"Bagaimana keadaannya?" Tanya Jaehyun kepada Ms. Seunghee, kepala departemen kesehatan di Moonstone. "Dia baik-baik saja Tuan Jaehyun. Hanya butuh istirahat yang sangat banyak juga jeda dari penggunaan sihir selama 2 minggu. Bed-rest itu wajib. Selebihnya tidak ada luka ataupun cedera yang berarti." Jawabnya.
Jaehyun menghela nafas lega. Teman-teman Jaehyun tidak mengetahui apapun mengenai makna dari lambang lotus yang ada di lengan kiri Jaehyun, sehingga mereka tidak paham alasan sebenarnya kenapa Jaehyun sangat mengkhawatirkan Wendy saat ini.
...
Wendy terlelap dengan wajah yang sangat kelelahan. Ia meringkuk mengenakan pakaian pasien berwarna putih bersih yang sedikit kebesaran di tubuh mungilnya, lalu tangan kanan yang dipasang selang infus untuk mempercepat pemulihan kondisinya yang cukup kritis.
"Apa kau akan menunggu disini?" Tanya Irene kepada Jaehyun. Mereka (The Phoenix) menatap Jaehyun dengan sangat tegas dalam hal ini. Jaehyun menganggukan kepalanya. Irene masih terdiam sebelum tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan Jaehyun dengan teman-temannya di Royal Adelaide.
"Apa itu tadi? Mereka baru saja menatapmu dengan sangat keras Jaehyun!" Tanya Johnny. Jaehyun hanya bisa menghela nafas. "Kalian kembalilah. Aku akan menunggu disini." Jaehyun mengusir teman-temannya.
Jaehyun menoleh menatap Wendy yang masih terlelap lalu berjalan pelan ke arah kasur, dan duduk di kursi yang disediakan disana. Jaehyun menyingkap lengan kemeja hitam yang ia kenakan dan kembali menatap lekat-lekat lambang lotus tersebut.
"Lambang lotus sialan." Desis Jaehyun merunduk frustasi memikirkan semua yang terjadi. "Berhenti berpikir Jaehyun. Berisik sekali..." Keluh Wendy dengan mata yang masih terpejam. "O-Oh, ya maaf." Jawab Jaehyun sedikit tersentak, tidak mengira Wendy belum terlelap.
Wendy membuka matanya lemah dengan posisi tidur miring menghadap Jaehyun yang duduk tak jauh dari kasurnya. "Kenapa kau disini?" Tanya Wendy. Jaehyun menatap Wendy lalu kembali merunduk. "E-Entahlah...." Jawabnya gagap. Wendy menghela nafas.
"Kenapa aku jadi bisa mendengar isi pikiranmu... apa kau juga bisa mendengar isi pikiranku?" Tanya Wendy. Jaehyun menganggukan kepalanya kaku. "A-Apa kau bisa merasakan apa yang tubuhku rasakan?" Tanya Jaehyun. Wendy terdiam terlihat berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya tidak. Apa kau bisa merasakan apa yang tubuhku rasakan?" Wendy bertanya.
Jaehyun kembali mengangguk.
"Sekarang? Bahkan sedang tidak melakukan channeling?" Tanya Wendy terkejut.
Jaehyun mengangguk untuk kesekian kalinya.
"Mungkin kau harus kembali ke asrama mengingat.... ya aku bisa merasakan tubuhku yang begini kacaunya. Jika kau bisa merasakannya, itu artinya dirimu juga merasakan kacau pada tubuhmu." Usul Wendy. Jaehyun menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa. Lagipula yang aku rasakan itu tidak 100%, aku seperti merasakan setengah dari apa yang kau rasakan." Jawab Jaehyun masih enggan untuk pergi.
Setelah itu hening menyelimuti mereka berdua. Semua kondisi ini menyulitkan mereka untuk tidak berinteraksi, mengingat mereka berdua tidak pernah berinteraksi sebanyak ini sebelumnya, wajar saja tidak ada topik yang bisa dibicarakan. Saling sapa saja tidak pernah.
"Tidurlah." Perintah Jaehyun. Wendy langsung memutar tubuhnya membelakangi Jaehyun dan terlelap.
...
Jaehyun tiba-tiba berada disebuah rumah yang begitu asing baginya Ia melihat ke sekelilingnya yang begitu gelap dan pengap. Satu-satunya cahaya yang masuk adalah cahaya bulan dari beberapa celah ventilasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE EARLY MARRIAGE✔️
Fanfiction[Wendy/Jaehyun] - "Halo mama, kalo papa, kami adalah anakmu dari masa depan." Keadaan aneh dimana Wendy dan Jaehyun, selaku murid di sekolah sihir, The Moonstone, dipanggil oleh kepala sekolah karena ada 2 anak (perempuan dan laki-laki) yang menga...