Chapter XXXIII

1.2K 218 29
                                    

Jeno dan Lami terdiam di ruang keluarga bersama BoA memainkan boardgame anak-anak yang baru saja BoA beli. BoA menatap Jeno dan Lami yang tiba-tiba terdiam ketika memainkan mainannya.

"Detak jantung kami sudah terdengar di perut mama...." Ucap Jeno lirih lalu menatap BoA yang menatap mereka berdua sendu namun tersenyum mencoba untuk tidak menunjukan kesedihan. "Kalian pasti sudah dipanggil untuk kembali oleh dewa ya?" Tanya BoA lembut.

Jeno dan Lami menganggukan kepalanya perlahan.

"Kita tunggu mama dan papa kalian kemari untuk berpamitan ya? Sekarang ayo kita bersiap." Ajak BoA lembut. Mereka berjalan menuju kamar untuk mulai membereskan barang-barang yang nanti akan mereka bawa kembali ke masa depan.

...

Wendy dan Jaehyun pulang bersama seluruh teman-temannya mengingat malam ini berarti menjadi malam terakhir bagi mereka bersama Jeno dan Lami. Yunho ikut pulang bersama mereka untuk mengantar kedua anak itu menuju portal masa depan seperti apa yang selama ini di rencanakan.

"Petra, Melissa." Panggil Jaehyun mencari keberadaan dua anaknya ketika sudah sampai di ruang keluarga. Jeno dan Lami muncul ditemani BoA yang tersenyum kearahnya. "Papa!" Mereka berdua melakukan apa yang biasa mereka lakukan ketika Wendy dan Jaehyun datang,

Memeluk mereka dengan sangat erat setelah menyapa dengan suara lucunya.

"Hai..." Sapa Jaehyun lirih sambil memeluk erat kedua anaknya itu. Jaehyun memberi isyarat kepada mereka berdua untuk memeluk Wendy yang kini berlutut menunggu menerima pelukan hangat dari kedua anaknya itu. "Mama...." Sapa mereka lirih seperti mengerti apa yang Wendy rasakan.

Nafas Wendy mulai tidak teratur ketik ia berusaha keras untuk tidak menangis. Semua usahanya gagal ketika Jeno berbisik, "Mama, sampai bertemu di masa depan ya." Dan itu berhasil membuat Wendy menangis sambil menenggelamkan wajahnya dalam-dalam ke pundak Jeno dan Lami.

Ia enggan melepaskan pelukan tersebut dan terus menangis tertahan karena tidak mau terlalu emosional. Jeno dan Lami tanpa sadar ikut menangis tanpa suara dan tak ada satupun dari mereka yang mau melepaskan pelukannya dari Wendy.

Jeno melepaskan pelukannya lalu menangkup kedua pipi Wendy yang basah dengan kedua tangan mungilnya. "Mama bahkan sangat cantik ketika menangis." Pujinya sambil mengusap air mata di mata Wendy yang makin deras keluar. Wendy akan sangat merindukan pujian-pujian tulus dan hangat yang selalu Jeno lontarkan untuknya dari hari pertama mereka bertemu.

"Kita tidak pergi mama. Kita ada di perut mama sekarang. Kita akan bertemu lagi beberapa tahun ke depan." Kini Lami yang mengusap lembut pipinya berusaha menghilangkan jejak air mata Wendy dengan jari jemari mungilnya yang halus. Wendy menganggukan kepalanya tanpa dapat mengatakan apapun.

Wendy ikut mengusap air mata pada kedua mata Jeno dan Lami bergantian dan memaksakan sebuah senyuman walaupun matanya tetap berurai air mata. "Terima kasih sudah hadir dihidup mama dan papa ya?" Ucap Wendy untuk pertama kalinya mengakui dirinya sendiri sebagai 'mama'.

"Kalian benar-benar alasan kenapa aku dan Jaehyun bisa bersama. Tugas kalian meluruskan benang yang kusut sudah selesai. Maafkan mama dan papa karena selama ini tidak dapat menjaga kalian dengan baik." Ucap Wendy lagi dengan suara bergetar dan terus mengusap air mata yang keluar dari mata Jeno dan Lami.

Wendy berhasil menenangkan dirinya sendiri walaupun kini matanya sangat sembab. "Mama akan melahirkan kalian dengan selamat." Ucap Wendy akhirnya berhasil merelakan Jeno dan Lami kembali.

"Papa akan sangat merindukan pelukan kalian ketika papa pulang sekolah dan berkunjung kemari. Pasti akan sangat sepi tanpa kalian mulai saat ini." Ucap Jaehyun tiba-tiba dengan mata yang memerah akibat menangis dalam diam.

THE EARLY MARRIAGE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang