap Jaehyun tak habis pikir dengan pertanyaan yang Yeri lontarkan.

"I-Iya maaf, maksudku- ohhhhh tidak bisa. Sekarang kalian berdua duduk disana dan jelaskan kepadaku apa yang terjadi! Dan, selamat siang Mr. Yunho. Maaf sikapku tidak sopan sedari awal datang dan lupa untuk menyapamu secara formal." Yeri merunduk dalam-dalam ke arah kepala sekolah yang kini hanya tertawa menganggukan kepalanya.

...

Jaehyun dan Wendy menceritakan semuanya dibantu oleh Yunho sebagai saksi resmi dan satu-satunya yang mereka punya mengenai keberadaan Jeno dan Lami. Yeri menutup mulutnya menahan teriak bahagia sambil tak henti-hentinya mengusap kepala Jeno dan Lami sedari tadi.

"Hai... kalian adalah keponakanku dimasa depan..." Sapa Yeri masih tak percaya bahwa ia menyentuh seseorang yang belum lahir di masanya saat ini. "Oke, karena mereka adalah keponakanku, itu artinya kalian suatu saat nanti akan membuat mereka bukan?" Tanya Yeri dengan frontal dan santainya. Wendy menepuk belakang kepala Yeri. "Heh!" Omelnya.

"Oh iya maaf lupa... maaf Mr. Yunho..." Yeri lupa kalau ada orang lain di ruangan ini selain kedua kakaknya. "Apa lambang lotus kalian memudar?" Tanya Yunho. Wendy dan Jaehyun sama-sama mengecek lambang tersebut dan menjawab, "Tidak sir. Masih tetap sama." Jawab Jaehyun.

"Kalian masih belum berteman?" Tanya Yunho. "Mereka sudah menjadi sepasang kekasih sir." Jawab Yeri lagi-lagi dengan santainya. "Aku memang tidak bisa membawamu kemari dengan damai ya Jung Yerim." Desis Jaehyun.

THE EARLY MARRIAGE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang